Di ronde tiga, petinju Tim Tszyu tampak berusaha bangkit. Namun tak bisa berbuat banyak. Tim Tszyu kembali tersungkur di ronde ini dan bangun hanya untuk lagi dan lagi dihajar. Hingga pada menit ke-2.58, handuk putih dilempar pelatihnya, Igor Golubev ke arena.
semarak.co-Tentu karena tak rela melihat petinjunya terus digasak jadi sansak oleh Mutazaliev. Diketahui mimpi burukTszyu berawal sebuah pukulan hook kiri Bakhram Murtazaliev kurang dari 45 detik pertama pertarungan.
Keras menghantam rahang Tim Tszyu membuat petinju harapan Australia itu terjungkal berdebam di kanvas. Meski bangkit untuk meneruskan pertarungan, kamera dengan jeli memotret sorot mata kaget dan raut jeri di wajah Tszyu. Siapa pun yang melihat momen itu segera tahu, kekalahan Tszyu hanya menunggu waktu.
Paras gentar yang ditunjukkan Tszyu itu sangat kontras dengan kepercayaan dirinya yang membual telanjang selama sesi penimbangan badan dan konferensi pers sebelum pertandingan. Tszyu, yang kerap tampil percaya diri bahkan seringkali terkesan meremehkan lawan-lawannya, tampak kehilangan kendali setelah pukulan pertama itu.
Pertarungan yang awalnya digadang-gadang akan menjadi laga sengit itu kontan berubah menjadi dominasi sepihak oleh Murtazaliev. Lalu serangkaian adegan ganjil untuk ukuran Tszyu—petinju berbakat dan putra petinju veteran dunia Kostya Tszyu—pun terjadi.
Di ronde pertama itu, Tszyu sudah tersungkur dua kali. Sementara di ronde kedua, ia pun dua kali terjatuh di tengah ring. Mutazaliev siap menghabisinya di ronde itu, hanya bel keburu berdentang mengumumkan akhir ronde. Di ronde tiga, Tszyu tampak berusaha bangkit. Namun ia tak bisa berbuat banyak.
Tszyu hanya menggeliat untuk kembali menjadi bulan-bulanan pukulan Mutazaliev. Tszyu kembali tersungkur di ronde ini, dan bangun hanya untuk lagi dan lagi dihajar. Hingga pada menit ke-2.58, handuk putih dilempar pelatih Tszyu, Igor Golubev, ke arena.
Tentu, ia tak rela melihat petinjunya terus digasak jadi sansak oleh Murtazaliev. Mata Tszyu, yang sudah memperlihatkan ketakutan sejak ronde pertama, menjadi simbol bahwa pertarungan ini seakan sebuah penegasan bahwa dominasi Murtazaliev di kelas super-welter bukan sekadar hype.
Dagestan: Lumbung Para Petarung Dunia
Pertarungan melawan Tim Tszyu menjadi tonggak penting dalam karier Murtazaliev. Dalam laga tersebut, ia menunjukkan kombinasi sempurna antara kekuatan pukulan, kecepatan, dan strategi yang matang.
Tszyu, yang sebelumnya dikenal sebagai petinju tangguh dengan rekor KO yang mengesankan, tidak mampu menghadapi tekanan tanpa henti dari Mutazaliev. Kemenangan ini menambah daftar panjang kemenangan KO yang telah diraih Mutazaliev sejak debut profesionalnya.
Dagestan, wilayah asal Bakhram Murtazaliev, telah lama dikenal sebagai lumbung atlet bertalenta, khususnya dalam olahraga tarung. Dari tinju hingga UFC, para petarung dari Dagestan telah mendominasi panggung dunia.
Sebelum era Khabib Nurmagomedov, Dagestan sudah memiliki petarung seperti Ali Bagautinov dan Zabit Magomedsharipov yang bersinar di kancah moxed martial arts (MMA). Era Khabib menjadi titik balik besar bagi Dagestan, dengan keberhasilannya merebut gelar juara UFC Lightweight dan pensiun dengan rekor sempurna 29-0.
Islam Makhachev, pewaris tahta Khabib melanjutkan tradisi dominasi ini dengan meraih gelar UFC Lightweight dan mempertahankannya sampai saat ini melawan sekian banyak petarung terbaik dunia.
Nama-nama lain seperti Magomed Ankalaev, yang menjadi pesaing kuat di kelas light heavyweight UFC, dan Umar Nurmagomedov, yang tak terkalahkan di kelas bantamweight, semakin mempertegas reputasi Dagestan sebagai gudang para juara. Tidak hanya di MMA, tinju pun mulai menjadi sorotan dengan munculnya petarung seperti Mutazaliev, yang kini siap merajai kelas menengah super.
Siapa Bakhram Mutazaliev?
Murtazaliev lahir di sebuah desa kecil di Dagestan, Rusia, wilayah yang keras namun penuh semangat kompetisi. Lahir dari keluarga sederhana, Mutazaliev tumbuh dalam lingkungan yang mengajarkan kedisiplinan dan kerja keras.
Bakat bertinjunya mulai terlihat sejak usia 10 tahun, ketika ia bergabung dengan klub tinju lokal. Pelatih pertamanya, Anzor Magomedov, segera menyadari potensi besar dalam diri Mutazaliev. “Dia memiliki kombinasi langka antara kekuatan alamiah dan kerja keras tanpa henti. Saya tahu sejak hari pertama, ia ditakdirkan untuk menjadi juara,” kenang Magomedov.
Sebelum memasuki dunia profesional, Murtazaliev memiliki karier amatir yang luar biasa. Ia berkompetisi di berbagai turnamen internasional, memenangkan kejuaraan tinju amatir Eropa, dan merebut medali emas di Kejuaraan Dunia Tinju Amatir.
Salah satu prestasi puncaknya adalah tampil di Olimpiade Rio 2016, di mana ia mencapai semifinal sebelum kalah kontroversial dari petinju Kazakhstan, yang kemudian memenangkan medali emas. Rekor amatirnya mencatat 180 kemenangan dari 190 pertandingan, dengan lebih dari 100 kemenangan melalui KO.
Prestasi ini membuat banyak promotor tinju profesional meliriknya bahkan sebelum ia beranjak ke dunia profesional. Murtazaliev memulai debut profesionalnya pada 2017 di kelas menengah super. Dalam pertarungan pertamanya, ia langsung mencatat kemenangan KO pada ronde pertama melawan lawan yang jauh lebih berpengalaman.
Sejak saat itu, Mutazaliev terus membangun reputasinya sebagai petinju yang tak terkalahkan. Hingga saat ini, Murtazaliev memiliki rekor sempurna 25 kemenangan tanpa kekalahan, dengan 20 di antaranya diraih melalui KO.
Gaya bertinjunya yang agresif namun cerdas, membuat banyak pengamat menyebutnya sebagai perpaduan antara Mike Tyson dan petinju Kazakhstan Gennady Golovkin. Pukulan hook kirinya dikenal mematikan, sementara pertahanan dan teknik kakinya sangat sulit ditembus.
Murtazaliev tercatat menorehkan beberapa kemenangan KO yang paling mengesankan. Saat melawan Carlos Mendoza (2020), Murtazaliev menghentikan Mendoza hanya dalam dua ronde dengan kombinasi pukulan ke tubuh yang terlihat berakibat fatal.
Dalam laga ini versus Jorge Ramirez (2021) Murtazaliev mencatatkan salah satu KO tercepat dalam sejarah tinju kelas menengah super: 58 detik. Sementara kemenangannya terbaru melawan Tim Tszyu (2024), menjadi salah satu yang paling dibicarakan dalam kariernya.
Sisi manusiawi Murtazaliev
Di balik dominasi di ring, Murtazaliev adalah sosok sederhana, salih, dan sangat dekat dengan keluarganya. Ia kerap berbicara tentang pengorbanan orang tuanya yang bekerja keras untuk mendukung kariernya sejak kecil.
Dalam beberapa wawancara, ia juga berbagi cerita tentang kakaknya, seorang pelatih judo, yang menjadi salah satu inspirasi terbesarnya. Murtazaliev juga dikenal dermawan. Ia sering memberikan donasi kepada komunitas asalnya di Dagestan, membangun masjid, fasilitas olahraga untuk anak-anak, dan mendukung program pendidikan bagi anak-anak kurang mampu.
“Saya tidak akan berada di posisi ini tanpa dukungan orang-orang di sekitar saya. Tinju adalah cara saya untuk memberi Kembali,” ujar Murtazaliev seperti dilansir inilah.com, Kamis, 28 November 2024 – 12:44 WIB.
Saat ini, Murtazaliev memegang sabuk IBF kelas super welter, selain IBF Intercontinental Champion. Dengan pembawaannya yang pemalu, belum terkuak apa yang ia incar ke depan. Yang jelas, ia telah membuktikan dirinya sebagai salah satu petinju paling fenomenal dalam generasinya.
Dengan kombinasi kekuatan, teknik, dan mental baja, Murtazaliev tampaknya siap mendominasi dunia tinju selama bertahun-tahun ke depan. Namun, tentu saja, waktu yang akan menegaskan. (net/ilc/smr)
sumber: inilah.com di WAGroup Media & Jurnalis BPKH (postKamis28/11/2024/darmawansepriyossa)