Gelar Wisuda ke-39, Institut STIAMI Fokus Kembangkan Instrastruktur IT Maksimalkan Pembelajaran Online

Rektor Institut STIAMI Prof. Wahyuddin Latunreng. foto:internet

Sebanyak 285 peserta wisuda Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI dari Program Vokasi, Program Sarjana, dan Program Pascasarjana mengikuti prosesi wisuda secara virtual atau online melalui aplikasi zoom meeting.

semarak.co-Enam di antaranya ikut secara offline (langsung) sebagai perwakilan wisudawan di hotel kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Senin (23/11/2020). Wisuda sarjana semester ganjil tahun akademik 2019/2020 diikuti Prodi Vokasi (D3) 4 orang, Sarjana 280 orang. dan Pascasarjana 1 orang.

Bacaan Lainnya

Wisuda ke-39 ini juga menghadirkan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan yang memberikan sambutan secara virtual. Selain itu Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III, Prof. Agus Setyo Budi.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Ilomata H.M. Syahrial Yusuf, dan Ketua Pengurus Yayasan Ilomata Amrullah Satoto hadir tatap acara wisuda ini. Mereka bersama enam wisudawan tetap duduk dengan jaga jarak dan tanpa didampingi orangtua mereka.

Pandemi Covid-19 yang selama 9 bulan ini belum menunjukkan tanda-tanda membaik, tak urung membuat berbagai institusi pendidikan tinggi harus melakukan wisuda secara online. Seluruh petinggi kampus dengan pakaian kebesaran dan atribut lengkap hadir memimpin prosesi wisuda ke-36 Periode Semester Ganjil Tahun Akademik 2019-2020.

Meski dilakukan secara virtual, iring-iringan senat, pembukaan, dan sambutan dari rektor tetap ada seperti lazimnya pelaksanaan wisuda. Dan, ini disiarkan secara live melalui aplikasi telekonferensi yang dapat disaksikan para wisudawan. Di dalam ruangan ada layar lebar yang menayangkan prosesi wisuda.

Para wisudawan standby di depan laptop atau handphone di rumah masing-masing 1 jam sebelumnya. Bersepatu hitam. Pada momen wisuda ini para wisudawan tetap memakai busana formal di balik baju toga. Orangtua yang mendampingi juga memakai pakaian formal.

Jika biasanya para wisudawan dipanggil satu per satu ke atas panggung untuk pemindahan tali toga sebagai tanda kelulusan, secara virtual wisudawan berdiri di depan kamera ponsel atau laptop peserta wisuda.

Ketika nama wisudawan dipanggil, orangtua dipersilakan memindahkan kuncir toga sebagai tanda kelulusan, disaksikan Rektor Prof. Wahyuddin Latunreng dan para dekan dan wisudawan lainnya yang tergabung dalam room aplikasi telekonferensi. Lalu wisudawan mencium tangan orangtua, kemudian difoto. Sudah. Selesai.

Tidak ada penyerahan ijazah sebagaimana lazimnya wisuda yang diadakan secara tatap muka. Ijazah (mungkin) dikirimkan ke rumah masing-masing. Wisudawan berikutnya lantas dipanggil dengan proses yang sama.

Walaupun tidak dilakukan dengan tatap muka secara langsung, wisuda online tetap tidak mengurangi khidmatnya pelaksanaan upacara pengukuhan wisudawan dan tetap dapat dilaksanakan secara saksama.

Wisuda ini tetap harus dilakukan sebagai bentuk komitmen kampus melepas para mahasiswa yang telah berhasil menuntaskan perkuliahannya dan akan terjun ke masyarakat menerapkan ilmu yang sudah didapatnya selama kuliah.

Rektor Institut STIAMI Prof. Wahyuddin Latunreng menyampaikan rasa bahagianya dan bersyukur diberi amanah untuk mendidik mahasiswa Institut STIAMI berjumlah 9227 mahasiswa. Ini menandakan kepercayaan dari masyarakat atas penyelenggaran pendidikan di Institut STIAMI.

“Mengapa dilakukan secara online karena untuk mencegah penyebaran virus Corona. Prosesi wisuda tetap dilaksanakan namun dengan menegakkan protokol kesehatan dalam upaya pencegahan penularan Covid-19,” ungkap Wahyuddin dalam sambutannya.

Rencana Strategis Institut STIAMI Periode 2019-2024, lanjut Rektor, merupakan fase kedua dari Rencana Induk Pengembangan Institut STIAMI 2015-2035 yang memfokuskan kepada Penguatan Excellent Education dan Riset melalui tiga strategi.

Pertama, dalam Bidang Edukasi melalui Pendidikan yang unggul dikuatkan dengan mengkombinasikan keunggulan akademik, kebutuhan pasar, dan kebutuhan masyarakat.

Terciptanya iklim akademik yang berbasis kemampuan leadership dan entrepreneurship serta berpegang kepada nilai-nilai moral etika melalui penajaman kurikulum dan peningkatan mutu secara berkelanjutan.

Kedua, dalam Bidang Riset diarahkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta meningkatkan daya saing bangsa melalui penelitian yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, menjamin pengembangan penelitian unggulan yang komparatif dan kompetitif.

Selanjutnya meningkatkan diseminasi hasil penelitian dan perlindungan hak kekayaan intelektual, serta mempertahankan atau meningkatkan penilaian kinerja riset secara nasional.

Ketiga, dalam Bidang Kelembagaan melalui rencana perubahan bentuk kelembagaan dari Institut menjadi Universitas dengan melakukan penambahan program studi baru pada 2022.

“Institut STIAMI berkomitmen menjadi Perguruan Tinggi yang Berakhlak Mulia, Unggul dan Berdaya Saing,” katanya seraya menambahkan dalam Rencana Stategis Institut STIAMI Periode 2019-2024 secara garis besar memuat 5 kebijakan Stategis.

Yang terdiri dari Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia, Peningkatan Tata Kelola Kelembagaan, Peningkatan Kualitas Pembelajaran dan Mahasiswa, Peningkatan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat dan Pengembangan Inovasi.

Direktur Humas dan Kerjasama Institut STIAMI Dedy Kusna Utama yang ditemui disela wisuda menyampaikan kelulusan sudah pasti menjadi momen spesial dan bahagia bagi setiap mahasiswa yang berhasil menyelesaikan jenjang pendidikannya.

Ia tidak menepis adanya kekhawatirkan para wisudawan terkait kondisi perusahaan yang diterpa badai pandemi Covid-19. Pemutusan hubungan kerja (PHK) terjadi di mana-mana, perusahaan banyak yang bangkrut. Namun, ia menyakini mereka akan mampu berjuang.

“Karena kami sudah membekali mahasiswa dengan materi entrepreneur. Hasilnya, ada 130 mahasiswa mendapat Bantuan Usaha Produktif dari Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan UKM dengan total nilai bantuan Rp312 juta. Ini sudah menjadi bekal yang cukup untuk menciptakan peluang usaha,” tuturnya.

Pandemi jelas menyedihkan banyak orang tapi kegembiraan wisuda tidak serta merta harus hilang. Karenanya, ia tetap optimis ada peluang di balik musibah pandemi. Tinggal bagaimana mempertajam jiwa kewirausahaan yang sudah diajarkan.

Saat ini, kata dia, di tengah pandemi, justru banyak bisnis baru yang bermunculan yang bahkan bisa dikelola hanya dengan gadget. Ia pun mengajak para wisudawan untuk membangun bisnis-bisnis baru yang menggabungkan pengetahuan yang mereka peroleh selama kuliah dengan perkembangan teknologi.

Senat Institut STIAMI berfoto bersama di sela wisuda ke -39. foto: internet

Rektor STIAMI menambahkan, pembelajaran berbasis Teknologi Informasi (IT) atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau online yang berlangsung sejak pandemi Covid-19 menyadarkan pihak STIAMI bahwa dukungan infrastruktur IT menjadi hal paling penting dan mendasar pada proses pembelajaran masa depan.

“Karena itu Institut STIAMI akan lebih fokus untuk mengembangkan infrastruktur IT guna mendukung pembelajaran jarak jauh sehingga bisa menjangkau lebih banyak kampus dan mahasiswa,” imbuh Rektor Institut STIAMI Prof Wahyudin Latunreng.

Pandemi Covid-19, kata dia, telah mengubah cara pandang pihaknya bahwa gedung tinggi bukan waktunya lagi. “Pembelajaran masa depan lebih membutuhkan infrastruktur berupa dukungan IT,” imbuhnya.

Sejak pandemi Covid-19 melanda tanah air, kata dia, Institut STIAMI telah melaksanakan pembelajaran secara online. Model pembelajaran ini sesungguhnya bukan hal asing bagi Institut STIAMI. Karena telah memiliki aplikasi SSO (Single Sign-On) yang merupakan sarana komunikasi seluruh civitas akademika di Institut STIAMI.

Bahkan salah satu alumni Institut STIAMI  telah menghasilkan produk pembelajaran online dengan brand Rapat-In yang memiliki  kemiripan dengan platform pembelajaran yang dimiliki zoom.

Diakui Rektor, dalam pelaksanaan pembelajaran online, perguruan tinggi dihadapkan dalam kondisi ketersediaan infrastruktur penunjang proses pembelajaran online, kesiapan dosen  dalam penyiapan bahan pengajaran serta adaptasi mahasiswa dalam pemanfataan teknologi.

“Itu sebabnya, ke depan  investasi Institut STIAMI sebagian besar akan digunakan untuk membangun infrastrukur IT. Misalnya menambah kapasitas server yang semula hanya 50 MBPS, ditambah menjadi lebih dari 100 MBPS. Tujuannya agar bisa melayani mahasiswa dan dosen dari Sabang sampai Merauke,” paparnya.

Institut STIAMI yang kini memiliki mahasiswa berjumlah 9,227 orang yang tersebar pada 9 program studi, lanjut Rektor juga menyiapkan modul-modul pembelajaran terutama dalam bentuk tayangan video. Sebab pada era pembelajaran berbasis IT, seringkali mahasiswa lebih mudah paham jika mengikuti materi melalui tayangan video.

Selain keterkaitan dengan infrastruktur IT, Rektor mengakui tantangan yang dihadapi Institut STIAMI adalah menyiapkan implementasi Merdeka Belajar–Kampus Merdeka yang digagas Mendikbud Nadiem Makarim. Dalam program Merdeka Belajar episode 6, mahasiswa mendapatkan hak belajar 3 sementer di luar program studi yang dipelajari.

Mahasiswa diberikan kebebasan mengambil SKS di luar program studi, tiga semester yang di maksud berupa 1 semester kesempatan mengambil mata kuliah di luar program studi dan 2 semester melaksanakan aktivitas pembelajaran di luar perguruan tinggi dengan pilihan kegiatan belajar di luar perguruan tinggi.

Di antaranya melakukan magang praktik kerja di Industri atau tempat kerja lainnya, melaksanakan proyek pengabdian kepada masyarakat di desa, mengajar di satuan pendidikan, mengikuti pertukaran mahasiswa, melakukan penelitian, melakukan kegiatan kewirausahaan, membuat studi/proyek independen, dan mengikuti program kemanusisaan.

Semua kegiatan tersebut harus dilaksanakan dengan bimbingan dari dosen. Kampus merdeka diharapkan dapat memberikan pengalaman kontekstual lapangan yang akan meningkatkan kompetensi mahasiswa secara utuh, siap kerja, atau menciptakan lapangan kerja baru.

Rektor mengatakan Impelementasi Kampus Merdeka – Merdeka Belajar merupakan konsen utama Institut STIAMI yang akan diprogramkan dalam Rapat Kerja Manajemen pada tanggal 2 dan 3 Desember 2020.

“Komitmen Institut STIAMI yang tertuang dalam VISI menjadi Perguruan Tinggi yang berakhlak mulia, unggul dan berdaya saing telah kami tuangkan dalam Rencana Strategis Institut STIAMI Periode 2019-2024 yang merupakan fase kedua dari Rencana Induk Pengembangan Institut STIAMI 2015-2035 yang memfokuskan kepada Penguatan Excellent Education dan Riset melalui strategi,” tambahnya.

Wisuda Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI dari Program Vokasi, Program Sarjana, dan Program Pascasarjana mengikuti prosesi wisuda secara virtual atau online melalui aplikasi zoom meeting. Foto: internet

Dalam wisuda kali ini, Institut STIAMI juga mengukuhkan H.M Syahrial Yusuf sebagai Associate Profesor berdasarkan persetujuan Senat Akademik Institut STIAMI berdasarkan karya ilmiah yang telah dipublikasikan dalam Jurnal Nasional dan Jurnal Internasional serta pengalaman dalam mengembangan Pendidikan dan Kewirausahaan di Indonesia.

“Associate Profesor adalah gelar akademik yang belum lazim di Indonesia. Tetapi kami sudah memulai,” kata Dedy Kusna Utama.

Institut STIAMI sendiri saat ini telah memiliki 3 guru besar di bidang Ilmu Manajemen. Ke depan, kegiatan riset dan publikasi ilmiah para dosen akan terus didorong sehingga mereka dapat meraih pencapaian jenjang akademik tertinggi sebagai guru besar atau profesor.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan dalam sambutannya melalui rekaman video menyampaikan selamat kepada para wisudawan. Gubernur berharap lulusan Institut STIAMI mampu memberikan kontribusi besar bagi pembangunan bangsa dan negara.

Ucapan selamat juga disampaikan oleh Ketua LLDIKTI Wilayah III Prof Agus. Dalam sambutannya Prof Agus mengatakan meski sebagian wisudawan mengikuti proses wisuda secara daring tetapi aspek legalitasnya sama dengan wisuda secara luring.

“Di tengah suasana pandemi Covid-19 seperti sekarang ini maka aspek kesehatan menjadi hal yang paling utama. Institut STIAMI dengan akreditasi unggul adalah kampus yang sudah menerapkan kebijakan Kampus Merdeka,” paparnya.

Kebijakan ini memberikan bekal bagi wisudawan untuk bisa bertransformasi secara lincah dengan kebutuhan masa depan. “Pendidikan untuk penguasaan ilmu akademik itu sudah baku, yang kita butuhkan adalah bagaimana pendidikan itu lebih adaptif dan inovatif,” tutupnya.

Dalam wisuda tersebut turut hadir Ketua Yayasan Ilomata Amrullah Satoto dan sejumlah pengurus yayasan, dekan, dosen dan perwakilan dari Pemprov DKI Jakarta. Wisuda secara luring dilakukan pada beberapa mahasiswa perwakilan dan dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat di Hotel Daily Inn Cempaka Putih, Jakarta. (net/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *