Dari sekian banyak program prioritas yang menjadi kebijakan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas adalah transformasi digital. Program transformasi digital ini bertujuan memberi ruang yang seluas-luasnya bagi Kementerian Agama (Kemenag) sekaligus masyarakat.
semarak.co-Staf Khusus (Stafsus) Menag bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo mengatakan, transformasi digital adalah keharusan demi memudahkan akses publik terhadap layanan Kemenag, termasuk dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM).
“Transformasi digital menjadi salah satu program prioritas Kementerian Agama dalam kepemimpinan Menag Yaqut,” terang Wibowo dalam kegiatan Media Gathering dengan tema Kinerja Gemilang Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI di Aroem Restaurant & Ballroom Jakarta digelar Badan Litbang dan Diklat Kemenag Jl. Abdul Muis Petojo, Jakarta Pusat, Kamis (16/11/2023).
“Itu keharusan zaman. Tidak bisa ditolak untuk menyambut era digitalisasi. Semua ruang-ruang publik sudah terlayani secara digital. Kalau Kemenag tidak ikut-ikutan dalam pelayanan secara digital, berarti tidak bisa memenuhi ekspetasi masyarakat,” demikian Wibowo menambahkan.
Masyarakat terlanjut memberi label Kemenag berwajah tua, tapi jalannya terseok-seok. Makanya, kesempatan luar biasa transormasi digital ini, nilai Wibowo, akan memudahkan akses publik terhadap layanan Kemenag. Selain mudah, layanan pun menjadi murah dan cepat.
“Kemenag menjadi makin baik, di mana Kemenag memiliki satu Langkah dari transformasi digital dalam pelayanan berbasis online yang sekaligus berpotensi transparansi. Aspek transparansi dalam pemanfaatan teknologi akan menghilangkan potensi penyelewengan atau fraud bahkan efisiensi anggaran,” sebutnya.
Wibowo mengapresiasi terobosan Badan Litbang dan Diklat Kemenag yang sudah menggunakan pendekatan baru dalam kediklatan, berbasis transformasi digital melalui aplikasi Massive Open Online Course (MOOC) atau dinamai Pintar sehingga akses publik makin luas dan massif.
Kepala Badan Litbang dan Diklat, Prof. Suyitno mengklaim transformasi digital ini bahkan terbukti dapat mengefisienkan anggaran kediklatan hingga mencapai Rp1,6 triliun. Efisiensi anggaran ini didapatkan dengan perhitungan jumlah peserta yang mencapai 284.054 orang dalam 15 bulan terakhir.
“Perhitungan efisiensi ini sederhana. Jika 284 ribu peserta itu dilakukan secara klasikal tatap muka, di mana setiap kelasnya hanya diisi 30 orang dan rata-rata menghabiskan anggaran Rp170 juta, jumlah 284 ribu itu setara dengan 9.468 kelas. Jika dikalikan dengan Rp170 juta, maka akan menghasilkan angka Rp1,6 triliun. Itulah efisiensinya,” terang Prof Suyitno.
Efisiensi anggaran ini, nilai Suyitno, tidak lepas dari pemanfaatan digitalisasi layanan pelatihan yang menjadi program prioritas Menag Yaqut Cholil Qoumas. Dengan teknologi digital, pelatihan tak lagi manual.
“Dirancang dengan learning system, manajemen pembelajaran, dan aplikasi yang mudah, cepat dan aksesibel. Jika dulu pelatihan tatap muka setahun hanya menjangkau ribuan peserta, sekarang bisa menjangkau ratusan ribu. Ini adalah berkah digitalisasi yang harus kita syukuri,” tuturnya.
Kepesertaan yang besar juga memberikan manfaat yang besar untuk organisasi Kemenag. Metode pelatihan melalui aplikasi MOOC Pintar memberikan kesempatan kepada semua Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kemenag untuk mengikuti pelatihan.
Bahkan menjangkau masyarakat yang bersentuhan dengan tugas Kemenag. Peningkatan kompetensi gampang didesain sesuai kebutuhan dan prioritas. Suyitno optimis jika ASN meningkat kompetensinya, Kemenag pun akan memanen keuntungan.
Organisasinya adaptif dengan perubahan, agile organization. Kualitas layanan kepada masyarakat juga pasti membaik. Inilah yang sedang kita perjuangkan bersama, pelatihan akan meningkatkan demokratisasi pengetahuan. “Semua orang berhak mendapatkan pengetahuan, di manapun mereka berada dan kapan pun mereka mau,” imbuhnya.
Pelatihan Ramah Lingkungan, Sumbang 1.183 Pohon
Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Mastuki menambahkan, nilai lebih dari pelatihan berbasis digital melalui MOOC Pintar adalah ramah lingkungan. Pelatihan online mengubah kultur boros kertas menjadi paperless, tidak membutuhkan kertas. Pelatihan di MOOC Pintar itu paperless, tidak membutuhkan kertas dan alat tulis kantor lainnya.
Jika pelatihan tatap muka per kelas biasanya menghabiskan kertas dua rim, maka 9.468 kelas membutuhkan tak kurang 18.936 rim kertas. Ilustrasinya, jika satu pohon menghasilkan 16 rim kertas, pelatihan online setidaknya telah memberikan dampak lingkungan tanpa menebang pohon sebanyak 1.183 pohon.
“Itu berarti menambah pasokan oksigen yang dibutuhkan warga. Karena itu, kami mengajak semua ASN di Kemenag, juga masyarakat yang menjalankan tugas Kemenag, seperti guru, penyuluh, penyelenggara zakat, wakaf, halal, haji, dan lainnya untuk memanfaatkan pelatihan melalui MOOC Pintar ini,” ajak Mastuki.
Diingatkan Mastuki, “Semua pelatihan di MOOC gratis, tanpa dipungut biaya sepeser pun. Tapi memiliki civil effect karena resmi bersertifikat dari Kementerian Agama. Bagi ASN silakan manfaatkan pelatihan ini untuk mengembangkan kompetensi. Apalagi UU nomor 20 tahun 2023 mewajibkan setiap ASN mengembangkan kompetensi tiap tahun minimal 20 jam Pelajaran.” (net/smr)