Webinar perumahan rakyat Bank Tabungan Negara (BTN) dengan tema Perumahan Rakyat Solusi Bagi Tantangan Sosial dan Perlambatan Ekonomi Pasca Pandemi Covid-19 menghadirkan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dan Ekonom Universitas Paramadina secara virtual melalui link zoom, siaran langsung melalui saluran Youtube Bank BTN, dan PII, pada Kamis (11/11/2021).
semarak.co-Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menganggap perlu adanya solusi konkrit dan tepat dalam mengatasi kondisi ekonomi pasca pandemi Covid-19.
“Permasalahannya adalah kita yakin setelah pandemi kita akan recover, tapi apakah recover kemudian kita tumbuh di level 5 persen atau kita tumbuh di level persen. Nah ini yang menjadi krisis pandemi ini spesifik buat kita,” ujar Wijayanto seperti dirilis konsultan media, Media Jakarta, Jumat (12/11/2021).
“Kita perlu solusi yang lebih konkrit dan solusi yang lebih tepat karena resorsis terbatas. Pada kondisi pandemi Covid-19 mengajarkan masyarakat terhadap satu hal namun juga membuat masyarakat lebih waspada terhadap banyak hal,” imbuh Wijayanto.
Keadaan ekonomi di Indonesia, nilai dia, masih dalam kategori yang sehat akan tetapi tidak mencapai titik fit. “Kalau kita lihat di chart itu, ekonomi kita bisa dikatakan selalu sehat, tapi tidak mencapai titik fit. Artinya ibarat kita sehat dipaksa lari kencang tersengal-sengal, kemudian kapasitas fisik langsung drop kesulitan lari,” tuturnya.
“Nah ekonomi kita juga begitu. Sehat tapi ketika dihantam krisis recover kemudian berada kepada situasi yang lebih lemah. Jikalau kita lihat dari tahun 67 sampai sebelum krisis 98 ekonomi kita tumbuh 7,70% dihantam krisis 98 memang recover, tapi kemudian tumbuh pada level yang lebih rendah 5,41%,” bebernya.
Kemudian kita ingat tahun 2012-2013 ada krisis Commodity, lanjut Wijayanto, harga Komoditi yang menjadi andalan export kita turun memang kita recover tetapi kemudian kita lihat perekonomian kita tumbuh di level yang lebih rendah 5,03%.
Menurutnya, materi yang disampaikan kedepannya akan lebih penting lagi, dikarenakan kita semua akan mendorong ekonomi sampai keluar dari krisis akibat pandemi Covid-19. “Laporan seperti ini ke depan lebih penting lagi karena kita harus mendorong ekonomi kita untuk keluar dari krisis pandemi,” tegasnya.
Di bagian lain pada event yang sama, Ketua PII Heru Dewanto menyampaikan, manfaat dari bonus demografi mendatang baru bisa dirasakan apabila rakyat memiliki angkatan kerja yang berkualitas. “Manfaat dari bonus demografi ini baru bisa terasa apabila kita memiliki angkatan kerja yang berkualitas,” imbuh Heru pada sesinya.
Ditambahkan Heru pada acara itu, “Kita perlu melihat bagaimana profil dari angkatan kerja kita. Profil dari angkatan kerja kita adalah 40 persen adalah lulusan sekolah dasar, 18 persen lulusan SMP. Jadi sekitar 58 persen adalah lulusan SD dan SMP.”
Data penduduk yang menyelesaikan sarjana jumlah insinyur yang ada di Indonesia. “Mereka yang menyelesaikan sarjana jumlahnya sekitar 9,69 persen, lulusan diploma sekitar 2,7%. Ada 1,6% dari jumlah sarjana. Dari 1,6% tersebut kira-kira 55 persennya tetap berada di dunia keteknikan, sisanya berprofesi di luar dunia keteknikan,” lanjutnya.
Kemudian, dalam upaya membangkitkan pembangunan perumahan bagi rakyat, Heru mencatat perlu adanya penyesuaian terhadap regulasi dengan kondisi yang terjadi pasca pandemi Covid-19.
“Untuk upaya-upaya membangkitkan pembangunan perumahan paling tidak kami mencatat beberapa hal khusus kepada pemerintah. Tentu saja diperlukan penyesuaian terhadap regulasi yang ada sesuai dengan situasi kondisi terjadi di saat-saat sekarang ini di masa pasca pandemi ini,” ujar Heru. (smr)