Banyak cara untuk berbagi kepada kaum dhuafa. Bukan hanya langsung memberikan uang atau barang, menjual makanan enak dengan harga super murah pun bisa disebut demikian. Di Jalan Yos Sudarso Kav 28 Jakarta, di sebelah kiri, tepatnya di samping gerbang utama gedung bertingkat PT Citra Marga Nusa Pala, berdiri sebuah rumah makan murah meriah dengan lauk mewah.
Bagaimana tidak, hanya dengan membayar Rp 3 ribu, pembeli bisa menikmati menu nasi dengan aneka lauk pauk yang sangat menggugah selera. Tak hanya menjamu pengunjung dengan aneka ragam menu, pemilik warung juga memanjakan siapa pun yang datang dengan suasana yang nyaman dan asri, mirip seperti di pedesaan.
Warung istimewa ini bernama Podjok Halal, berdiri di bawah tenda biru berdampingan dengan pohon kelapa yang menjulur tinggi ke atas. Suasana semakin asri dengan adanya tanaman-tanaman yang melingkari bangku pengunjung.
Warung ini merupakan milik seorang pengusaha Tionghoa muslim bernama Jusuf Hamka. Dia membuka tempat makan murah ini dengan satu tujuan, mengurangi beban kaum dhuafa dan orang-orang berpenghasilan rendah. Jusuf berharap, mereka yang datang bisa makan enak tapi bisa berhemat.
“Misal penghasilan Rp 20 ribu. Dulu biaya makan Rp 10 ribu. Jadi orang itu bawa pulang Rp 10 ribu. Kalau dia makan Rp 3 ribu, bisa bawa pulang Rp 17 ribu kan. Itu menurut saya cukup membantu,” ujar Jusuf Hamka, menguraikan maksud dibuatnya warung Podjok Halal.
Ide warung makan Podjok Halal ini memodifikasi sistem berbagi pada saat bulan Ramadan. Saat itu, dia memberikan makanan berbuka 1.000 porsi secara gratis kepada pengguna jalan. Setiap Senin hingga Jumat, selama tujuh tahun berturut-turut. “Saat bulan puasa kami bagikan 1.000 porsi. Tapi kami siapkan 200 takjil. Jadi jika ada yang tidak kebagian, kami kasih takjil sama air,” ungkapnya.
Dari sini Jusuf lalu berpikir. Setiap hari Tuhan memberikan rezeki berlimpah, masa berbuat kebaikan mesti menunggu bulan Ramadan. Dari situlah, Jusuf kemudian mendirikan warung makan murah ini.
Ide Jusuf ini pun ternyata disambut banyak pengusaha, yang juga ingin menyalurkan bantuan. “Teman-teman kami (pengusaha) yang nyumbang. Saya melihat, kok gak ada salahnya kami membuat satu warung makan yang dijual dengan harga Rp 3 ribu,” ucap Jusuf.
Warung makan Podjok Halal ternyata tak mengharuskan pembeli untuk selalu membayar. Bagi pengunjung yang ingin makan namun tidak memiliki uang, pemilik warung akan memberikan secara cuma-cuma alias gratis. Intinya, ingin beramal sambil mendidik.
“Harga Rp 3 ribu bukan patokan bahwa itu harga mati. Saya bilang kalau nggak mampu bener kasihlah gratis. Misal, ada 10 orang datang. Dia cuma punya uang Rp 3 ribu. Ambil uangnya, sisanya kasih gratis,” tutur dia.
Warung ini dibuka 6 Februari 2018 lalu. Karena masih baru, belum banyak masyarakat tak mampu yang mengetahuinya. “Kemarin kami sediakan 100 porsi, hanya 10 porsi saja yang laku. Sisanya 90 porsi kami bungkus dan bagikan secara gratis kepada orang-orang pinggir jalan,” tutur Jusuf.
Jusuf pun meminta agar masyarakat dan media menginformasikan keberadaan warung khusus kaum dhuafa dan fakir miskin ini. Sehingga peminatnya semakin bertambah. Jusuf berharap, setiap hari ratusan bahkan ribuan pelanggan bisa hilir mudik mampir ke warung makannya.
“Tolong sampaikan kepada teman-teman supaya mengerti (ada warung murah). Siapa tahu ada supir Gojek, supir ojek pangkalan, penyapu jalanan, pemulung, pengamen mau makan di sini, silahkan. Tidak punya uang, tidak apa-apa. Tetap kami layani. Kami nawaitu (niatkan), Insya Allah berkah,” ucap Jusuf.
Untuk menyebarkan kebaikan melalui warung murah meriah ini, Jusuf berencana akan membuka lima cabang di Jakarta. Targetnya minimal seribu porsi. Sekarang ini, sedang menyusun bentuk kerja sama. Apakah dengan ormas Islam atau mengumpulkan sejumlah pengusaha,” papar Jusuf.
Saat ini, warung Podjok Halal menggunakan sistem katering. Tapi nanti setelah berjalan, sistemnya akan diubah dengan membeli makanan di warung setempat. Sudah ada tiga warung yang mengajukan. “Saya sudah bicara dengan pengusaha. Dia bilang ya udah lo buktiin dulu, Nanti gua ikut buat depan kantor gua,” ucap dia.
Jusuf berharap programnya menjadi pola percontohan ke seluruh Indonesia. Semoga dengan begini, pemerintah dapat menirunya. Dia yakin, jika ini berhasil, Presiden akan menginstruksikan membentuk warung murah di setiap departemen. “Saya pikir kalau kami tidak memulai, hanya memberikan konsep kurang efektif. You never try you never know,” tutupnya.
dikutip dari WAG Media Jamkrindo kiriman Rully Minggu (11/2-2018)