Tudingan NasDem Soal Paksakan AHY Jadi Pendamping Anies Disanggah Demokrat, Ketum AHY: Kita Diskusikan

Ketua umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama Ketua umum Partai NasDem di kantor DPP NasDem. Foto: internet

Partai Demokrat menyatakan tak masalah jika ada tokoh lain yang dipertimbangkan untuk diusung pada Pemilihan Presiden (Pilpres) di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Asal, hal itu dibicarakan bersama pihak yang terlibat langsung dalam pembangunan Koalisi Perubahan.

semarak.co-Dia menyampaikan ada ruang untuk mendiskusikan pertimbangan pengusungan calon. Salah satunya melalui tim kecil yang dibentuk Demokrat, Partai NasDem, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Bacaan Lainnya

“Kita diskusikan, kita buka (bahas) bersama-sama,” kata Ketua Umum (Ketum) Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Kantor DPP Demokrat, Menteng, Jakarta, Kamis, 12 Januari 2023.

Tim kecil dinilai masih memiliki waktu menggodok sosok yang akan diusung. Setidaknya, hal itu bisa dilakukan hingga pendaftaran pasangan calon (paslon) Pilpres 2024 ditutup pada 25 November 2023. “Ini tim kecil adalah ruang yang tersedia, sebelum ada deadline,” ungkap dia.

Namun, AHY menekankan satu hal yang harus menjadi perhatian. Penentuan sosok yang diusung harus bisa memberikan potensi kemenangan. “Tidak boleh berdasarkan like or dislike, enggak boleh asal suka atau tidak suka, preferensi itu sangat subjektif,” ujar dia.

Sebelumnya diberitakan Partai Demokrat membantah tudingan Partai NasDem soal pendamping Anies Baswedan pada Pilpres 2024. Awalnya, Wakil Ketua umum (Waketum) Partai NasDem Ahmad Ali menuding Demokrat memaksakan kehendak agar Ketum AHY menjadi calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Anies.

Namun, hal itu dibantah Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng. Andi menuturkan sejauh ini Partai Demokrat tak memaksakan kehendak dan komunikasi di tim kecil rencana Koalisi Perubahan sangat baik. “Enggak ada yang memaksakan. Kita membicarakan semua dengan baik-baik di tim kecil,” kata Andi, Kamis (12/1/2023) dilansir msn.com dari tribunjakarta.com.

Namun, ia mengakui partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan yakni PKS, Demokrat dan NasDem memiliki aspirasi. “Tapi memang ada aspirasi dari PKS, ada aspirasi dari Demokrat, mungkin NasDem juga ada pikiran-pikiran, lalu kita bicarakan bersama, belum selesai pembicaraan itu,” ujarnya.

Ia menegaskan dari laporan yang diterimanya dalam tim kecil jika hubungan ketiga partai politik (parpol) tersebut semakin dekat. “Laporannya adalah semakin dekat, enggak ada kita memaksakan,” ucap Andi.

Andi menjelaskan rencana Koalisi Perubahan tersebut terus berjalan dan tidak ada pemaksaan kehendak. “Enggak ada yang memaksakan, justru karena tidak ada yang memaksakan maka kita berjalan terus,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan semestinya tidak susah apabila dilihat secara objektif pasangan mana yang berpeluang menang. “Kalau melihatnya secara objektif mestinya tidak susah. Saya rasa juga semakin lama makin dekat, karena pikiran-pikiran kami jelas kalau mau menang maka kita simulasinya kan jelas juga,” imbuhnya.

Sebelumnya, Ali mengatakan usulan Partai Demokrat soal Anies-AHY terkesan memaksakan kehendak lantaran di internal rencana Koalisi Perubahan belum menyepakatinya. “Kalaupun demikian (Demokrat ingin AHY cawapres Anies) berarti memaksakan kehendak, karena kita belum menyepakati itu,” kata Ali saat dihubungi, Rabu (11/1/2023).

Anggota Komisi III DPR RI itu menyebut rencana Koalisi Perubahan sulit terwujud apabila PKS, NasDem, dan Demokrat masing-masing mengusulkan cawapres. “Artinya ada 3 cawapres dalam kontestasi ini. Kalau demikian akan sulit diwujudkan koalisi tersebut,” ujar Ali.

Ali menegaskan rencana Koalisi Perubahan harus dibangun dengan prinsip kesetaraan, tanpa membeda-bedakan. Ia menuturkan Partai NasDem sendiri telah menyerahkan kepada Anies untuk menentukan cawapresnya. “Dari NasDem sejak awal menyerahkan ke Anies,” ungkapnya.

Adapun Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan berharap jika AHY dideklarasikan sebagai cawapres Anies pada bulan Februari. Tak hanya Syarief, sebelumnya Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan bahwa kadernya menginginkan duet Anies-AHY.

Menurut Herzaky, hal tersebut juga terpotret dalam hasil sejumlah lembaga survei yang menyebut duet Anies-AHY memiliki elektabilitas cukup unggul. “Pasangan Anies-AHY ini selalu jadi yang tertinggi dan hampir selalu menang melawan pasangan manapun,” kata Herzaky pada Kamis (22/12/2022).

Ia menyebut hal tersebut sesuai dengan keinginan para kadernya agar kedua figur tersebut duet pada Pilpres. “Selaras pula dengan keinginan kader dan konstituen kami, nama Anies-AHY yang paling sering disebut-sebut,” ujar Herzaky.

Terlebih, kata Herzaky, baik Anies maupun AHY sama-sama memiliki kriteria yang diikuti Koalisi Perubahan. “Memang, dari lima kriteria capres-cawapres yang kami susun, Mas Anies dan Mas AHY masuk dalam kriteria itu. Punya integritas, kapabilitas, elektabilitas tinggi, chemistry, dan sama-sama tokoh representasi perubahan dan perbaikan, bukan status quo,” ucap dia.

Kendati demikian, Herzaky menyebut pihaknya tak mempermasalahkan baik PKS maupun NasDem mengusulkan nama-nama tertentu untuk mendampingi Anies. Sebab, kata dia, Koalisi Perubahan dibangun berdasarkan prinsip equal partnership, sejajar, setara satu sama lain.

“Tiap dari kami bebas bersuara. Bebas mengusulkan. Jadi, silahkan saja jika NasDem ataupun PKS mengusulkan nama-nama capres atau cawapres. Hanya saja, pada akhirnya keputusan capres-cawapres di internal Partai Demokrat bakal ditentukan Majelis Tinggi Partai,” terang dia.

Herzaky menerangkan saat ini Partai Demokrat masih terus menyerap aspirasi dari kader, konstituen, mencermati berbagai masukan dan data, termasuk hasil dari berbagai lembaga survei, serta berkomunikasi dengan calon mitra Koalisi Perubahan.

“Setelah tuntas di Majelis Tinggi Partai Demokrat, barulah akan kami bawa ke Koalisi Perubahan. Di Koalisi Perubahan, capres dan cawapres dibahas dan ditentukan secara bersama-sama oleh kami bertiga, Demokrat, PKS, dan NasDem,” imbuhnya. (net/tbc/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *