PT Astra International (ASII) mencatat laba bersih (net income) sebesar Rp18,88 triliun sepanjang 2017. Ini meningkat 25% dibanding tahun 2016, sebesar Rp15,16 triliun. Kinerja perseroan mendapatkan keuntungan signifikan dari kembalinya profitabilitas PT Bank Permata (IDX: BNLI). Kinerja Bank Permata tahun lalu cukup baik, setelah mencetak laba Rp748 miliar, membalik kerugian yang dialami pada 2016 Rp6,48 triliun.
Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto mengatakan, melonjaknya laba Astra International juga ditopang dari keuntungan yang lebih tinggi dari bisnis alat berat dan pertambangan yang disebabkan naiknya harga komoditas, yang juga berdampak positif terhadap kinerja usaha divisi agribisnis. Bisnis alat berat lewat PT United Tractors (UNTR) menjadi andalan baru bagi Astra International.
“Setelah mencetak kinerja keseluruhan yang baik pada tahun 2017, Astra diharapkan dapat terus diuntungkan dari membaiknya kondisi ekonomi serta stabilnya harga komoditas, meskipun persaingan di pasar mobil akan terus meningkat,” kata dalam rilisnya, Rabu (28/2).
Namun, lanjut dia, kontribusi dari bisnis otomotif menurun akibat meningkatnya persaingan di pasar mobil. Di mana secara keseluruhan tidak menunjukkan pertumbuhan. Kinerja operasional bisnis sepeda motor cukup stabil di tengah menurunnya pasar motor secara keseluruhan. Laba bersih dari divisi otomotif turun 3 persen menjadi Rp8,9 triliun.
Secara keseluruhan, pendapatan bersih Astra International pada 2017 meningkat 14% menjadi Rp206,1 triliun dibanding 2016 sebesar Rp181,1 triliun, dengan pendapatan yang lebih tinggi diraih sebagian besar segmen bisnis. Sementara itu, nilai aset bersih per saham tercatat sebesar Rp3.054 pada 31 Desember 2017, meningkat 10 persen dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2016 Rp2.765.
ASII juga berencana membagikan dividen final sebesar Rp 130 per saham. Rencana itu akan diusulkan dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada April nanti. Nilai dividenĀ final ini di atas dividen final tahun 2016 sebesar Rp 113 per saham. Usulan dividen final itu bersamaan dengan dividen interim Rp 55 per saham. Sehingga, total dividen 2017 yang akan ASII bagikan mencapai Rp 185 per saham, lebih tinggi dari total dividen 2016 yang senilai Rp 168 per saham. (lin)