Terbukti Sukses, Menteri PU Dody Instruksikan Seluruh Balai Terapkan Teknologi IPHA

Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo akan memperluas penerapan teknologi Irigasi Padi Hemat Air (IPHA) ke seluruh Indonesia.

Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo akan memperluas penerapan teknologi Irigasi Padi Hemat Air (IPHA) ke seluruh Indonesia. Langkah ini dilakukan melalui optimalisasi infrastruktur irigasi yang dikelola Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS/BWS) di berbagai daerah.

Semarak.co – Dody menyatakan, teknologi IPHA diyakini dapat menghemat air sekaligus meningkatkan produktivitas panen padi. Teknologi IPHA adalah strategi penting untuk meningkatkan efisiensi pertanian melalui pemanfaatan metode modern.

Bacaan Lainnya

“IPHA tidak hanya mengurangi penggunaan air, tetapi juga meningkatkan kualitas dan hasil panen. Keberhasilan teknologi ini jadi dasar memperluas implementasinya ke daerah lain,” ujarnya,  dirilis humas usai acara melalui WAGroup MITRA KEMENTERIAN PU, Minggu (20/4/2025).

IPHA, yang menggunakan metode pengairan berselang (intermittent irrigation), memungkinkan lahan sawah menjalani siklus basah-kering teratur. Pendekatan ini terbukti menghemat air hingga 30% dan meningkatkan produktivitas padi hingga 169% dibandingkan metode konvensional.

Untuk mendukung keberhasilan IPHA, Kementerian PU mengembangkan sistem informasi pengelolaan air berbasis digital yang membantu petani dan petugas lapangan mengelola jadwal pengairan, memantau debit air, serta memberikan peringatan dini terkait potensi kekeringan.

“Teknologi ini memastikan pengelolaan air menjadi lebih akurat dan efisien, sehingga hasil yang dicapai melalui IPHA dapat dioptimalkan,” tambah Menteri Dody.

Sebagai bagian dari sosialisasi dan penguatan implementasi IPHA, Kementerian PU akan menyelenggarakan panen demplot serta pameran hasil panen teknologi IPHA di Daerah Irigasi (DI) Rentang, Selasa, 22 April 2025.

Acara ini bertujuan menunjukkan efektivitas teknologi IPHA dalam meningkatkan kualitas panen padi. Pada acara tersebut, tiga dari 208 demplot yang telah dikembangkan akan dipanen. Hingga kini, 18 demplot telah dipanen dengan hasil melampaui rata-rata produktivitas metode konvensional.

Salah satu daerah lumbung pangan yang telah menerapkan IPHA adalah Daerah Irigasi Rentang di Jawa Barat, mencakup Kabupaten Indramayu, Cirebon, dan Majalengka.

Kepala BBWS Cimanuk Cisanggarung, Dwi Agus Kuncoro, melaporkan hasil yang menggembirakan. Dari 208 demplot di DI Rentang, hingga 17 April 2025, sebanyak 15 demplot telah dipanen dengan hasil antara 6,48 ton/ha hingga 16,88 ton/ha Gabah Kering Panen (GKP).

Dwi menambahkan, keberhasilan IPHA tidak hanya meningkatkan produktivitas padi tetapi juga menunjukkan potensi besar teknologi ini dalam mendukung swasembada pangan nasional. Dengan hasil yang stabil , teknologi ini memberikan solusi berkelanjutan untuk pertanian Indonesia.

Keberhasilan penerapan IPHA diharapkan menjadi model untuk daerah lain. Kementerian PU optimis bahwa dengan sinergi lintas sektor, efisiensi penggunaan air irigasi dan peningkatan hasil panen dapat memberikan dampak signifikan pada ketahanan pangan nasional. (hms/smr)

Pos terkait