Pameran Di Sini Aku Temukan Kau: Menyelami Fase Emas Sanggarbambu di Galeri Salihara

Komunitas Salihara Arts Center menggelar pameran terakhir di 2025 dengan tajuk lengkap Di Sini Aku Temukan Kau: Karya dan Arsip Sanggarbambu yang dapat dikunjungi public, 02 Oktober - 07 Desember 2025 di Galeri Salihara kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Foto: dok salihara

Komunitas Salihara Arts Center menggelar pameran terakhir di 2025 dengan tajuk lengkap Di Sini Aku Temukan Kau: Karya dan Arsip Sanggarbambu yang dapat dikunjungi public, 02 Oktober – 07 Desember 2025 di Galeri Salihara kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Semarak.co – Pameran yang dikuratori Asikin Hasan Suwarno Wisetrotomo ini meneroka sebuah kelompok/komunitas seni yang didirikan pada akhir 50-an dan terus eksis hingga 1980-an dengan nama Sanggarbambu.

Bacaan Lainnya

Berbeda dengan kelompok seni sezaman—era pra dan pascakemerdekaan— seperti PERSAGI dan Sanggar Pelukis Rakyat, Sanggarbambu hadir dengan keragaman karya anggotanya dan tidak ada yang benar-benar dominan baik dalam konsep dan pemikiran.

Namun begitu, Sanggarbambu mengembangkan tradisi melukis figuratif dan ekspresif sebagaimana yang telah diamalkan seniman-seniman generasi sebelumnya, serta membuka jalan bagi seni lukis dekoratif dan ilustratif di Indonesia yang nantinya akan marak di 1970-an.

Hal ini dilakukan dengan memadukan seni lukis modern ala dengan pokok perupaan atau ornamen-ornamen tradisional/kerakyatan. Paduan ini menghadirkan seni lukis dekoratif yang unik di antara kelompok seniman sezaman.

Siapa itu Sanggarbambu?

Sanggarbambu merupakan komunitas seni yang hadir sebagai gerakan alternatif di tengah polarisasi sosial pada era 1950-an hingga 1980-an. Pada masa itu, masyarakat Indonesia diarahkan untuk hidup dalam bingkai politik, mula-mula dengan slogan politik sebagai panglima.

Lalu pada decade 1970–1980-an di bawah Orde Baru dengan jargon stabilitas politik” serta ekonomi sebagai panglima. Dalam kondisi tersebut, Sanggarbambu memilih jalannya sendiri dengan cara yang khas.

Sejak awal berdirinya, mereka aktif mendekati masyarakat melalui pameran, pertunjukan teater, dan kegiatan sastra yang digelar di kota-kota kecil Jawa. Alih-alih menyasar pusat kebudayaan, Sanggarbambu justru bergerak di daerah pinggiran arus kebudayaan seperti Brebes, Balapulang.

Kemudian Purwokerto, Tegal, Sumenep, Madura, dan sejumlah kota kecil lainnya. Anggota generasi pertama di antaranya Soenarto Pr., Soeharto Pr., Syahwil, Handogo Soekarno, Wardoyo, Heru Sutopo, Danarto, Isnaini, Irsam, Bagong Kusudiarjo, dan banyak seniman lainnya terutama di Yogyakarta.

02 Oktober – 07 Desember 2025

Selasa – Minggu | 11:00 – 19:00 WIB

Galeri Salihara

Asikin Hasan dalam tulisan kuratorialnya menyebut, pameran ini akan menghadirkan karya dan arsip dari era keemasan Sanggarbambu di masa aktif mereka pada 1950 hingga 80-an. Pameran ini menampilkan lukisan cat minyak, sketsa, dan arsip dokumentasi dari era 50-an hingga 70-an, fase emas Sanggarbambu.

Kalau kini kita membicarakan kembali dan mengeluarkan catatan-catatan lama yang tersimpan dalam arsip perpustakaan dan catatan pribadi para anggotanya, tidak lain untuk berbagi informasi dan pengetahuan.

“Lebih dari setahun tim pameran ini mengumpulkan arsip-arsip terserak dari berbagai media cetak di masa itu yang merekam praktik dan suasana kehidupan sanggar-sanggar dengan segala romantikanya,” tulis Asikin seperti dirilis humas Komunitas Salihara melalui pesan elektronik redaksi semarak.co, Minggu (5/10/2025).

Melalui media itu pula dapat dibentangkan bahwa Sanggarbambu berkarya dengan kecenderungan senyap, tanpa berteriak-teriak anti ini dan itu. Dalam pameran Di Sini Aku Temukan Kau: Karya dan Arsip Sanggarbambu Komunitas Salihara menampilkan karya-karya dari anggota Sanggarbambu periode awal.

Di antaranya adalah Danarto, Darmadji, Handogo Soekarno, Irsam, Kuswandi, Mulyadi W., Muryoto Hartoyo, Soeharto Pr., Soenarto Pr., Supono Pr., Suwartono, Syahwil, dan Titis Jabaruddin.

Karya-karya seniman ini merupakan koleksi pribadi dari berbagai koleksi negara maupun pribadi yang tim kumpulkan selama proses satu tahun terakhir dalam mempersiapkan pameran ini.

Buah dari pencarian tersebut menghasilkan pameran yang akan menampilkan lebih dari 40 lukisan cat minyak serta puluhan arsip dan sketsa dari anggota Sanggarbambu dalam periode emas mereka.

Untuk bisa menikmati karya-karya tersebut secara menyeluruh pengunjung dapat melakukan pembelian tiket di tiket.salihara.org dengan harga Rp25.000 (Selasa-Jumat) dan Rp35.000 (Sabtu & Minggu) untuk umum dan gratis bagi pelajar hingga S1.

Tentang Komunitas Salihara Arts Center

Komunitas Salihara Arts Center adalah sebuah institusi kesenian dan kebudayaan yang selalu menampilkan kesenian terkini dari Indonesia dan dunia, baik yang bersifat pertunjukan maupun edukasi, dalam lingkungan kreatif dan sejuk di tengah keramaian selatan Jakarta. (hms/slr/smr)

Pos terkait