BNI Syariah berusaha meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah. Hal ini dilakukan dengan pengembangan digital dan industri 4.0. Saat ini angka literasi dan inklusi keuangan syariah masih cukup rendah.
Berdasarkan data survey nasional Otoritas Jasa Keuangan (OJK), literasi keuangan syariah hanya 8% atau lebih rendah dibandingkan literasi keuangan konvensional 30%. Selain itu, untuk inklusi keuangan syariah baru sebesar 11%, lebih rendah dibandingkan dengan inklusi keuangan konvensional yaitu 68%.
Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengatakan, angka literasi dan inklusi keuangan syariah yang rendah ini seakan menjadi paradoks. Hal ini karena Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia.
Seiring dengan angka literasi dan inklusi dalam negeri yang rendah, Indonesia hanya menempati posisi ke-sepuluh dalam pangsa pasar Islamic finance di dunia (Sumber: IFSI Stability Report, IFSB 2017).
“Dengan adanya industri 4.0 dan potensi industri halal yang masih belum banyak berkembang diharapkan bisa meningkatkan literasi dan inklusi industri keuangan syariah,” kata Firman dalam pidatonya di kuliah umum di Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, seperti dirilis Humas BNI Syariah, Kamis (28/3).
Selain kuliah umum di UM Surabaya, BNI Syariah juga melakukan perjanjian kerja sama dengan UM Surabaya terkait produk dan jasa layanan perbankan, yaitu bisnis pembiayaan.
Perjanjian kerjasama ini ditandatangani Pemimpin BNI Syariah Wilayah Timur, Imam Hidayat Sunarto dan Rektor UM Surabaya, Sukadiono di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Rabu (27/3).
Imam Hidayat Sunarto mengatakan perjanjian kerjasama ini terkait dengan fasilitas pembiayaan BNI Fleksi iB Hasanah untuk karyawan dan dosen UM Muhammadiyah Surabaya.
Potensi bisnis pembiyaaan di Universitas Muhammadiyah Surabaya ini cukup besar. Sampai saat ini, jumlah karyawan dan dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya masing-masing sebanyak 143 dan 294 orang.
Per 2018, BNI Syariah tercatat telah menyalurkan pembiayaan produktif ke Universitas Muhammadiyah Surabaya sebesar Rp 25 miliar. (lin)