RNI Lakukan Penjajakan Kerjasama Pengembangan dan Penelitian dengan UGM

Direktur Utama PT RNI, Didik Prasetyo mengatakan kerjasama dengan UGM diharapkan akan terjadi pertukaran informasi dan berbagi pengalaman mengenai proses alih teknologi maupun komersialisasi hasil riset dan inovasi. Penelitian dalam upaya menghasilkan inovasi bagi perguruan tinggi merupakan kegiatan rutin, namun tidak banyak dari hasil penelitian tersebut yang dirasakan oleh masyarakat langsung. Untuk itu tujuan dari MoU ini salah satunya adalah untuk mendorong hasil-hasil riset supaya siap dikembangkan.

Sebelumnya RNI sendiri juga telah melakukan kerjasama dengan UGM terkait jasa konsultasi pengembangan peternakan sapi impor dengan melakukan kajian kelayakan yang telah dilakukan oleh Fakultas Peternakan. “Sebagai salah satu tindak lanjut dari MoU tersebut adalah akan dijajakinya rencana kerjasama pengembangan tanaman herbal sebagai bahan baku pembuatan produk obat herbal oleh anak perusahaan RNI di bidang Farmasi yaitu PT Phapros. Tbk serta pengembangan produk alat-alat kesehatan lainnya” ujar Didik, dalam rilisnya, Jumat (17/2)

Didik menambahkan, RNI juga memiliki program kerjasama dengan berbagai Universitas ternama yang ada di Indonesia antara lain dengan IPB Bogor dan Unpad Bandung, untuk pengembangan inovasi dan penelitian di seluruh RNI grup. Disamping itu, Secara internal RNI sudah melaksanakan program inovasi yang dilakukan tiap tahun.

Lebih lanjut, Didik menjelaskan salah satu pengembangan hasil inovasi yang ada di pabrik gula Krebet Baru Malang adalah pemanfaatan teknologi ozonizer untuk menekan bakteri yang dapat merusak Nira (air tebu) sehingga mudah untuk diolah menjadi gula kristal putih. Potensi pengembangan teknologi ozonizer dan nilai komersialisasinya di industri gula sangat prospektif. Sedangkan di Pabrik Gula Rejo Agung Madiun telah dilakukan inovasi terkait pemanfaatan traktor untuk aplikasi grabloader (alat untuk mengangkut hasil tebangan dari lahan ke truk) pada proses tebang angkut di musim giling tebu.

Untuk Anak Perusahaan RNI di bidang trading dan distribusi, Didik menjelaskan PT Rajawali Nusindo telah mengembangkan teknologi TLS (Total Lab Solution) untuk bekerjasama dengan Rumah Sakit dalam rangka peningkatan percepatan uji laboratorium. TLS merupakan solusi yang diberikan secara menyeluruh guna mengatasi semua permasalahan yang terjadi dalam kegiatan di laboratorium, sehingga mutu dan pelayanan yang diberikan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008 tentang standard pelayanan minimal Rumah Sakit dan ISO 15189 tahun 2012 tentang standar laboratorium klinik.

Sementara itu Rektor UGM Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc. Phd mengatakan Peluang kerja sama ini, menurutnya, sesuai dengan semangat socio enterpreneurship yang digalakkan UGM sejak tahun 2012, di mana UGM gencar untuk menghilirkan produk-produk hasil dari tridharma perguruan tinggi.

“Tidak cukup hanya membuat paper dan laporan lalu mengisi perpustakaan. Itu harus bisa diterapkan di masyarakat, termasuk juga di industri. Kami berharap produk riset kami bisa jadi sarana wirausaha sosial untuk menghasilkan profit yang digunakan untuk kepentingan sosial dan pengembangan riset selanjutnya,” jelas Rektor.

Lebih lanjut ia menjelaskan, kerja sama ini dirasa menguntungkan bagi UGM melalui penerapan model teaching industry di mana RNI dapat menjadi wadah bagi mahasiswa dan dosen UGM untuk mempelajari dunia industri dan mengembangkan riset-riset terkait. Model ini, lanjutnya, sebelumnya telah berhasil dilaksanakan di beberapa perusahaan milik UGM seperti PT. Pagilaran.

“RNI kan industri yang sudah besar. Kenapa tidak kita menjadikan itu sebagai teaching industry-nya UGM juga. Di situ para dosen dan mahasiswa kita bisa belajar dan langsung berproduksi juga,” imbuh Dwikorita.
Selain itu, Dwikorita juga menawarkan sarana kepada RNI untuk mengembangkan program research and development (R&D) di fakultas dan unit-unit yang dimiliki UGM, seperti di Rumah Sakit UGM serta Rumah Sakit Gigi dan Mulut.
“Kami akan membangun tower-tower khusus di RS UGM untuk pengembangan di bidang-bidang yang lebih khusus. Silahkan manfaatkan laboratorium dan pusat inovasi kami sebagai sarana R&D. Saya harap nanti bisa membuat semakin efisien,” tambah Dwikorita.

Usai acara seremonial penandatanganan MoU, pertemuan kali ini dilanjutkan dengan diskusi intensif oleh kedua belah pihak untuk menjajaki peluang kerja sama yang dapat dilakukan dalam waktu dekat dalam berbagai bidang strategis yang menjadi perhatian kedua belah pihak. (lin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *