Mengenal Aldiwan, ASN Milenial yang Kembangkan Internet di Wilayah Terpencil Sumsel

Aldiwan Haira Putra (paling kanan) bersama warga yang memanfaatkan ilmu pengembangan jaringan internet. Foto: humas Kementerian PANRB

Sudah 10 tahun Kabupaten Empat Lawang, Sumatra Selatan (Sumsel), berdiri menjadi daerah otonom. Namun, berbagai kendala masih banyak ditemukan. Salah satunya tidak tersedianya akses internet dan jaringan komunikasi yang merata, terutama di komplek pemerintahan.

semarak.co -Kondisi tersebut tentu menghambat pelayanan kepada masyarakat. Tak betah dengan keterbatasan internet di era digital, Aldiwan Haira Putra pun bergerak merangkul pihak swasta untuk mengembangkan jaringan internet.

Diwan, panggilan akrabnya, adalah aparatur sipil negara (ASN) yang mengabdi di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kab. Empat Lawang. Selama lima bulan ditugaskan, ia berhasil memberikan solusi atas masalah menahun tersebut, bahkan tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Pihak swasta dirangkul tak hanya untuk mengembangkan jaringan internet bagi pemerintah, tetapi juga bagi masyarakat. Jaringan internet ini juga dikembangkan untuk implementasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) atau e-Government.

Pria kelahiran 1995 ini mengembangkan program sosial yang dinamakan Internet Gratis untuk Masyarakat Terpencil (Itik Kecil), untuk mengedukasi warga agar memanfaatkan internet. Masyarakat Kab. Empat Lawang diberi pendampingan menggunakan internet untuk meningkatkan kualitas pendidikan, pertanian, perkebunan, dan sebagainya.

Pemasangan antena dilakukannya di desa terpencil yang sebelumnya sulit tersetuh oleh akses internet, salah satunya adalah di Kantor Desa Pancur Mas. Desa yang dikenal sebagai pelosok dan tertinggal ini, akhirnya terbantu dengan adanya internet.

“Ini menjadi motivasi tersendiri bagi saya dan berharap seluruh ASN di mana pun bertugas, baik di pelosok NKRI atau di wilayah perbatasan, bisa membuktikan bahwa keterbatasan di daerah bukan menjadi halangan untuk berprestasi,” ujarnya.

Dalam melakukan program tersebut, bukan berarti tanpa kendala, salah satunya adalah masyarakat dan pemerintah tidak percaya dengan inovasi yang diciptakan Diwan. Namun kegigihan Diwan berhasil meyakinkan masyarakat terpencil dan pemerintah daerah yang kesulitan akses internet.

Kepada warga dan jajaran pemerintah, ia menjelaskan bahwa dengan inovasinya, bisa menghemat anggaran ratusan juta rupiah dibandingkan dengan harus membangun Base Transceiver Station (BTS) untuk penyediaan jaringan internet.

Semangat untuk terus berinovasi dan pengabdian yang tulus kepada masyarakat, mengantarkan Aldiwan menjadi salah satu penerima Piala Adhigana kategori The Future Leader.

Diwan mengungkapkan, ada kebanggaan tersendiri baginya ketika seorang PNS yang bekerja di pelosok mampu membuktikan perannya secara nyata sebagai motor penggerak dalam pembangunan nasional melalui prestasinya masing-masing.

Pria kelahiran tahun 1995 ini menekankan, bahwa ASN tidak boleh hanya berpasrah diri terhadap keterbatasan dan kekurangan yang ada di tempatnya mengabdi. Menurutnya, setiap abdi negara harus berani keluar dari kungkungan dan memberikan yang terbaik dimanapun mereka bekerja.

Menurutnya, penghargaan yang diterimanya bukanlah menjadi akhir, namun sebaliknya, menjadi motivasi dan cambuk untuk lebih gigih dalam menciptakan inovasi-inovasi pelayanan yang lebih baik dan dirasakan manfaatnya secara nyata oleh masyarakat.

“Saya harus meningkatkan kapasitas saya, intelektual saya, dan juga pelayanan saya kepada masyarakat,” tegasnya.

Prestasi yang ditorehkan oleh Diwan, turut dipuji oleh atasannya, yakni Bupati Empat Lawang H. Joncik Muhammad. Ia merasa sangat bangga, pasalnya salah satu ASN di lingkungan Pemerintah Kabupaten Empat Lawang Aldiwan Haira Putra, yang menjadi salah satu ASN terbaik di Indonesia.

“Saya mengucapkan selamat kepada Aldiwan Haira Putra yang yang menjadi 1 dari 3 terbaik untuk nominasi The Future Leader,” ungkap Joncik.

Menurutnya, inovasi yang dilakukan Diwan membantu mereka dalam menghemat anggaran dimana sebelumnya anggaran untuk membuat BTS bisa mencapai milyaran dengan adanya inovasi tersebut, mereka akhirnya dapat menerapkan e-Government.

Sementara itu, Sulastri salah satu masyarakat yang menerima manfaat inovasi Diwan, merasa terbantu dan berterima kasih dengan adanya inovasi ini. Ia mengatakan, dengan adanya jaringan internet, dirinya dapat mengetahui kondisi putri mereka yang berada di luar wilayah Kab. Empat Lawang.

“Akses internet memberikan kemudahan bagi saya untuk melakukan komunikasi dengan anak saya,” imbuhnya.

Diwan adalah lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) tahun 2017, jurusan keuangan daerah. Setelah kurang lebih 10 tahun instansi pemerintah tersebut tidak dapat mengakses jaringan telekomunikasi, akhirnya kini berkat Diwan, seluruh instansi pemerintah di Kabupaten Empat Lawang dapat memanfaatkan internet untuk keperluan pemerintahan seperti laporan keuangan, administrasi dan lain-lain. (hms/lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *