Negara Israel mengancam akan menyerang Iran begitu Joe Biden dilantik resmi menjadi Presiden Amerika Serikat (AS). Padahal masih 67 hari lagi dilantik sebagai presiden ke 46 AS, namun tantangan berat sudah menanti calon presiden (capres) terpilih Joe Biden untuk mengembalikan kesepakatan lamanya dengan Iran soal perjanjian senjata nuklir.
semarak.co-Ancaman serius tersebut dilontarkan pakar keamanan nasional yang juga Menteri Israel Tzachi Hanegbi. Ia beralasan bahwa Joe Biden sudah lama dan berkali-kali menyatakan secara terbuka bahwa Biden akan kembali ke perjanjian nuklir dengan Iran yang dibuat pada Presiden Barack Obama pada 2015.
Namun perjanjian itu dibatalkan sepihak Presiden AS Trump yang peluang sudah tertutup untuk menduduki Gedung putih di periode kedua. Sedangkan Biden sendiri adalah menjadi Wapres saat Obama berkuasa dua periode.
“Dia (Biden) sejak lama dan berkali-kali mengatakan akan kembali kepada perjanjian itu. Dan kami melihat hal itu sebagai sesuatu yang akan mengarah kepada konfrontasi antara Israel dan Iran,” tegas Hanegbi seperti dikutip dari Jerusalem Post, Sabtu (14/11/2020) yang dilansir Reuters.
Dilanjutkan Hanegbi dalam pernyataannya itu, “Kalau kebijakan itu tetap diwujudkan, maka yang ada adalah konfrontasi dan kekerasan antara Israel dengan Iran.”
Sedangkan HR McMaster yang merupakan mantan penasihat keamanan nasional Trump mengatakan seperti dikutip Fox News kalau Israel yang khawatir dengan kebijakan Joe Biden yang akan mengembalikan perjanjian senjata nuklir antara AS – Israel akan menyerang Iran begitu Trump lengser dari jabatannya 20 Januari 2021.
Diungkapnya pula, sebenarnya pada tahun 2012 lalu Israel sebenarnya sudah hendak menyerang Iran. Namun Perdana Menteri Benjamin Netanyahu gagal mengumpulkan dukungan dari kabinet dan Angkatan Perang Israel (Israel Defence Force) sehingga Netanyahu membatalkan rencananya itu.
Namun ia menegaskan kalau serangan ke Iran adalah upaya terakhir. Serangan Israel ke Iran, menurut McMaster terkait Doktrin Begin yang dibuat pada 1960-an dan dinamai Perdana Menteri Israel Menachem Begin periode 1977-1983. Dalam doktrin tersebut menyebutkan Israel wajib menyerang terlebih dulu setiap negara yang mengembangkan senjata pemusnah massal di sekeliling Israel.
Karena mematuhi doktrin tersebut, menurut McMasters Israel menyerang reaktor nuklir Osirak Irak pada 1981, reaktor nuklir Suriah di padang Gurun Sahara pada 2007, dan reaktor nuklir Iran pada 2008.
Walau doktrin tersebut menurut hukum internasional ilegal yang tegas-tegas melarang konsep serangan pendahuluan dan perang preventif. “Israel mengikuti Doktrin Begin yang berarti bahwa mereka tidak akan menerima negara musuh yang memiliki senjata paling merusak di bumi,” kata McMaster saat diwawancarai Fox News, dikutip Sputnik, Sabtu (14/11/2020).
Ketua Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Israel Zvi Hauser mengatakan, Timur Tengah, khususnya Iran telah banyak berubah bahkan lebih berbahaya sejak Obama-Biden selesai menjabat 2016. Nuklir Iran akan memicu perlombaan senjata di mana Arab Saudi, Turki dan Mesir akan ikut mengembangkan senjata nuklir mereka sendiri.
Dilanjut Hauser, “Sekarang ini Timur Tengah dan Iran jauh lebih berbahaya, di mana senjata dan teknologinya jauh lebih akurat dan jauh lebih mematikan. Ini bukan hanya masalah Israel, tetapi masalah dunia.” (pos/smr)