Nasib Nestapa Akan Dialami Anak Sebatang Kara

Kolase gambar dari tangkapan layar akun YouTube saat pengambilan sumpah Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029. Foto: internet

Oleh Hamka Suyana *)

semarak.co-Momentum pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, tentunya akan membanggakan dan membahagiakan bagi pejabat yang dilantik. Tapi berdasarkan kemunculan pratanda, suasana kebatinan demikian, tidak dirasakan oleh Gibran yang “dipaksakan” oleh kekuasaan, untuk merebut posisi sebagai Wakil Presiden.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan kemunculan pratanda. Lagi-lagi pedoman berasumsi adalah kemunculan pratanda. Suasana kebatinan Gibran berpratanda sebaliknya. Sepertinya, ada beban mental sangat berat, yang mendominasi sikap dan pembawaannya.

Mengapa demikian? Karena jabatan yang didapatkan, diperoleh dengan cara tidak wajar. Bahkan lebih ekstrim lagi, bisa dikatakan, bahwa jabatan yang didapatkan berstatus sebagai hasil “perampokan” proses demokrasi.

Diawali dari hulu berupa manipulasi penetapan persyaratan usia pencalonan, hingga penetapan status kemenangan oleh lembaga yang berwenang, sangat gamblang manipulasi yang dilakukan kekuasaan dalam melakukan kecurangan secara blak-blakan.

Pada masa kampanye, “pamor” Gibran diframing sedemikian rupa, sehingga muncullah asumsi menakjubkan bahwa Gibran adalah tokoh muda yang sangat layak memegang jabatan wakil presiden.

Persekongkolan aksi kejahatan demokrasi yang dikomandani Sang Bapak yang sedang memegang kekuasaan, berjalan mulus sesuai target politik yang direncanakan. Prabowo-Gibran ditetapkan sebagai Presiden dan Wapres Terpilih pada Pilpres 2024.

Status legalitas politik tersebut dijaga ketat oleh kekuasaan Sang Bapak, yang harus selamat sampai hari pelantikan. Oleh karenanya, segala penolakan, apapun bentuknya, dengan mudah direndam oleh kekuasaan Sang Bapak.

Namun, Allah Maha Kuasa menunjukkan siapa sebenarnya Gibran yang digadang menduduki jabatan terhormat sebagai wakil presiden. Allah membuka aib Gibran melalui “Detik Lengah” yang tersimpan rahasia dalam perjalanan hidupnya.

1.”Detik Lengah”, viralnya video Gibran di ruang kerja Walikota Solo yang dipenuhi mainan anak-anak. Kejadian tersebut merupakan petunjuk Allah bahwa Gibran yang berjiwa kekanak-kanakan tidak punya kompetensi menjadi wakil presiden.

  1. “Detik Lengah” penampilan fisik Gibran dengan kelopak mata seperti mengantuk berat dan tatapan kosong, dibuka rahasianya oleh Pakar Kesehatan, Dokter Tifa, diduga kuat ciri-ciri yang disebutkan, sebagai pecandu salah satu jenis narkoba.
  2. “Detik Lengah” viralnya jejak digital akun Fufufafa yang berisi penghinaan kepada Prabowo Subianto dan keluarganya, penghinaan terhadap tokoh politik lainnya, serta seabrek komentar tidak berakhlak yang tersimpan pada akun tersebut, menunjukkan bahwa pemiliknya mengidap kelainan jiwa cukup parah.

Pakar Telematika Kanjeng Raden Mas Tumenggung (KRMT) Roy Suryo, memastikan bahwa akun Fufufafa 99,9% milik Gibran Raka Buming Raka. “Detik Lengah” yang dibuka Allah, menunjukkan bahwa Gibran Raka Buming Raka minus kompetensinya untuk menduduki jabatan prestisius sebagai wakil presiden.

Bahkan, melalui terbukanya Detik Lengah, telah “menelanjangi” sang Wakil Presiden Terpilih yang mengidap berbagai kelainan kejiwaan, jika dipaksakan memegang tampuk pimpinan nasional, akan membahayakan keselamatan bangsa dan negara.

Kini, tanggal pelantikan Si Anak yang diharapkan oleh Sang Bapak akan menjadi penerus dinasti keluarga, sudah tiba waktunya. Namun berdasarkan kemunculan pratanda, ambisius Sang Bapak akan segera pupus.

Berdasarkan kemunculan pratanda, hari-hari pasca pelantikan, akan diwarnai “penolakan alam” terhadap Wapres Gibran. Padahal, kekuasaan Sang Bapak telah berakhir, sehingga tidak ada lagi tempat berlindung. Ia sudah menjelma menjadi anak sebatang kara tanpa pelindung, yang sangat rentan terhadap “guncangan” yang akan mengakibatkan bernasib nestapa.

Wallahu a’lam bishshowab

*) Pengamat Kemunculan Pratanda

Taman Sasyuik, 20-10-2024

Pos terkait