BKKBN Adakan Simposium Nasional sebagai Upaya Hadapi Revolusi Industry 4.0

Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN, Prof. drh. Muhammad Rizal Martua Damanik, foto: dita hastuti

Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan manusia Indonesia yang maju dan mandiri sehingga mampu berdaya saing dalam era globalisasi.

Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) menjadi kunci keberhasilan pembangunan SDM yang professional dan berkualitas dalam memasuki era Revolusi Industri 4.0., karena keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) menyelenggarakan kegiatan Simposium Nasional bertajuk “ Tantangan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) pada Era Revolusi Industri 4.0” di Auditorium BKKBN Pusat, Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (26/02).

Simposium Nasional ini dibuka oleh Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla pada Senin (25/02) di Istana Wapres, Jakarta, pada pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) KKBPK Tahun 2019. Kegiatan ini dihadiri oleh Akademisi dari berbagai perguruan tinggi, Para pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama BKKBN, Kepala Dinas OPD KKBPK Provinsi se-Indonesia, dan Widyaiswara dan Peneliti BKKBN.

Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN, Prof. drh. Muhammad Rizal Martua Damanik, MRepSc, PhD menjelaskan dalam laporan Ketua Steering Committee Simposium Nasional Tahun 2019, symposium ini merupakan satu rangkaian dengan kegiatan  Rapat Kerja  Nasional (rakernas) BKKBN

Biasanya secara tradisi dalam setiap rakernas itu kita mengundang berbagai narasumber untuk memberikan masukan terhadap program-program apa yang sebaiknya dilakukan oleh BKKBN, evaluasi program ini kita lakukan. Khusus untuk tahun ini, symposium ini luar biasa karena hadir disini ketua forum rektor Indonesia yang membawahi sekitar seribu lebih perguruan tinggi negeri dan swasta  yang ada di Indonesia.

Selama ini BKKBN menghadapi tantangan yang harus dihadapi tidak hanya mengendalikan laju pertambahan penduduk, sejak tahun 2009 sudah berubah menjadi badan kependudukan, tantangannya kian hebat, kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga. Kependudukan yang ditangani BKKBN ini mulai sejak calon bayi, lahir hingga dewasa sampai menjadi lansia.

Tugas pokok dari BKKBN, tentunya banyak dinamika dan permasalahan yang dihadapi seperti stanting, pernikahan dini, lgbt, lansia agar tangguh dan tetap produktif sesuai usianya.

Mengapa demikian, sekarang seperti kita ketahui seluruh warga Negara Indonesia sudah ditanggung asuransi kesehatan, seandainya sumber daya manusia ini rentan terhadap penyakit sehingga nanti banyak menggunakan jasa kesehatan fasilitas rumah sakit, menggunakan devisa-devisa selama ini dari berbagai sektor di Negara kita ini. Bagaimana agar SDM itu sehat, kuat dan tangguh.

Narasumber pada simposium nasional ini antara lain :  Ketua Komisi IX DPR RI, Dede Yusuf Macan Effendi, ST., M.I. Pol; Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN, Prof. drh. Muhammad Rizal Martua Damanik, MRepSc, PhD ; Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset dan Teknologi, Dr. Muhammad Dimyati ; Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Kementerian PPN/Bappenas, Dr. Ir. Arifin Rudiyanto, MSc ; Sekretaris Jenderal

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Didik Suhardi, Ph.D. ; Pakar Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya, Prof. Dr. Chairul Anwar Nidom ; Rektor Institut Pertanian Bogor, Dr. Arif Satria SP, MSi ; Rektor Universitas Brawijaya, Malang: Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani AR., MS  ; Rektor Universitas Sahid Jakarta, Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS, ; dan Psikolog, Elly Risman Musa.

Adapun pembahas pada Simposium Nasional ini seperti Staf ahli bidang kependudukan, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Dr. Sonny Harry Budiutomo; Rektor Universitas Hasanuddin, Makasar: Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu M.A; Ketua Majelis Kolegium Kesehatan Masyarakat Indonesia, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia: dr. Kemal N Siregar, SKM, MA, Ph.D; dan Wakil Ketua Ombudsman Republik Indonesia, Lely Pelitasari Soebekty SP, ME.

“Dengan diadakannya Simposium Nasional ini, diharapkan dapat menghasilkan strategi yang inovatif mengenai Program KKBPK di Era Revolusi Industri 4.0, serta penguatan program KKBPK dengan menekankan pada asepek inovasi dan kreativitas program agar output dicapai secara produktif”, jelas Prof Rizal Damanik.  (ita)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *