Benarkah ada Spoils System dalam Reorganisasi Struktur Jabatan Lembaga TNI?

Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo. Foto: internet

Oleh Nazlira al-Habsyi *)

Semarak.co-Mutasi Letjen Kunto Arief Wibowo dari jabatan Pangkogabwilhan menjadi Staf Khusus Kasad jelas merupakan “Spoils System”, karena secara nyata berlawanan dengan semangat profesionalisme dalam reorganisasi jabatan struktural dalam kelembagaan TNI.

Bacaan Lainnya

Dalam struktur jabatan organisasi Tentara Nasional Indonesia (TNI), Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) memiliki kedudukan yang jauh lebih tinggi dibandingkan Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), baik dari segi tanggungjawab, wewenang, maupun hierarki operasional.

Jabatan itu sangat tidak sebanding dengan karier dan prestasi Letjen Kunto Arief. Jabatan Pangkogabwilhan I, II, dan III seharusnya diisi oleh perwira tinggi bintang 4, seperti Jenderal TNI Agus Subiyanto (sebelum menjadi Panglima TNI) yang pernah menjabat Pangkogabwilhan III.

Artinya setara dengan Jabatan Kasad yang juga merupakan jabatan bintang 4, tapi Letjen Kunto malah dimutasi menjadi Staf Kasad, bukan Kasad, yang bahkan dalam konteks wewenang operasional dan peran strategis, jabatan Kasad masih dibawah jabatan Pangkogabwilhan.

Pasalnya, jabatan Pangkogabwilhan memiliki tanggungjawab lintas matra dan komando langsung di wilayah pertahanan. Walaupun dari segi pangkat militer setara dengan Kasad (bintang 4). Dalam struktur TNI, Pangkogabwilhan adalah jabatan yang lebih dekat dengan pelaksanaan operasi di lapangan.

Sedangkan Kasad berfokus pada pembinaan matra Angkatan Darat. Kasad, meskipun sangat penting dalam pembinaan Angkatan Darat, memiliki peran yang lebih terbatas pada satu matra dan bersifat pendukung dalam operasi gabungan.

Jadi, hanya sebab pengecualian karier dan prestasinya buruk saja maka mutasi jabatan tersebut layak diterapkan terhadap Letjen Kunto, padahal selaku perwira tinggi, Letjen Kunto telah menerima berbagai penghargaan dan brevet.

Termasuk Bintang Yudha Dharma Pratama, Bintang Kartika Eka Paksi Pratama serta berbagai lencana dari angkatan bersenjata negara sahabat seperti Freefall Parachutist Badge dari Angkatan Darat Malaysia dan Air Assault Badge dari Angkatan Darat Amerika Serikat.

Itulah sebabnya mutasi Letjen Kunto Arief Wibowo ini lebih pantas disebut sebagai mutasi yang didasarkan oleh kepentingan politik atau yang dikenal dengan istilah Spoils System karena mengabaikan penilaian atas dasar meritokrasi sistem yang seharusnya menjadi prinsip profesionalisme reorganisasi dalam tubuh TNI.

Biodata Letjen Kunto Arief Wibowo

Nama lengkap: Letnan Jenderal TNI Kunto Arief Wibowo

Tempat, tanggal lahir: Malang, Jawa Timur, 15 Maret 1971

Agama: Islam

Orang tua: Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno

Pendidikan: Akademi Militer (Akmil) 1992, Infanteri Raider

Jabatan penting:

Pangkogabwilhan I (2025)

Wakil Komandan Kodiklat TNI AD (2023–2024)

Pangdam III/Siliwangi (2022–2023)

Pangdam XIV/Hasanuddin

Panglima Divisi Infanteri 3/Kostrad Kasdam III/Siliwangi

Jabatan terakini: Staf Khusus KSAD

Perbedaan Spoils System dan Merit System

Pokok perbedaan antara spoils system dan merit system terletak pada kriteria yang digunakan untuk mengisi jabatan pemerintahan. Spoils system mengutamakan faktor politik, seperti loyalitas partai atau koneksi, sedangkan merit system fokus pada kemampuan dan kompetensi.

Spoils System (Sistem Pengisian Jabatan Berdasarkan Kepentingan Politik):

Jabatan pemerintahan diisi oleh orang-orang yang dianggap loyal pada partai yang berkuasa atau memiliki hubungan dengan orang-orang yang berpengaruh. Kualitas dan kompetensi individu seringkali diabaikan, sehingga bisa menyebabkan birokrasi yang tidak efisien. Sistem ini bisa menimbulkan korupsi dan penyalahgunaan jabatan.

Merit System (Sistem Pengisian Jabatan Berdasarkan Kemampuan):

Jabatan pemerintahan diisi berdasarkan kompetensi, kualifikasi, dan kinerja individu. Perekrutan dan promosi dilakukan secara terbuka dan transparan, dengan seleksi yang objektif. Sistem ini bertujuan untuk menciptakan birokrasi yang profesional, efisien, dan berintegritas. []

*) Pegiat Literasi Rakyat

 

Sumber: WAGroup FORUM INDONESIA BERSAMA (postSenin2/5/2025/winarsomo)

Pos terkait