BI Yakin Inflasi Sesuai Rencana Akhir Tahun 4%

ilustrasi bursa saham indonesia (BEI)

Bank Indonesia (BI) menyakini kedepan, inflasi akan tetap diarahkan berada pada sasaran inflasi 2017, yaitu 4±1%. Indeks Harga Konsumen (IHK) Mei 2017 mencatat inflasi sebesar 0,39% (mtm), meningkat dibandingkan bulan lalu yang mengalami inflasi sebesar 0,09% (mtm). Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi, BI Tirta Segara mengungkapkan akan koordinasi kebijakan Pemerintah di pusat dan daerah dengan Bank Indonesia dalam pengendalian inflasi.

“Pengendalian inflasi perlu terus diperkuat terutama dalam menghadapi sejumlah risiko terkait dampak kebijakan lanjutan reformasi subsidi energi oleh Pemerintah, dan risiko kenaikan harga volatile food selama bulan puasa Ramadhan dan hari raya Idul Fitri,” kata dia di Jakarta, Jumat (1/6).

Ia menjelaskann Indeks Harga Konsumen (IHK) Mei 2017 mencatat inflasi sebesar 0,39% (mtm), meningkat dibandingkan bulan lalu yang mengalami inflasi sebesar 0,09% (mtm). Inflasi IHK terutama disumbang oleh inflasi komponen volatile food dan administered prices. Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK hingga Mei tercatat 1,67% (ytd) atau secara tahunan mencapai 4,33% (yoy), masih dalam kisaran sasaran inflasi sebesar 4±1%.

Menurut dia, kelompok volatile food pada Mei 2017 mengalami inflasi sebesar 0,91% (mtm) setelah tiga bulan sebelumnya berturut-turut tercatat mengalami deflasi. Peningkatan inflasi kelompok ini dipengaruhi naiknya permintaan beberapa komoditas seiring dengan datangnya bulan Ramadan di minggu ke-IV bulan Mei. Komoditas yang mengalami kenaikan harga pada bulan ini terutama bawang putih, telur ayam ras, daging ayam ras, cabai merah, daging sapi, dan beras. Sementara komoditas cabai rawit dan bawang merah tercatat masih mengalami deflasi. Secara tahunan, inflasi volatile food mencapai sebesar 3,26% (yoy).

Lebih jauh ia katakan, Inflasi administered prices pada Mei 2017 masih cukup tinggi sebesar 0,69% (mtm), meskipun turun dari bulan lalu yang sebesar 1,27% (mtm). Lebih rendahnya inflasi administered prices bulan ini terutama disebabkan penyesuaian tarif listrik tahap ketiga untuk pelanggan prabayar daya 900 VA nonsubsidi yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan kelompok pascabayar. Sementara itu, penyesuaian harga bahan bakar khusus, tarif angkutan udara, dan rokok juga mendorong inflasi administered prices. Secara tahunan, inflasi administered prices mencapai sebesar 9,14% (yoy).

“Inflasi inti Mei 2017 cukup rendah sebesar 0,16% (mtm), sedikit meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,13% (mtm). Komoditas utama penyumbang inflasi kelompok ini adalah nasi dengan lauk, baju muslim wanita, tarif rumah sakit, dan upah pembantu rumah tangga. Inflasi kelompok inti tertahan oleh menurunnya harga gula pasir dan tarif pulsa ponsel. Secara tahunan, inflasi inti tercatat sebesar 3,20% (yoy),” jelas dia. (wiy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *