Usai 4 Ketua Organisasi Mahasiswa Ditangkap, GMNI Versi Arjuna Desak KPK Periksa Bobby dan Anak Presiden Joko Widodo

Ratusan anggota GMNI menggelar demonstrasi di depan Gedung KPK di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (9/8/2024). Mereka juga melaporkan kasus dugaan penyuapan pengurusan izin tambang 'Blok Medan' yang menyeret Bobby dan Kahiyang. Foto: dok GMNI

Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) versi Arjuna mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa dengan memanggil anak Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu dan suaminya Bobby Nasution yang mantan Wali Kota Medan Sumatera Utara.

semarak.co-Mereka meminta KPK segera menindaklanjuti fakta dalam sidang korupsi mantan Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba yang menyebut nama Bobby dan Kahiyang yang diungkapn dalam persidangan bahkan dengan kode proyek Blok Medan.

Bacaan Lainnya

Desakan itu disampaikan ratusan anggota GMNI saat menggelar demonstrasi di depan Gedung KPK di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (9/8/2024). Mereka juga melaporkan kasus dugaan penyuapan pengurusan izin tambang ‘Blok Medan’ yang menyeret Bobby dan Kahiyang.

Penanggungjawab aksi demo Deodatus Sunda Se, seperti dirilis yang diterima redaksi semarak.co melalui email semarak.redaksi@gmail.com, Sabtu (10/8/2024), mengatakan bahwa aksi dan pelaporan ini dilakukan GMNI Jakarta Selatan, GMNI Jakarta Barat, dan GMNI Jakarta Pusat.

“Kami menuntut KPK harus berani mengambil tindak lanjut. Kami meminta KPK harus berani memanggil (Bobby-Kahiyang). Sehingga di negara ini semua orang takut akan korupsi,” kata Dendy di sela-sela demo di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan.

Ketua GMNI Jakarta Selatan itu mengingatkan KPK untuk tidak mendiamkan fakta yang muncul dalam persidangan Abdul Ghani Kasuba pekan lalu. “Jangan serta-merta Bobby Nasution menantu dan Kahiyang anaknya Presiden Jokowi, terus KPK diam,” ucap dia.

Tak hanya itu, GMNI versi arjuna resmi melaporkan dugaan keterlibatan Bobby dan Kahiyang ke KPK usai aksi. Sebagai informasi, GMNI yang demo, Jumat (9/8/2024) adalah GMNI yang berada dibawah kepemimpinan ketua umum Arjuna Putra dan sekretaris Dendy Setiawan.

GMNI versi Arjuna sejauh ini sangat kritis di tengah kepemimpinan Jokowi. Kritik GMNI Arjuna semakin tajam saat mendekati Pilpres. Dibuktikan dengan unggahan DPP GMNI di instagram @dpp_gmni yang membuat diskusi dengan tajuk Manifesto Politik Matinya Demokrasi digelar H-3 Pilpres, tepatnya 11 Februari 2024.

Yang menjadi menarik, di unggahan media sosial GMNI versi Arjuna @dpp_gmni terlihat beberapa kali mengundang Ganjar Pranowo yang pernah menjadi calon presiden 2024 dari PDIP.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 4 orang ketua organisasi mahasiswa di Kota Medan ditangkap polisi, Rabu, 7 Agustus 2024. Penangkapan keempat ketua organisasi mahasiswa ini dikabarkan dalam bentuk Operasi Tangkap Tangan (OTT). OTT dilakukan oleh Polrestabes Medan.

Informasi yang beredar, OTT ketua organisasi mahasiswa ini terkait dugaan pemerasan terhadap salah satu pejabat di Kota Medan. Keempat pimpinan organisasi mahasiswa ini diduga merupakan kelompok Cipayung Plus.

Diduga, 4 orang yang ditangkap polisi itu adalah Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Medan, Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Medan. Lalu, Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Medan dan Ketua Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (HIMMAH).

Kapolrestabes Medan Kombes Pol Teddy Jhon Sahala Marbun mengaku pihaknya akan merilis penangkapan itu besok. “Besok ya dirilis,” ujar Teddy saat dikonfirmasi, Rabu, 7 Agustus 2024 seperti dilansir kilat.com – Kamis, 8 Agustus 2024 | 09:06 WIB melalui laman google.co.id, Minggu (11/8/2024).

Untuk diketahui, sebelumnya keempat ketua organisasi mahasiswa tersebut sempat mengkritik kinerja Wali Kota Medan Bobby Nasution. Bobby merupakan menantu dari Presiden Jokowi. Bobby adalah suami dari putri Jokowi, Kahiyang Ayu.

Kritikan terhadap Bobby dilakukan dalam bentuk aksi demonstrasi di depan Balai Kota Medan, Senin, 29 Juli 2024 lalu. Puluhan mahasiswa yang demo ini berasal dari organisasi GMNI, PMII, KAMMI dan HIMMAH yang tergabung dalam Cipayung Plus.

Mereka mengkritisi sejumlah proyek di Kota Medan. Para mahasiswa menyebut banyaknya proyek yang mangkrak. Bobby keluar menemui massa dan berdialog dengan mereka. Dalam dialog tersebut, Bobby sempat emosi saat mahasiswa mulai berdebat dengannya. (net/kil/smr)

Pos terkait