Kemendikdasmen Dorong Kolaborasi Tuntaskan Buta Aksara dan Peningkatan Literasi

Kemendikdasmen memastikan proses penuntasan buta aksara terus dilakukan oleh pemerintah serta didukung satuan pendidikan dan komunitas literasi yang ada.

Dirjen Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (Diksi PKPLK), Kemendikdasmen Tatang Muttaqin mengungkapkan, proses penuntasan buta aksara terus dilakukan oleh pemerintah serta didukung satuan pendidikan dan komunitas literasi yang ada.

Semarak.co – Proses tersebut berjalan baik. Terbukti dengan data Angka Penurunan Buta Aksara Absolut lima tahun terakhir (2020—2024) yang bersumber dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Badan Pusat Statistik (BPS), dan Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikdasmen.

Bacaan Lainnya

“Penurunan angka buta aksara tiap tahun turun cukup signifikan. Lima tahun terakhir, Angka Buta Aksara pada Penduduk Rentang Usia 15—59 Tahun secara nasional dari 1,71% di tahun 2020 menjadi 0,92% di tahun 2024,” terang Tatang, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Mitra BKHumas Fortadik, Senin sore (8/9/2025).

Menurutnya, dibutuhkan kolaborasi lebih erat antara Kemendikdasmen dengan pemangku kepentingan dan ekosistem pendidikan, baik itu satuan pendidikan formal dan nonformal, taman bacaan masyarakat, dan pegiat literasi untuk menyusun strategi penyelarasan antar program layanan pendidikan nonformal dan pendidikan informal.

“Penuntasan buta aksara menjadi pekerjaan rumah bersama untuk mencapai target Indonesia bebas buta aksara. Semua harus terus bergerak mengajak masyarakat melek baca dan sadar akan pentingnya literasi. Persoalan buta aksara dan literasi harus kita intervensi dengan baik dengan kolaborasi bersama,” tegas Tatang.

Direktur Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Informal (PNFI), Baharudin, mengungkapkan bahwa tahun ini Direktorat PNFI telah menyusun strategi intervensi dan menghadirkan program kolaborasi untuk mendukung program penuntasan buta aksara dan melek literasi.

Beberapa prioritas intervensi dalam tahapan terkini yang dilakukan mulai dari dukungan Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) Keaksaraan 2025, BOP Pemberdayaan Remaja dan Perempuan Dewasa 2025, mendukung peran mitra dan relawan, serta Revitalisasi SPNF dan Digitalisasi Pembelajaran yang menjadi program prioritas Kemendikdasmen.

“Bantuan ini bertujuan memperkuat layanan literasi dasar dan mengembangkan keterampilan hidup praktis bagi warga belajar di PKBM dan SKB. Sementara itu, kolaborasi mitra dan relawan dari dari organisasi masyarakat, komunitas literasi, dan dunia usaha agar kita dapat memperluas jangkauan dan memperkuat upaya pendidikan,” terang Baharudin.

Salah satu upaya yang dilakukan Direktorat PNFI beberapa waktu belakangan, terang Baharudin, adalah menghadirkan serangkaian agenda jelang dan sesudah Hari Aksara Internasional 2025.

Tahun ini Direktorat PNFI mengambil tema “Kesalehan Literasi Digital, Membangun Peradaban”. Menurutnya, pemberantasan buta aksara bukan hanya soal membaca, menulis, dan berhitung, tetapi juga mengelaborasikan pembelajaran dengan teknologi digital. (hms/smr)

Pos terkait