Hamas, kelompok perlawanan yang berbasis di Jalur Gaza, Palestina membantah klaim Israel bahwa mereka menargetkan warga sipil dan memenggal kepala, termasuk 40 bayi ketika mereka menyerang Israel secara mendadak dan mengejutkan pada hari Sabtu pag (7/10/2023).
semarak.co-Juru bicara biro politik Hamas Ghazi Hamad menyampaikan pernyataan tersebut kepada Al Jazeera, dikutip Jumat (12/10/2023).
“Beri kami satu foto bahwa Hamas membunuh warga sipil, bahwa Hamas membunuh anak-anak bahwa Hamas membunuh perempuan. Kami tidak membunuh warga sipil,” bantah Ghazi dilansir onlineindo.tv, 10/14/2023 12:54:00 AM dari kumparan.com.
Permintaan Hamas agar pro-Israel menunjukkan bukti ini rupanya dijawab oleh Ben Shapiro, komentator politik AS sekaligus seorang Yahudi, dengan mengunggah foto suatu benda yang tampak terbakar yang disebutnya foto bayi Israel yang tewas. Namun, jurnalis Barat lainnya, Jackson Hinkle, menemukan bahwa foto yang diunggah Ben Shapiro itu adalah hasil kecerdasan buatan alias AI.
Di tengah tudingan Hamas berbuat kejam pada wanita dan anak-anak Israel, justru muncul video yang memperlihatkan Hamas melepaskan sandera seorang wanita dan dua anak menuju perbatasan Israel. Pembebasan sandera itu dilakukan pada Sabtu, 7 Oktober, beberapa jam setelah serangan yang tak pernah terbayangkan ke bagian selatan Israel.
Beberapa hari ini mencuat tudingan Hamas memenggal 40 bayi dalam serangan fajar 7 Oktober — yang disebut banyak kalangan telah mempermalukan Israel itu. Tudingan itu muncul saat Nicole Zedek, seorang reporter televisi Israel i24News, memberikan laporan dari lapangan.
Pernyataan reporter itu kemudian menjadi headline banyak media Barat dan pro-Israel. Namun, setelah diselidiki di lapangan dan dikonfirmasi oleh wartawan lain kepada pejabat militer Israel, tudingan itu tak terbukti. Tudingan itu berakhir sebagai kabar bohong alias hoaks.
Zedek, reporter yang pertama kali melaporkan, kemudian ngeles bahwa dia hanya mendengar itu dari seorang tentara Israel. Setelah diinvestigasi, tentara itu adalah David Ben Zion, seorang ekstrimis Israel yang telah menghasut untuk melenyapkan permukiman Palestina.
Namun, kabar hoaks itu sudah kadung menyebar dan dikonsumsi pihak pro-Israel, termasuk Presiden AS Joe Biden. Pada hari Rabu (11/10/2023), Gedung Putih bahkan terpaksa menarik kembali klaim Presiden AS Joe Biden bahwa dia telah melihat gambar pejuang Hamas yang memenggal kepala anak-anak di Israel selatan.
Menurut @propandco, tudingan pemenggalan 40 bayi Israel oleh Hamas merupakan satu dari tiga kebohongan yang sedang digembar-gemborkan saat ini tentang Palestina.
Di bagian lain Presiden Rusia Vladimir Putin samakan Israel dengan Nazi terkait blokade gaza yang dilakukan oleh negara zionis tersebut. Putin pada Jumat (13/10/2023) mengatakan, bahwa blokade Gaza yang dilakukan Israel.
Seperti pengepungan yang dilakukan pasukan Adolf Hitler ke Leningrad pada Perang Dunia II. Putin pun mengatakan bahwa Israel membalas serangan kekejaman yang belum pernah terjadi sebelumnya, menggunakan metode kekejamannya sendiri.
Israel saat ini memang telah mengepung Gaza dan membombardirnya dengan serangan udara, yang merespons serangan Hamas. “Israel membalas dengan skala besar, dan juga dengan metode yang kejam,” kata Putin saat mengunjungi Ibu Kota Kirgizstan, Bishkek, dikutip dari Free Malaysia Today.
Ia juga menambahkan bahkan di AS, skenario untuk gaya yang sedang dibahas sama dengan pengepungan kota Uni Soviet, Leningrad (sekarang St Petersburg) oleh Nazi Jerman pada Perang Dunia II. “Menurut pandangan saya itu sama sekali tak bisa diterima,” kata Putin.
“Lebih dari dua juta orang tinggal di sana. Banyak juga dari mereka yang tak mendukung Hamas, banyak, tetapi mereka semua tersiksa, termasuk perempuan dan anak-anak. Tentu saja sulit bagi semua orang untuk setuju akan ini,” ucapnya dilansir onlineindo.tv, 10/14/2023 01:24:00 PM dari kompas.
Putin kembali menyerukan agar krisis diselesaikan dengan negosiasi, dan mengatakan Rusia bisa menolong karena hubungannya dengan kedua pihak. Sebelumnya, Putin mengatakan serangan darat Israel ke Gaza akan berujung pada jumlah korban tewas warga sipil yang tak bisa diterima.
Sebenarnya hubungan Israel dan Rusia secara tradisional cukup kuat. Namun, kemudian memburuk sejak Putin melakukan invasi ke Ukraina, yang menyebabkan ribuan warga sipil Ukraina terbunuh. (net/onl/smr)
sumber: semua share link di WAGroup BUSINESS EDUCATION CLUB (postSabtu14/10/2023)