Presiden Tanzania John Magufuli membuat keputusan mengejutkan terkait perjanjian utang dari China. John Magufuli telah membatalkan pinjaman dari China senilai USD10 miliar atau sekitar Rp155 triliun (kurs Rp15.500) yang ditandatangani pendahulunya, Jakaya Kikwete.
semarak.co -Pinjaman yang rencananya akan digunakan untuk membangun pelabuhan di Sungai Mbegani di Bagamoyo itu dibatalkan karena syarat dan ketentuan yang, kata Magufuli, mengalahkan logika. Magufuli mengatakan, persyaratan perjanjian pinjaman utang China itu hanya dapat diterima oleh seorang pria mabuk.
Menurut laporan media lokal, diketahui, Jakaya Kikwete telah menandatangani perjanjian dengan investor China untuk membangun pelabuhan dengan syarat bahwa mereka akan mendapatkan 30 tahun untuk menjamin pinjaman dan 99 tahun sewa tanpa gangguan.
Seperti dikutip dari International Business Times, Jumat kemarin (23/4/2020), permintaan mengejutkan lain yang dibuat China dan diterima pemerintahan Kikwete adalah Pemerintah Tanzania sama sekali tak boleh menimbulkan kekhawatiran apa pun pada siapa pun yang berinvestasi di pelabuhan selama periode itu.
Dijuluki sebagai Pinjaman Pembunuh China, beberapa organisasi dan warga Afrika telah menuntut presiden setempat saat itu untuk membatalkan perjanjian. Mereka telah memperingatkan bahwa langkah itu akan memiliki konsekuensi yang mengerikan.
Sayangnya, kekhawatiran mereka diabaikan dan kesepakatan itu ditandatangani. Namun, setelah berkuasa, Presiden Magufuli memulai proses negosiasi ulang dan menekan para investor untuk menurunkan masa sewa menjadi 33 tahun, bukannya 99 tahun yang ditandatangani oleh pemerintah sebelumnya.
Pemerintahan Magufuli juga menjelaskan bahwa tidak akan ada pembebasan pajak atau utilitas untuk investor China. Mereka juga harus mendapatkan persetujuan pemerintah untuk memulai operasi baru di pelabuhan. Namun rupanya, para investor tidak memenuhi tenggat waktu yang dikeluarkan oleh pemerintah Magufuli sehingga perjanjian itu dibatalkan.
Langkah berani Presiden Tanzania John Magufuli membatalkan pinjaman dari China senilai USD10 miliar atau setara Rp155 triliun lebih mendapat pujian dari aktivis HAM dari Papua Natalius Pigai. Pembatalan itu diilakukan John Magufuli atas kerja sama yang diteken pendahulunya, Jakaya Kikwete.
Presiden Tanzania Magufuli telah membatalkan pinjaman dari China. Cara berpikir brilian itu terjadi lantaran Tanzania merupakan negara yang kerap dipimpin oleh presiden yang berlatar belakang profesor. Nyerere Prof Pertanian, Magufuli Prof Kimia,” ujar Natalius Pigai di Jakarta, Minggu (26/4/2020).
Mantan Komisioner Komnas HAM ini menambahkan, Indonesia sudah 3 dekade belajar dari Tanzania mengenai sistem Ujamaa atau kekeluargaan. “Bahkan Perkebunan Inti Rakyat (PIR) dan Transmigrasi itu gurunya di sana,” tutup Natalius Pigai. (net/lin)
sumber: sindonews (post: 2020/04/25 07:59)/WA Group DPP SESINDO/moeslimchoice.com