Lembaga Survei Nasional Poltracking Indonesia merilis hasil Survei Elektabilitas beberapa tokoh yang diprediksikan maju sebagai capres pada Pilpres 2019 mendatang. Hasilnya, nama Joko Widodo dan Prabowo Subianto menjadi dua nama yang tertinggi. Walau dalam survei tersebut, elektabilitas Jokowi unggul 53%, tapi angka ini malah menujukkan elektabilitas Jokowi anjlok. Apalagi dalam kapasitasnya incumbent.
Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Ahmad Mudzani mengaku heran dengan elektabilitas Jokowi.
Pasalnya saat ini Jokowi dinilai telah mulai bermanuver dan menggunakan kebijakannya untuk merebut hati rakyat. Tetapi justru tingkat keterpilihannya masih berada di kisaran hanya 50 persen. Itu berarti masih rawan dan anjlok dibanding hasil survei-survei sebelumnya.
“Kami kaget, semua sudah dilakukan Presiden tapi hanya menguasai 53″Kpersen. Menurut saya angka itu belum cukup aman dalam situasi politik yang naik turun seperti ini,” kata Mudzani di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Minggu (26/11).
Program kerakyatan presiden harusnya membuat Jokowi mengamankan posisinya. Misalnya, dari struktur APBN yang lebih dari Rp100 T yang dianggarkan untuk dana desa, atau peningkatan membantu keluarga prasejahtera dari Rp4 juta sampai Rp12 juta keluarga, atau pun Kartu Indonesia Pintar (KIP).
“Satu sisi ini membantu rakyat, tapi sisi lain meningkatkan citra positif presiden petahana yang bisa saja itu digunakan sebagai campaign, itu presiden yang menginisiasi sehingga citranya bisa naik,” ujarnya
Jika dibandingkan Prabowo, ia yakin Prabowo mampu menyalip elektabilitas Jokowi. Pasalnya saat ini, di saat belum melakukan apapun Prabowo sudah mendapatkan angka 33 persen. “Itu bagus. Bahkan menunjukkan ada peningkatan signifikan. Oleh karena itu sampai sekarang kami di Gerindra terus melakukan penataan ke dalam. Dan pak Prabowo belum banyak bergerak, kecuali melakukan penataan dalam Partai Gerindra,” ujarnya.
Partai Gerindra menyatakan telah mempersiapkan figur yang akan diusung untuk Pilpres 2019 dengan tetap mengusung Prabowo. Sejauh ini hanya sosok Prabowo yang dinilai pantas menjadi Capres. “Ya itu kehendak seluruh kader Gerindra tanpa beda pendapat sedikit pun bahwa kita semua memohon, meminta dan sangat berharap Prabowo maju di 2019. Terbukti hasil survei pun menunjukkan potensi head to head,” ungkapnya.
Muzani mengaku, sudah menyampaikan keinginan kader tersebut kepada Prabowo. Hal itu juga mendapatkan respon positif dari Prabowo. Pasalnya, Prabowo selalu siap jika dibutuhkan oleh bangsa apalagi jika bertujuan untuk memperbaiki kondisi Indonesia. Mudzani mengatakan kader Gerindra menginginkan Prabowo maju sebagai Capres 2019, maka seluruh kader harus siap bekerja keras.
“Ketika ditanya jawaban tentang kesediaannya (Prabowo), kalau jabatan Presiden ini bisa menjadi alat bagi upaya untuk memperbaiki kondisi negara, kalau jabatan ini bisa menjadi cara untuk mengkapitalisasi masa depan bangsa, maka beliau minta semua kader bergerak memenangkan proses ini di 2019,” kutip Muzani.
Awal tahun depan, lanjut dia, Prabowo akan memberikan kepastian terkait langkahnya di Pilpres 2019, tepatnya pada bulan Maret Tahun 2018. Saat ini pihaknya masih fokus untuk memenangkan Pilkada serentak 2018. “Kesibukan kami sampai sekarang ini sampai dengan akhir tahun adalah pilkada. Tahun depan ya, mudah-mudahan di bulan 3 insya Allah (beri kepastian),” tuntasnya. (viv/lin)