Penambahan dan Pengurangan Jumlah DPT Bikin Relawan Anies Sandi Curiga

Komisioner KPU DKI Jakarta Bidang Pemutakhiran Data Pemilih Moch Sidik mengatakan, berkurangnya DPT dari DPS terjadi karena adanya perbaikan daftar pemilih dan masukan dari berbagai pihak, termasuk tim pemenangan pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta.

“Waktu DPS kan memang banyak hal yang sedang kami perbaiki, misalnya kegandaan juga kami hapus kalau pemilihnya tercatat dua kali di DPS,” ujar Sidik, di Kantor KPU DKI, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Rabu (5/4/2017).

Selain data pemilih ganda, KPU DKI Jakarta juga menemukan pemilih-pemilih yang tidak memenuhi syarat masih masuk ke dalam DPS putaran kedua. Oleh karena itu, KPU DKI Jakarta mengeluarkan pemilih-pemilih yang tidak memenuhi syarat tersebut dari DPT putaran kedua. Contoh pemilih yang dikeluarkan dari DPT adalah warga yang telah meninggal dunia. “Kami juga lakukan penghapusan data-data yang tidak memenuhi syarat karena pindah ke luar DKI, angkanya juga tinggi,” kata Sidik.

Sebelum DPT ditetapkan, lanjut Sidik, KPU DKI Jakarta menyisir data pemilih bersama tim pemenangan pasangan calon pada Selasa (4/4/2017). Penyisiran data pemilih dilakukan hingga pukul 17.00 WIB.
Sementara penetapan DPT serentak dilakukan pada Selasa malam oleh KPU lima kota DKI Jakarta dan Selasa siang oleh KPU Kabupaten Kepulauan Seribu. “Kemarin sampai jam 17.00 kami terus dicermati oleh tim paslon dua dan tiga, mereka sangat kritis untuk menilai apakah seseorang itu layak menjadi pemilih pilgub putaran kedua atau tidak, terutama dikaitkan dengan kepastian NIK dan NKK-nya,” ucap Sidik.

Meskipun DPT putaran kedua berkurang dibanding DPS putaran pertama, Sidik menyebut jumlah pemilih tetap bertambah dibanding DPT putaran pertama. Sebab, banyak pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT putaran pertama dimasukkan ke dalam DPT putaran kedua. Kepastian jumlah penambahan DPT dari putaran pertama ke putaran kedua akan diketahui saat rapat pleno terbuka rekapitulasi DPT yang dilakukan KPU DKI Jakarta, Kamis (6/4/2017).

Ketua Forum Sandi Uno (FSU) DKI Jakarta Ariefanda meminta tim pemenangan dan semua relawan Anies Sandi untuk mencermati hasil rekap DPT KPU DKI ini. Apalagi terjadi penambahan jumlah di Jakarta Utara dan pengurangan di Jakarta Selatan. “Kita memang harus positif thinking. Tapi ketika dihadapkan pada kenyataan bahwa di Jakarta Utara yang di putaran pertama jumlah total suara pasangan calon (Paslon) nomor 3 Anies Sandi kalah, kok sekarang malah ditambah jumlah DPT-nya. Sebaliknya, jumlah Paslon nomor 3 Anies Sandi di Jakarta Selatan yang menang, malah jumlah DPT-nya kok berkurang. Ini yang akhirnya membuat kami para relawan pantas curiga,” ungkap Arief melalui ponselnya, Kamis (6/4).

Untuk itu, Arief mengajak seluruh relawan bekerja lebih keras lagi. Karena kemenangan sudah didepan mata. “Harus diakui, kita tidak bisa membalikkan kenyataan itu. Tapi harus mewaspadai karena ini berguna untuk dibawa saat ada kemungkinan sengketa Pilkada nanti,” kecam Arief.

Assessment Tim 10 TPS Roemah Djoeang (RD) Ronnie Yudhiratsa menambahkan, untungnya RD membentuk Tim 10 TPS ini. Sehingga bisa menjadi andalan dalam mengawal jumlah suara. “Tim 10 TPS sudah terbentuk di mana-mana. Semua TPS sudah memiliki tim. Jadi pergerakkannya sudah masif. Makanya, kami harus ditakuti dan diwaspadai kalau mau berbuat curang. Itu akan kami buktikan saat nanti acara Jalan Sehat Bersama yang dihadiri 33 ribuan anggota Tim 10 TPS,” tutupnya. (lin/kpc)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *