Ketidakadilan yang hampir dirasakan sebagian besar pelaku bisnis transportasi di Jakarta itu disampaikan kepada Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam Dialog Publik Integrasi Transportasi Jakarta, di Hotel Sofyan Menteng, Jakpus, Senin(3/4). “Saya mengucapkan terimakasih kepada para pelaku bisnis transportasi umum di Jakarta. Saya pengguna transportasi. Apalagi pada masa awal di Jakarta banyak mengandalkan transportasi publik,” ucap Anies.
Melihat banyaknya ketidak adilan yang dialami pelaku bisnis transportasi umum, cagub nomor urut 3 ini berkomitmen untuk memutus rantai ketidakadilan tersebut dengan melibatkan seluruh angkutan umum dan menciptakan sistem pengintregasian dalam satu tiket Rp 5 ribu, OK OTrip. “Sebenarnya keputusan pengambilan kebijakan terkait integrasi, penentuan harga dan lainnya adalah keputusan politik, dan saya sebagai pengambil kebijakan akan berpihak kepada warga kebanyakan,” tegas Anies.
Problem Kaum Munafikin Yang Jadi Pembela Kafir
Dalam sebuah majelis yang dipimpin ulama asal Cirebon Buya Yahya, ada seorang jamaah bertanya tentang bagaimana menyikapi seorang pemimpin organisasi Islam yang mempromosikan pemimpin non muslim kepada kaum muslimin, terlebih hal tersebut dilakukan kepada komunitas pesantren. Buya menjawab, di dalam syariat Islam memilih pemimpin non muslim itu dilarang.
“Memilih pemimpin non muslim di dalam Islam adalah haram. Menjerumuskan orang itu lebih haram lagi. Memilih saja sudah haram apalagi membawa dan mengajari orang untuk memilih yang haram,” tegas pengasuh Lembaga Pendidikan Dakwah (LPD) Al Bahjah Cirebon itu lewat video ceramahnya yang dikutip Suara Islam Online, Senin (25/4/2016).
Menurutnya,aturan dalam masalah ini sudah tidak bisa ditawar lagi. “Jangan main-main soal urusan kepemimpinan ini,” jelasnya.
Masalah ini, lanjut dia, bukan diskriminasi, karena dalam agama Nasrani pun ada aturan yang melarang kaum nasrani untuk memilih pemimpin muslim. “Biarpun katanya demokrasi berjalan, tetapi mereka juga punya rambu-rambu. Mereka berpegang dengan agama mereka, hampir tidak pernah ada mempromosikan orang yang beragama lain di komunitas mereka,” katanya.
Oleh karena itu, Buya berpesan untuk tidak mengikuti ajakan orang yang menjerumuskan. “Jangan dekat-dekat dengan orang semacam itu, apalagi orang atas nama tokoh, ulama, apakah dia pemimpin pondok atau organisasi tidak ada urusan dengan itu semua. Karena ini urusan halal haram, tidak bisa kita menjerumuskan orang,” terangnya.
Terkait perbandingan antara pemimpin kafir yang adil dengan pemimpin muslim yang tidak adil yang dipropagandakan saat ini, Buya mengatakan bahwa itu adalah fitnah. “Itu tawaran dan omongan fitnah, orang Nasrani dan Yahudi pun tidak terima dengan tawaran itu. Coba di kalangan Nasrani, di Roma misalnya, kita tawarkan pemimpin Nasrani yang zalim dibanding pemimpin Muslim yang adil, mereka pasti tidak akan terima, karena mereka cerdas, hanya kita ini kadang-kadang biarpun katanya profesor tapi tidak cerdas,” tandasnya. (lin)
Tulisan Zara Zetira
Saya bukan penggemar pak Anies Baswedan,
Saya bahkan pendukung AHY Sylvi
ANIES boleh saja hanya berjanji namanya juga belum jadi gubernur? tapi BTP jelas PEMBUAL sdh janji, sdh ada kesempatan tapi ttp tdk bs buktikan janji2 nya?
Tapi melihat pak Anies berdampingan dan debat dengan BTP malam ini, saya harus mengakui KELAS pak Anies jauh di atas BTP, membuktikan bahwa kualitas MENTRI memang beda dgn kualitas Wakil Gubernur .
Agar diingat, BTP TIDAK PERNAH TERPILIH, ia hanya menggantikan Jokowi. Sedangkan pak Anies mentri yg dipilih oleh Presiden. Masalah pak Anies diganti, ya wajar aja, kabinet JKW mmg terkenal hobby RESHUFFLE kok. Bedanya adalah:
1. Dari segi penampilan, nuwun sewu, rakyat mau cuek sah sah saja, tapi yg namanya pemimpin, itu ada tata kramanya sendiri, aturan, etika dan harus jadi panutan termasuk dalam cara berpakaian.
Kita bangsa Indonesia, bangsa timur, moderen tdk berarti melupakan jati diri sebagai bangsa.
2 dari segi kemampuan verbal. Nda perlu di bahas panjang, nyata bedanya oran yg menguasai Bahasa Indonesia yg baik dgn yang bahasanya bahasa pasar. Sekali lagi, rakyat bolek cuek tapi pemimpin? Pertanyaannya : apakah BTP mmg gayanya cuek atau sebetulnya ngga bisa berbahasa Indonesia yang baik dan benar yah?
3. Dari segi emosional. Ini yg dimaksud pak Anies dengan “STABIL” (kejiwaannya) cengengesan, garuk2 kepala, kadang meledak ledak memaki lepas kendali. Sy sarankan, tes ulang psikologi BTP. Sedangkan pak Anies, sindiran jleb nya dilakukan dengan gaya berkelakar (elegan) .
4. Kenapa BTP hanya bicara soal agama Islam sih? Pdhl kt semua tau agamanya bukan Islam. Apa dia malu sebut agama dan ajaran agamanya? Kok yg di sebut2 program marbot masjid, naik haji, pemugaran masjid aja? Sebut juga dong soal gereja dll agar menunjukkan beliau umat Kristen yg taat? Sedangkan pak Anies berkali2 menyatakan merangkul SEMUA , malah BTP fokus ya ke ayat2 Islam dan program untuk umat Islam doang
Aneh.
5. Pak Anies mengucapkan selamat nyepi, BTP nggak
6. BTP suka langgar aturan , Anies percaya prosedur. Bgmn BTP mengaku “punya sistim”? Kalau ia sendiri tdk menghargai sistim ( tabrak aturan soal pendanaan pihak luar /CSR) ? Kontradiktif dong?
Sebagai pendukung AHY Sylvi saya pribadi MENGHARGAI penjelasan Pak Anies mengadopsi program2 AHY SYLVI tanpa malu malu, sebab demi kepentingan rakyat. 🏼
Pak Anies dari hari ke hari sepanjang Pilkada semakin Mantap
BTP dari hari ke hari pilkada semakin keliatan ketidak siapannya dan gelisah nya. Banyak pertanyaan yg tdk dijawab sesuai pertanyaan host malam ini, tapi krn hostnya Najwa ya kita tau lah ngga di bahas sama Najwa hehehe
Masih banyak lagi.
Kesimpulannya malam ini, karena pilihan hanya ada no 2 dan 3, saya rasa jelas ngga usah nunggu debat pilkada lagi, tanggal 19 kita coblos Anies Sandi
Bukan karena muslim pilih muslim
Bukan karena BTP terdakwa
Bukan juga karena reklamasi…
Tapi karena jelas saat mereka bersanding dan debat di Acara Najwa malam ini, memang pak ANIES lebih mencerminkan sosok Gubernur, pemimpin Jakarta. Jakarta RUGI jika tidak memilih pak Anies….
Wass
zara zettira zr
Pendukung no 1
Pasti coblos no 3