Selama PSBB di DKI Jakarta, PAM Jaya Sebut Konsumsi Air Turun

Dirut PAM Jaya Prayitno Bambang Hernowo saat memberi keterangan pada wartawan pada media gathering di Pulau Ayer Kepulauan Seribu, Rabu malam (20/11/2019). Foto: internet

PT Perusahaan Air Minum DKI Jakarta Raya (PAM Jaya) menyebut konsumsi air pipa di DKI Jakarta turun dari ​​​​​20.200 liter menjadi 19.500-19.800 liter per hari selama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebanyak tiga periode per 14 hari.

semarak.co– Direktur Utama PAM Jaya Priyatno Bambang Hernowo menjelaskan, berkurangnya pendistribusian air bersih di masa PSBB karena sejumlah perusahaan dan pelaku industri tidak beroperasi.

Bacaan Lainnya

“Seperti masa normal biasanya kita 20.200 liter, kemarin selama PSBB kita bisa 19.500-19.800 liter,” kata Hernowo dalam diskusi berjudul Syawal Virtual yang diselenggarakan Koordinator Wartawan Balai Kota-DPRD di Jakarta, Rabu (10/6/2020).

Sedangkan ada kenaikan konsumsi air bersih di sektor rumah tangga. Hal itu, kata Hernowo, lantaran pemerintah mengimbau kepada masyarakat untuk tetap di rumah.

“Untuk hotel dan apartemen komposisinya itu berkurang 5,75 persen dari sebelum adanya wabah ini dan itu berpindah ke rumah tangga sederhana dan rumah tangga menengah secara signifikan,” ujar dia.

Ada kecenderungan perpindahan konsumsi air bersih, ulas Hernowo, dari sektor komersil ke rumah tangga karena adanya arahan pemerintah untuk tetap di rumah dan bekerja di rumah atau work from home (WFH).

Saat PSBB masa transisi atau periode keempat PSBB, Hernowo menyebut, PAM JAYA akan ada menambah distribusi air bersih karena banyak perusahaan atau fasilitas publik yang membutuhkan tempat cuci tangan. Perkantoran di Jakarta sudah mulai buka kembali di masa transisi.

Perusahaan pelat merah milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta ini juga membuat wastafel portable di lebih dari 100 lokasi di Jakarta untuk kebutuhan masyarakat mencuci tangan. Hal itu untuk menjalankan protokol kesehatan dalam pencegahan penularan wabah virus corona jenis baru penyebab Covid-19.

Air bersih saat ini sangat dibutuhkan untuk penangan Covid-19, lanjut dia, dan air sebagai pengganti vaksin Covid-19 yang hingga kini belum ditemukan. “Akses air bersih kita menjadi syarat melawan u penyebaran wabah,” imbuhnya.

Karena ketika vaksin belum ada, kata Hernomo, perilaku hidup bersih dan sehat itulah kemudian yang jadi kuncinya. “Kami bersyukur bisa terus ikut menjaga ketersediaan air bersih bagi warga Jakarta,” tutupnya. (net/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *