PKS dan NasDem Kompak Bantah Partai Khianat, SBY dan Ketum Demokrat AHY Diminta Tegur Andi Arief

Mardani Ali Sera dalam satu kesempatan. foto: internet

Ketua DPP Partai NasDem Effendi Choirie alias Gus Choi meminta Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegur kadernya Andi Arief.

semarak.co-Gus Choi menyesalkan pernyataan Andi Arief yang menuding ada pengkhianat di internal Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) di pemilihan presiden (Pilpres) pada pemilihan umum (Pemilu) 2024.

Bacaan Lainnya

Dia mengkritik pernyataan Andi soal keberadaan pengkhianat di internal Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Apalagi, tudingan itu dialamatkan kepada NasDem. NasDem tak bakal meninggalkan Anies sebab partainya merupakan partai pertama pengusung Anies sebagai capres.

“Ini pikiran yang kurang waras. Bagaimana NasDem berkhianat kepada Anies dan Koalisi Perubahan. Aneh. NasDemlah yang menjadi inisiator utama,” kata Gus Choi lewat pesan singkat dilansir cnnindonesia.com, Kamis, 24 Agu 2023 06:33 WIB.

Alih-alih dialamatkan kepada NasDem, Gus Choi menilai tudingan itu mestinya lebih tepat dialamatkan ke Demokrat. “Saya setuju pendapat agar SBY dan AHY menegur Andi Arief. Masuk akal dan waras,” kecam Gus Choi dalam pesan singkatnya.

Terutama, kata dia, setelah Partai berlambang bintang Mercy itu melakukan safari politik dengan sejumlah partai di luar Koalisi Perubahan. “Kalau harus berpikiran buruk, justru NasDem yang layak curiga kepada Demokrat ketika dia bersafari ke partai-partai lain yang di luar koalisinya,” kata dia.

Kolega Gus Choi, yaitu Wakil Ketua umum (Waketum) NasDem Ahmad Ali alias mad Ali memberikan balasan menohok kepada Andi Arief. Mad Ali menegaskan partai NasDem tidak ada rekam jejak sebagai pengkhianat.

“Kalau yang dimaksud Andi Arief adalah NasDem yang dituduh melakukan pengkhianatan karena menunda pelaksanaan deklarasi, biasanya kalau kita menunjuk orang, satu jari ke depan, tiga jari menunjuk ke diri kita sendiri,” kata Mad Ali mengawali tanggapannya, Selasa (22/8/2023).

Mad Ali lalu mengungkit rekam jejak NasDem dan Demokrat. “Saya kira masyarakat masih kuat ingatannya melihat perjalanan rekam jejak kedua partai ini. Insya Allah NasDem tidak memiliki rekam jejak untuk menjadi pengkhianat. Kami berusaha untuk sejujurnya mencari putra-putri terbaik sebagai rumah mereka untuk membangun Indonesia,” kata Mad Ali.

Mad Ali lantas mempertanyakan maksud Demokrat yang kerap mendesak Anies segera mengumumkan bakal calon wakil presiden (cawapres). Dia menuding Demokrat akan menarik dukungan kepada Anies apabila figur yang dipilih tidak sesuai keinginan mereka.

“Saya jadi heran apa keinginan di balik terburu-burunya untuk Demokrat mendesak Anies segera mengumumkan wakil presiden. Apakah kemudian mereka sedang mengirim pesan kepada Pak Anies bahwa kalau kemudian tidak segera mengumumkan nama tertentu mereka akan menarik dukungan,” ujarnya.

Dilanjutkan Mad Ali, “Jadi sekali lagi, mari sama-sama jaga etika kita di internal koalisi ya untuk tidak saling menuding. NasDem tidak mungkin mengkhianati koalisi. Terlebih NasDem merupakan partai pertama yang mengusung Anies sebagai capres.”

“NasDem mengkhianati koalisi? Saya pikir orang yang waras pasti akan tertawa mendengar itu. Semua orang tahu bagaimana NasDem mengambil langkah yang sangat tidak populis untuk mendeklarasikan Anies. Kemudian mereka bergabung.”

“Dan Pak Surya dengan tegas menyampaikan bahwa Anies ini dideklarasikan untuk kepentingan Indonesia. Kami tidak memberikan syarat harus kader NasDem dan lain-lain,” ujar Mad Ali yang mantan Ketua Fraksi NasDem DPR sambal menyinggung soal sosialisasi capres Anies sejak awal.

Upaya-upaya NasDem sosialisasi Anies ke masyarakat sejak awal, apakah partai-partai di koalisi melakukan hal serupa. Kemudian ada orang yang mencoba memaksakan keinginannya. “Dan hari ini NasDem dituduh pengkhianat, hallo?” sindirnya sambil menambahkan.

“Ya saya pikir masyarakat Indonesia tahulah selama ini bagaimana ketika Anies dideklarasikan tanggal 3 Oktober saat itu juga NasDem mulai melakukan roadshow untuk mengkonsolidasikan Anies. Yang lain, bikin apa? Jadi itu tuduhan yang, saya bilang tadi, biasanya kalau kita menunjuk orang, ke depan, ada 3 jari menunjuk ke diri sendiri,” sambungnya.

Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menegaskan tidak ada partai politik (parpol) di Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang berkhianat. “Biasa dinamika. Masing-masing punya alasan. Tidak ada yang berkhianat,” kata Mardani saat dikonfirmasi, Selasa (22/8/2023)

Mardani menuturkan masing-masing parpol memiliki perhitungan tersendiri. Dia menegaskan KPP lentur dan saling percaya satu sama lain. “Yang ada masing-masing punya perhitungan. Dan keduanya bisa benar. Yang penting ujung akhirnya menang. KPP lentur dan saling percaya,” lanjut Mardani dilansir muslimtrend.com, 2023-08-23,09:07.

Mardani menilai, apa yang diungkap Andi Arief merupakan dinamika biasa. Hal itu terjadi karena adanya perbedaan penndapat terkait pengumuman cawapres Anies. “Satu pihak ingin segera deklarasi karena berpendapat penting untuk menaikkan elektabilitas,” ujar Mardani.

“Pihak lain ingin kita tidak terburu-buru karena komposisi koalisi masih bisa berubah. Tdak ada yang salah atas perbedaan pendapat tersebut. Saran saya kedua pihak untuk membahasnya dengan kepala dingin. Keduanya benar. Dan saya berpendapat kita bahas dengan kepala dingin,” tepis Mardani yang anggota Komisi II DPR RI.

Sebelumnya Andi Arief membuat cuitan soal partai mengkhianati koalisi Perubahan. Hal itu diungkapkan Andi melalui cuitan di media sosial Twitter akun pribadinya yang diunggah, Selasa (22/8/2023). Andi hanya mengatakan pihaknya akan terus bersama PKS meski ada satu partai lain mengkhianati koalisi.

Ditanya lebih jauh soal maksud cuitannya, Andi Arief belum memberikan jawaban. “Kami akan terus bersama PKS meski satu partai lain mengkhianati koalisi,” tulis Andi Arief, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat.

Dia tak menyebut siapa partai yang dimaksud. Akan tetapi, Andi menyebut Demokrat akan setia dengan PKS. “Kami akan terus bersama PKS meski satu partai lain mengkhianati Koalisi,” kata Andi dalam akun @Andiarief__ di aplikasi X, Selasa (22/8/2023) dilansir cnnindonesia.com.

Politikus Demokrat Bela Andi Arief

Politikus Demokrat Kamhar Lakumani membela Andi Arief. Kamhar meminta NasDem tidak merespons berlebihan. Kamhar menyebut penentuan cawapres sepenuhnya ada di tangan Anies sebagai capres. Kamhar tak mempermasalahkan jika ada kriteria tambahan soal cawapres Anies.

“Bang Andi Arief tidak menuding partai manapun, mestinya tak direspon secara berlebihan. Lagi pula interaksi dan tindakan dalam politik moderen dibangun dalam bingkai rasional, tak boleh baper. Jadi ini tak perlu dijadikan polemik,” kata Kamhar dalam keterangannya, Selasa (22/8/2023).

Namun perlu mengingatkan dalam hal waktu pelaksanaan deklarasi paket komplit, mengingat dalam piagam kerja sama tiga partai poin ke empat bahwa dalam waktu yang tidak terlalu lama KPP akan menyelenggarakan deklarasi dan mengumumkan calon presiden dan calon wakil presiden 2024-2029.

“Saat ini kita telah melewati separuh jalan penandatanganan deklarasi menuju pilpres, artinya sudah kelamaan. Jadi desakan ini bukan tak berdasar, kami taat azas,” kata Kamhar yang Deputi Bappilu Demokrat

Kamhar lantas menyebut bahwa koalisi yang bisa menentukan cawapres di menit-menit terakhir menjelang pendaftaran adalah yang mempunyai keunggulan elektabilitas maupun berstatus sebagai penguasa. Kamhar menyebut Koalisi Perubahan untuk Persatuan tidak memiliki faktor tersebut.

“Lagi pula argumentasi politik logisnya, yang bisa menunda di last minute hanya dimungkinkan bagi mereka yang memiliki kemewahan modal elektabilitas jauh mengungguli kompetitor atau memiliki kemewahan sebagai penguasa atau diendorse penguasa,” pesan dia.

Kita tak memiliki dua kemewahan ini, terang Kamhar, karenanya tak ada alasan logis untuk menunda-nunda, apalagi waktu yang tersedia saat ini hanya enam bulan kurang.

“Ini batas waktu minimal yang bisa digunakan untuk melakukan kerja-kerja politik pemenangan. Tak ada rumus ajaib. Jika terus-menerus menunda, justru kami yang akan bertanya, ada apa denganmu?” ujarnya. (net/cnn/mtc/smr)

 

sumber: semua link di WAGroup INDONESIA ADIL MAKMUR (postRabu23/8/2023)

Pos terkait