Calon Presiden (capres) Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 Prabowo Subianto lagi-lagi memuncaki hasil survei sebagai calon kuat Pilpres 2024. Terbaru hasil survei Center for Political Communication Studies (CPCS) yang menunjukkan pandemi virus corona jenis baru penyebab Covid-19 berdampak pada perubahan elektoral Pemilu 2024.
semarak.co -Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta S K mengatakan, Prabowo yang merupakan mantan calon presiden pada Pilpres 2019 masih bertengger di urutan pertama, meskipun mengalami penurunan dari survei yang dirilis CPCS pada Maret 2020.
“Tiga tokoh muncul sebagai kekuatan utama dalam pertarungan memperebutkan posisi calon presiden (capres) 2024, yaitu Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil,” terang Okta dalam rilisnya, di Jakarta, Minggu (12/7/20200).
Elektabilitas Prabowo mencapai 18,4 persen, rinci Okta, turun dari survei sebelumnya sebesar 22,7 persen. Sebaliknya Ganjar dan Kang Emil sama-sama mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Elektabilitas Ganjar naik dari 8,5 persen menjadi 13,5 persen.
Sedangkan Ridwan Kamil naik dari 5,8 persen menjadi 11,3 persen atau hampir dua kali lipat. Demikian pula dengan urutan kedua gubernur tersebut, di mana Ganjar sebelumnya hanya berada di posisi keempat naik menjadi posisi kedua, dan Ridwan Kamil naik dari posisi kelima kini berada di posisi ketiga.
Kenaikan elektabilitas Ganjar dan Kang Emil tidak bisa dilepaskan dari posisi keduanya sebagai kepala daerah kaitannya dengan penanganan pandemi Covid-19 di daerahnya.
Banyak kebijakan yang diserahkan oleh pemerintah pusat kepada daerah dalam pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan upaya lain, seperti pembagian bantuan sosial (bansos) dan penanganan kesehatan.
Hal ini terlihat pula dari kenaikan elektabilitas dua kepala daerah lainnya, yaitu gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Elektabilitas Khofifah mencapai 3,4 persen, naik dari sebelumnya hanya 1,1 persen. Sedangkan Risma naik dari 2,9 persen menjadi 3,3 persen.
Pengecualian hanya dialami Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang turun dari 13,8 persen menjadi 10,6 persen. Demikian pula dengan posisinya yang anjlok dari urutan kedua kini hanya berada di posisi keempat. “Meskipun Anies rutin tampil ke publik selama pandemi, tetapi persepsi yang berkembang ternyata berbanding terbalik,” jelasnya.
Penurunan juga dialami tokoh-tokoh yang tidak menjabat kepala daerah. Sandiaga Uno, mantan calon wakil presiden pasangan Prabowo, merosot dari 12,1 persen menjadi 9,3 persen dan tergeser dari posisi ketiga menjadi urutan kelima.
Demikian pula tokoh-tokoh berlatar belakang menteri dalam kabinet, yaitu Erick Thohir, Mahfud MD, dan Airlangga Hartarto. Erick Thohir (Menteri BUMN) turun dari 4,1 persen menjadi 3,1 persen.
Lantas Mahfud MD (Menko Polhukam) dari 1,6 persen menjadi 1,4 persen, dan Airlangga Hartarto (Menko Perekonomian dan ketua umum Partai Golkar) dari 1,2 persen menjadi 1,0 persen. Lalu ada ketua DPR Puan Maharani yang juga turun dari 3,6 persen menjadi 2,4 persen.
Sedangkan ketua umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono sedikit mengalami kenaikan dari 1,4 persen menjadi 1,8 persen. Lalu mantan Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti, dari sebelumnya 0,6 persen naik menjadi 1,1 persen.
Tokoh-tokoh lain hanya memiliki elektabilitas di bawah 1 persen, dan sisanya tidak tahu/tidak menjawab sebanyak 16,4 persen. Survei CPCS dilakukan pada 21-30 Juni 2020, dengan jumlah responden 1200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia.
Survei dilakukan melalui sambungan telepon terhadap responden yang dipilih secara acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error survei sebesar ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. (net/smr)