Makna Tujuh BNI Syariah Bukan Sekadar Usia Tujuh Tahun, tapi Magnificient of Hasanah

Direksi BNI Syariah memberikan keterangan pada wartawan pada acara puncak Milad ke 7 BNI Syariah

PT BNI Syariah menggelar serangkaian acara Muhasabah Hasanah sebagai bagian dari perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-7. Dalam puncak acara milad ke-7 ini, bank pelat merah ini mengangkat tema, 7 magnificient of Hasanah. Tema ini sebagai cerminan atau bermakna pencapaian yang sudah diraih BNI Syariah, sejak berdiri 2010. Dari rangkaian acara ini, ikut dibagikan santunan kepada 700 anak yatim dan me-launching Hasanah Mobile Apps.

Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengatakan, rangkaian milad dirancang sebagai momen meningkatkan spritulitas pegawai dan nasabah serta masyarakat umum. Muhasabah Hasanah merupakan puncak acara milad ke-7 BNI Syariah. Milad tahun ini bertepatan bulan suci Ramadan. Sehingga, rangkaian milad dirancang sebagai momen meningkatkan spritulitas pegawai dan nasabah serta masyarakat umum.

“Ada tujuh pencapaian yang sudah kami raih. Pertama pertumbuhan aset yang mencapai Rp30 triliun, pada Mei 2017. Semula aset BNI Syariah sebesar Rp6 triliun, saat spin off di 2010. Ini tumbuh lima kali lipat dalam kurun waktu tujuh tahun,” ujar Firman, di Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran, Jakarta Selatan, Jumat (16/6) malam.

Pencapaian kedua, lanjut Firman, kampanye identitas hasanah untuk mencapai Indonesia berhasanah. Pencapaian ketiga, inovasi Wakaf Hasanah. Pencapaian keempat, layanan salat tepat waktu di seluruh cabang. Kelima, BNI Syariah mendapat penghargaan sustainable finance dari OJK (otoritas jasa keuangan).

Dana wakaf yang dikumpulkan, sebut Firman, berasal dari seluruh cabangnya di Indonesia melalui live streaming atau siaran langsung melalui internet. “Melalui ‘live streaming’ tersebut, kami berhasil mengumpulkan dana wakaf senilai Rp750 juta yang akan digunakan untuk membeli bus. Pihak yang mengelola harta wakaf tersebut (nadzhir) adalah Yayasan Al Azhar. Kita lakukan wakaf secara streaming di seluruh kantor cabang. Semua kita minta untuk berwakaf berjamaah, jumlahnya sukarela dari direksi sampai dengan pegawai,” ujar Firman.

Saat melakukan live streaming pengumpulan dana wakaf tersebut, lanjut Firman, setiap cabang ditayangkan hasil pengumpulan wakafnya, sehingga masing-masing cabang akan berlomba-lomba untuk mengumpulkan wakaf terbanyak. “Hal ini mendorong cabang untuk melakukan sosialisasi wakaf sekaligus memberikan pengalaman bahwa berwakaf itu mudah,” ujarnya.

Tiga bulan lalu, BNI Syariah baru saja mengeluarkan produk Wakaf Hasanah yakni program ‘peer to peer financing’ berupa mobilisasi wakaf umat kepada proyek-proyek wakaf yang dikelola oleh pengelola wakaf yang kompeten dan profesional. Wakaf Hasanah merupakan penggalangan dana yang diinisiasi BNI Syariah untuk memfasilitasi masyarakat berwakaf. Dana yang terhimpun selanjutnya disalurkan ke proyek-proyek produktif meliputi menara komersial (commercial tower), rumah sakit dan lembaga pendidikan.

Saat ini ada lima lembaga pengelola wakaf yang telah bekerja sama dengan BNI Syariah. Antara lain, Yayasan Dompet Dhuafa, Yayasan Rumah Zakat, Global Wakaf, Yayasan Pesantren Al-Azhar, dan Badan Wakaf Indonesia. BNI Syariah menandatangani perjanjian kerja sama Wakaf Hasanah yang merupakan program dalam rangka pemasaran bersama mengenai kemudahan berwakaf kepada masyarakat/wakif untuk melakukan setoran dana wakaf melalui uang.

Salah satu media yang digunakan adalah melalui website Wakaf Hasanah. Website wakaf hasanah akan menampilkan informasi mengenai beberapa katalog project program produktif yang akan mendapatkan pendanaan berasal dari dana wakaf masyarakat/wakif.

“Dengan adanya program wakaf hasanah ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi para wakif untuk berwakaf untuk menunjang tercapainya pengumpulan dana wakaf umat secara optimal sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan sosial di Indonesia. BNI Syariah menyediakan layanan digital yang memungkinkan calon pemberi wakaf/ waqif untuk menyalurkan wakafnya sesuai pilihan para wakif melalui ponsel pintar kapan pun dan di mana pun,” klaim Firman.

Dengan adanya kerjasama ini pihaknya dapat bersama mensosialisasikan bahwa wakaf dapat dengan mudah dilakukan secara tunai oleh siapapun sehingga setiap orang kini dapat berlomba-lomba meraih pahala amal jariyah sebagai bekal saat sudah meninggal nanti. Selain itu, diharapkan masyarakat dari segala golongan dapat dengan mudah berwakaf karena wakaf dapat dilakukan dengan uang tunai tanpa harus menunggu mapan dan mempunyai harta tertentu.

Sejalan dengan Hasanah Lifestyle Banking yang diusung, BNI Syariah berusaha memfasilitasi gaya hidup ber-hasanah melalui pengelolaan keuangan, yang salah satunya melalui wakaf. Wakaf merupakan amal jariyah atau amalan yang tidak putus pahalanya bagi orang yang mewakafkan hartanya di jalan Allah SWT. Maka, keutaman orang yang berwakaf, yaitu pahalanya akan terus mengalir meskipun wakif (orang yang berwakaf) sudah meninggal dunia.

Anak usaha BNI46 ini, lanjut dia, mendapatkan penghargaan Best of The Best of Magnificient Seven dari Karim Consulting. Serta launching Hasanah Mobile Apps. “Kami dinilai sebagai bank syariah yang memiliki inovasi pembiayaan murabahah yang murni dengan menghadirkan produk BNI Griya Swakrya N hasanah,” ungkapnya.

Sejak mendapat lampu hijau OJK untuk produk terbaru Griya Swakarya, BNI Syariah bisa membeli tanah sendiri dan membangun perumahan. Jadi, pihaknya punya stok atau inventaris barang, yakni rumah. Kemudian, BNI Syariah akan menjual rumah ini ke¬pada masyarakat. Jika butuh pembiayaan, akan kita pro¬ses dengan pembiayaan Gri¬ya. “Bisa juga dalam pro¬ses mem-bangun BNI Syariah meng¬gan¬deng pengembang peru¬ma¬han yang sudah ber¬pe¬nga¬laman supaya peru¬ma¬han¬nya benar-benar ber¬kua¬litas bagus,” ujar Imam Sa¬mekto, Kepala Ca¬bang BNIS Pa-dang, di Padang, baru-baru ini.

Ikut menyemarakan acara milad ke-7 ini, BNI Syariah memberikan tempat kepada para UKM binaan untuk membuka stand. Selain berbagai makanan dari kelompok booth kuliner, banyak juga dari produk fashion, terutama busana muslim di lapangan sepak bola dari bagian masjid Al Azhar. Namun pameran itu hanya berlangsung kurang dari 24 jam. Atau dari Jumat–Sabtu (16-17/6) dini hari.

Para UKM binaan memang difasilitasi dalam bentuk ajang pameran. Selain pemberian pinjaman modal usaha dan pendampingan. Karena itu, BNI Syariah mempunya kalender tahunan untuk mengadakan pameran produk-produk UKM binaannya. Tidak hanya digelar oleh BNI Syariah, termasuk oleh induk usahanya BNI 46.

Diakui oleh Yuma, pedagang pempek yang jadi binaan BNI Syariah. Menurut Yuma, pihaknya baru dua tahun belakangan mendapat fasilitas pendanaan dari BNI Syariah, yaitu sebesar Rp 50 juta. “Dengan konsep pinjaman model syariah, terasa usaha kami lebih maju. Pasalnya konsep pembayarannya bagi hasil. Kalau tidak untung, BNI Syariah malah akan mengcover untuk modal dasarnya. Jadi kita tidak ada istilah ruginya,” ujarnya.

Apalagi tidak tenor atau masa waktu pinjaman. karena nanti ada konsekwensi harus ada akad denda dan lain-lainnya. “Inilah bedanya dengan bank konvensional. Di mana nasabah selalu dikejar-kejar kalau telat membayar. Dan pinjaman berbunga lagi dan berbunga lagi. Kalau Syariah tidak ada hukum denda,” ujar Yuma yang sekarang sudah lunas dan usaha sudah buka cabang di Cawang. Disamping selalu diundang jadi peserta oleh BNI Syariah setiap ada acara.

Sementara Putri, pemilik Stud Hijab Store mengaku baru saja mengajukan pinjaman. Menurut dia, walau baru coba menjadi nasabah syariah, tapi karena usahanya bergelut di bidang muslim, jadi dirasakan lebih cocok ketimbang mengajukan ke bank konvensional. “Saya rasa tidak ada kesulitan dengan meminjam di bank syariah. Apalagi kami diberi pendampingan,” tutupnya. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *