Opini by Zeng Wei Jian: Mustofa & Lieus Sungkharisma

Zeng Wei Jian. foto: internet

Opini by Zeng Wei Jian

Dua hari lagi lebaran tanggal 05 Juni 2019. Jakarta sudah sepi. Pukul 08 pagi, sambil baca Whatsapps, saya ngebut di jalan tol. Komandan Sufmi Dasco Ahmad dari Gerindra is on his way to Mapolda Metro Jaya.

Hari ini orang-orang sudah liburan di kampung. Komandan Don Dasco berencana mengeluarkan Mustofa Nawardaya, Lieus Sungkharisma, dan puluhan pemuda yang diduga terlibat insiden tanggal 21-22 Mei 2019.

Penjara Polda Metro belum dibuka. Waktu bezoek mulai pukul 10 pagi. Keluarga para tahanan menunggu. Ada seorang ibu setengah baya. Anaknya kena pasal pornografi. Dia kenal Eggy Sudjana dan Lieus Sungkharisma. Dia bilang keduanya “mengerikan”, tapi baik dan lucu-lucu. Kasus mereka; Makar.

Lawyer ACTA seperti Hendarsam “Hence” Marantoko, Julian Panjaitan, Jack Piliang, Anggie Tanjung dan Victor da Costa sudah berada di sekitar Kopi Tiam. Hendarsam Marantoko memimpin Tim Kuasa Hukum Lieus Sungkharisma sekaligus anggota BPN Direktorat Hukum & Advokasi.

Di Markas Direktorat Hukum & Advokasi Jl. Cokroaminoto 62A, para lawyer seperti Sari Nurmala, Jack, Hamid dan Soraya semalaman mengerjakan berkas dan surat permohonan penangguhan penahanan seratusan orang.

Sejurus kemudian, Yap Hong Gie dan Martin Ma datang. Mereka sudah janjian dengan keluarga Lieus Sungkharisma.

Pintu antrian penjara dibuka. Keluarga antri masuk. Istri dan putra bungsu Lieus Sungkharisma sudah merapat. Mereka masuk satu per satu. Tertib. Saya bergabung dengan tim lawyer. Tidak ikut bezoek.

Komandan Don Dasco telepon. Dia sudah di depan ruang administrasi. Kami segera mengikuti Komandan Don Dasco memasuki gedung penjara dan berbelok menuju ruang kerja Direktur Tahanan Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Polisi Barnabas.

AKBP Barnabas segera memanggil Lieus Sungkharisma yang sedang terima bezoekan di atas sehelai tikar di samping lapaknya Eggie Sudjana.

Tiga orang petugas merekam dengan handphone. Lieus Sungkharisma masuk ruang kerja direktur. Pake baju oranye tahanan dan celana pendek. Dia ngga tau hari ini akan dilepas.

Komandan Don Dasco beritau bahwa dia ditugaskan Pa Prabowo untuk jadi penjamin Lieus Sungkharisma, Mustofa dan ratusan tahanan insiden 21-22 Mei 2019.

Lieus Sungkharisma tampak lebih kurus. Tepat dua minggu lalu dia ditangkap dan ditahan. Berat badannya turun 8 kilogram. Dia tolak menjawab saat diinterogasi penyidik. Matanya terpejam. Ketika ditanya petugas, dia gerakan jari telunjuk ke mulutnya dan Ssttttt….!!

Lieus Sungkharisma mengaku darah tingginya fluktuasi. Turun-naik. Harus rutin diperiksa di klinik. Sebelumnya polisi menolak beri akses sembayang malam. Lieus Sungkharisma ngamuk. Teriak-teriak. Membuat kegaduhan. Melempari pintu sel isolasi maximum security dengan botol susu.

Sewaktu papasan dengan Ratna Sarumpaet di halaman penjara, Ratna Sarumpaet berbisik bahwa dia dilarang bicara dengan Lieus Sungkharisma. Makanya dia melengos dan pergi.

Pertemuan di ruang kerja Direktur Tahanan Polda itu berlangsung sekitar 30 menit. Lieus Sungkharisma setuju diberi penangguhan penahanan. Berkas diproses.

Komandan Don Dasco menginstruksikan supaya Hendarsam Marantoko dan saya ikut ke Bareskrim. Pengecara lain mengerjakan proses administrasi permohonan penangguhan penahan Lieus Sungkharisma dan sekitar 40-an pemuda yang ditahan di Penjara Mapolda Metro Jaya.

Jalanan lancar, fore-rider mengantar sampai ke Truno Joyo.

Komandan cyber crime bareskrim menyambut Komandan Don Dasco. Mustofa Nawardaya alias Netizen Tofa ada di ruang samping. Saya mendampingi Komandan Don Dasco menemui Mustofa Nawardaya. He is a good friend of mine. Orangnya lucu, cerdas dan baik hati.

Pertemuan singkat. Karena Komandan Don Dasco diminta ke Kertanegara 4. Pa Prabowo sudah tiba di sana.

Selagi dalam perjalanan menuju Kertanegara 4, berita “Pembebasan Mustofa” mulai merebak. Pengacara Lusy Daiva membuat video dan posting di youtube. Mustofa Nawardaya mengucapkan terima kasih kepada Kapolri Tito Carnavian.

Sekitar satu jam saya dan Hendarsam Marantoko menunggu rapat tertutup antara Pak Prabowo dan Komandan Don Dasco. Para ajudan sedang bersiap mengawal Pa Prabowo ke Cikeas.

Dari Kertanegara 4, Komandan Don Dasco tidak langsung ke Mapolda Metro Jaya. Tapi berbelok menuju Polres Jakarta Barat.

Kapolres Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi menerima kedatangan. Rupanya dia orang Lampung. Adik kelas Anggota Dewan Terpilih Habiburokhman dari Dapil Jakarta Timur.

Menurutnya, ada sekitar 189 orang terkait insiden 21-22 Mei 2019 yang ditahan di seantero Polsek dan Polres Jakarta Barat. Angkanya terus bertambah. Pengejaran masih terus dilakukan.

Kapolres Hengki Haryadi dan Komandan Don Dasco sepakat menangguhkan penahanan kepada mereka yang tidak membawa senjata tajam.

Proses penangguhan penahanan dilakukan bertahap akibat proses administrasi dan penyortiran. Komandan Don Dasco menekankan supaya mereka yang berasal dari luar Jakarta diprioritaskan. Sehingga mereka bisa berlebaran dengan keluarga.

Kapolres Hengki Haryadi bersedia bekerjasama dengan Hendarsam Marantoko untuk urusan tehnisnya. Alhasil, ada 58 orang tahanan yang akan dikeluarkan di tahap pertama hari ini.

Dari Mapolres Jakarta Barat, kami kembali ke Mapolda Metro Jaya. Komandan Don Dasco memastikan proses administrasi penangguhan penahanan berjalan lancar. Lalu dia meluncur ke Kertanegara 4.

Lieus Sungkharisma sedang medical check-up. Banyak Wartawan. Rupanya berita soal ini sudah menjadi head-line news.

THE END

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *