Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) memberdayakan pengrajin batik sekaligus meresmikan Desa Wisata Pemberdayaan Batik di Kampung Neglasari, Kelurahan Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Sabtu (24/8/2019).
Anggota Baznas Nana Mintarti mengatakan, di Kelurahan Cibuluh sebagian warga mencari nafkah dengan menjadi pengrajin batik tulis dan batik cap. Mereka memproduksi batik dengan motif ciri khas Kota Bogor, seperti kujang, daun talas, rusa, hujan gerimis, dan bunga rafflesia arnoldi.
“Kapasitas produksi batik di wilayah ini masih terbatas namun memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Melalui program mustahik pengusaha yang dilaksanakan Lembaga Pemberdayaan ekonomi Mustahik (LPEM) Baznas, saat ini tengah membina 30 orang warga Cibuluh yang kurang mampu,” ujar Nana dilansir media online anggota Baznas Media Center (BMC).
Program tersebut diawali dengan kegiatan pelatihan membatik yang dilaksanakan selama tujuh hari pengajar dari perintis kerajinan batik pertama di Cibuluh, Batik Pancawati. Hadir selain Nana Mintarti, Walikota Bogor Bima Arya, Rektor IPB Arif Satria, Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas, Irfan Syauqi Beik, serta tokoh masyarakat setempat.
“Pelatihan ini mengajarkan pemahaman dasar, cara pola, canting, dan pewarnaan. Akhir dari pelatihan tersebut, hasil karya mustahik Cibuluh akan ditampilkan dalam Street Fashion Show Kampung Batik Cibuluh,” katanya.
Pihaknya juga memberikan peralatan membatik berupa kompor malam, canting, kain, pewarna, cap batik, dan alas cap. Tidak hanya memberdayakan warga, Baznas juga mendorong dibentuknya Desa Wisata Pemberdayaan Batik di Cibuluh ini sebagai salah satu destinasi wisata budaya.
“Melalui peran serta masyarakat, Kampung Neglasari, Kelurahan Cibuluh akan dipercantik dengan berbagai hiasan batik, seperti perbaikan gapura, pembuatan mural, pembanguan area kaulinan anak, area kuliner, area foto instagramable, museum batik, dan area belajar membatik,” katanya.
Dengan mengedepankan konsep Experential Halal Tour, pengunjung mendapatkan pengalaman menarik dalam berbagai aspek budaya batik, seperti belajar instan membuat batik, interaksi dengan kehidupan masyarakat, mencicipi kuliner tradisional Bogor, dan menikmati suasana kampung dengan berbagai motif Batik.
“Desa wisata pemberdayaan batik di Cibuluh ini dapat mengembangkan potensi usaha dan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat,” ungkapnya.
Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas, Irfan Syauqi Beik bahwa pihaknya mendukung penuh terlaksananya program ini, dan berharap kerjasama dari berbagai pihak upntuk mempercepat prosesnya.
“Adanya intervensi yang dilakukan Baznas Pusat diharapkan dapat menjadi dorongan dalam mengembangkan UMKM di berbagai wilayah dan membentuk koordinasi yang baik dengan Baznas di daerah-daerah,” ujarnya.
Sementara Wali kota Bogor Bima Arya menuturkan Pemerintah Kota Bogor mendukung terlaksananya pemberdayaan kampung batik ini. Menurutnya, Bogor itu dikenal sebagai kota tematik.
“Di Kampung Neglasari, Kecamatan Cibuluh ini karena banyak pengrajin batik dikenal sebagai desa wisata pemberdayaan batik. Selain itu, dengan menjadikan kampung ini sebagai salah satu kampung tematik di Kota Bogor dan mewajibkan ASN Kota Bogor untuk menggunakan Batik Bogor,” imbuhnya.
Pakaian yang dipakainya, lanjut Arya, adalah Batik Pancawati Bogor. Saya berharap warga Bogor mencintai dan memakai batik asli Bogor. Bima Arya juga menyampaikan apresiasi dan dukungannya serta mendorong sinergi dari berbagai pihak, baik dinas terkait, swasta dan penggiat batik lainnya untuk mensukseskan program Kampung Batik ini.
“Batik asli Bogor yang terkenal bernama Pancawati. Cocok neh dengan memadukan sentuhan IPB dari sisi manajemennya, Baznas dari sisi permodalan dan pemberdayaan ekonomi, serta dinas terkait dari pemerintah kota Bogor dari sisi pengembangan usaha, maka diharapkan akan meningkatkan pengrajin batik di wilayah ini sekaligus memperkenalkan batik asli Bogor ke daerah-daerah lain di Indonesia,” tutur Arya Bima. (lin)