Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) memperkuat kesiapan menyongsong Ramadan 1447 Hijriah sebagai momentum strategis peningkatan pengumpulan zakat. BAZNAS menegaskan pentingnya penguatan semangat dakwah zakat, kesiapan organisasi, serta strategi fundraising yang terencana.
Semarak.co – Pimpinan BAZNAS Bidang Transformasi Digital Nasional Nadratuzzaman Hosen pada Pengajian Selasa Pagi, menegaskan, Ramadan merupakan periode paling menentukan dalam pengelolaan zakat.
“Pengalaman menunjukkan bahwa di bulan Ramadan inilah kita bisa menghimpun sekitar 60 sampai 70 persen dari total pengumpulan zakat tahunan,” ujarnya, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Baznas Media Center (BMC), Rabu (24/12/2025).
Menurutnya, BAZNAS bertanggung jawab sebagai fasilitator umat, baik bagi muzaki maupun mustahik. Potensi zakat nasional yang mencapai Rp327 triliun hanya dapat diwujudkan melalui proses bertahap dan kerja konsisten.
Deputi I BAZNAS M Arifin Purwakananta menekankan, zakat merupakan ajaran Islam yang harus terus disyiarkan. “Zakat adalah syariat yang diamanahkan untuk kita sebarkan, kita sampaikan, dan kita hadirkan sebagai solusi kesejahteraan umat,” ungkapnya dalam pengantar kajian.
Arifin menjelaskan bahwa tugas amil zakat bukan hanya menghimpun dan menyalurkan dana, tetapi juga menyeru kebaikan dengan penuh keyakinan. Ia mengutip QS. Al-Hajj ayat 27 sebagai inspirasi gerakan zakat.
“Ketika Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyeru manusia berhaji, Ibrahim bertanya bagaimana suaranya bisa sampai. Allah menjawab, ‘Serulah, Aku yang akan menyampaikannya,” tuturnya.
Ia menambahkan, kisah tersebut menjadi pelajaran penting bagi para pegiat zakat. “Kadang kita merasa sumber daya kita sedikit, orangnya terbatas, medianya minim. Tapi jika seruan itu dilakukan karena Allah, maka ia akan memantul, menyebar, dan sampai kepada orang-orang yang dituju,” ujar Arifin.
Direktur Layanan, Promosi, dan Data Optimasi BAZNAS Rulli Kurniawan memaparkan, keberhasilan pengumpulan zakat hingga akhir tahun sangat ditentukan oleh performa di bulan Ramadan. “Berdasarkan data sepuluh tahun terakhir, lembaga yang menang di Ramadan, insya Allah akan menang sampai akhir tahun,” jelasnya.
Rulli menegaskan bahwa Ramadan secara operasional dimulai sejak H-100. “Ramadan itu bukan baru dimulai saat hilal terlihat, tapi sejak seratus hari sebelumnya. Kalau di bulan Rajab dan Sya’ban tensi lembaga masih landai, maka Ramadan akan berat,” katanya.
Menghadapi Ramadan, BAZNAS menetapkan target pengumpulan sebesar Rp515 miliar. Rulli menyebut target tersebut sebagai tantangan besar. “Ini adalah target tertinggi yang pernah dibebankan kepada tim fundraising Ramadan. Berat, tapi harus dihadapi dengan perencanaan yang rasional dan berbasis data,” ujarnya. (hms/smr)





