Penyebaran Terus Terjadi, Update Wabah Virus Corona Jadi 10.118 Orang dari Tambahan 347 Kasus Positif

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto saat memberi keterangan pers. Foto: indopos.co.id

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 melaporkan update wabah virus corona jenis baru penyebab Covid-19 menjadi 10.118 orang kasus terkonfirmasi positif. Hingga Rabu (29/4/2020) pukul 12.00 WIB ada penambahan 131 orang sembuh sehingga toal menjadi 1.522 pasien dinyatakan sembuh.

semarak.co -Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan, sedangkan pasien yang meninggal sebanyak 792 orang. Jumlah pasien dalam pengawasan sebanyak 21.827 orang dan orang dalam pemantauan sebanyak 230.411 orang.

Bacaan Lainnya

Data tersebut menunjukkan penambahan bila dibanding sehari sebelumnya, yaitu jumlah kasus positif bertambah 347 orang dan pasien meninggal bertambah delapan orang. Sebelumnya pada Rabu (29/4/2020) terdata 1.391 pasien sembuh dari 9.771 kasus positif dan 784 orang meninggal dunia.

“Seluruh provinsi di Indonesia sudah terpapar COVID-19, sedangkan kabupaten/kota yang terdampak sebanyak 310 kabupaten/kota,” kata Yurianto dalam jumpa pers di Graha BNPB yang dipantau di Jakarta, Kamis (30/4/2020).

Penambahan kasus positif COVID-19 dan sembuh, kutip Yurianto, terbanyak terjadi di DKI Jakarta, yaitu 82 orang baru dinyatakan positif dan 46 orang sembuh. Sedangkan penambahan jumlah pasien meninggal terbanyak terjadi di Jawa Barat, yaitu empat orang.

Secara kumulatif, DKI Jakarta masih menjadi provinsi dengan kasus positif, sembuh, dan meninggal terbanyak, yaitu 4.175 kasus positif, 486 orang sembuh, dan 371 orang meninggal.

Pemerintah telah melakukan pemeriksaan usapan rongga mulut dengan berbagai jenis spesimen mencapai 94.599 spesimen terhadap 72.351 orang. Terhadap pemeriksaan tersebut, 10.118 orang dinyatakan positif COVID-19, sedangkan 62.233 orang dinyatakan negatif.

Setelah DKI Jakarta, provinsi yang menempati posisi kedua dengan jumlah kasus positif terbanyak adalah Jawa Barat dengan jumlah kasus positif 1.012 orang. Sedangkan posisi kedua kumulatif pasien sembuh terbanyak setelah DKI Jakarta adalah Jawa Timur, yaitu 157 orang sembuh.

“Saat ini adalah kesempatan untuk mengubah perilaku hidup bersih dan sehat dengan mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, serta tetap menjaga agar tidak tertular dari droplet dengan menjaga jarak,” saran Yurianto.

Kemudian menggunakan masker untuk memutus rantai penularan COVID-19. “Tetap di rumah dan jangan bepergian, pakai masker jika terpaksa keluar rumah dan menjaga jarak,” demikian Yurianto.

Yurianto mengingatkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan karena saat ini penyebaran wabah masih terus terjadi di tengah masyarakat. “Oleh karena itu, mencuci tangan menjadi salah satu kunci keberhasilan kita dalam memutus rantai penularan COVID-19,” kata dia.

Penyebaran masih terjadi dari orang-orang yang diduga terinfeksi tetapi belum membiasakan diri untuk menutup mulut atau hidung saat batuk atau bersin.

Mereka juga enggan untuk mencuci tangan dengan sabun sehingga cairan droplet (percikan) yang dikeluarkan dari hidung atau mulut ataupun melalui tangan yang telah terpapar menyebar ke mana-mana.

Di sisi lain, kata dia, orang-orang yang belum terpapar juga belum membiasakan diri untuk memakai masker saat keluar rumah dan menjaga jarak saat berkomunikasi dengan orang lain.

Sementara ketika tiba di rumah, sebagian orang juga masih belum terbiasa untuk segera mencuci tangan dengan sabun dan membersihkan pakaiannya, sehingga risiko penularan masih terus berlangsung di tengah-tengah masyarakat.

Oleh karena itu, Yurianto kembali mengimbau masyarakat untuk mematuhi protokol pencegahan penularan wabah sehingga pembatasan penyebaran dapat secepatnya dikendalikan.

“Kesempatan sekarang lah kita mengubah perilaku kita. Mengubah perilaku untuk hidup bersih dan sehat, baik secara perorangan, keluarga, komunitas dan kita yakin secara nasional kita bisa melakukan itu,” katanya.

Ia berharap kebiasaan berperilaku hidup bersih dan sehat tersebut tidak hanya dilakukan saat wabah COVID-19 masih ada, tetapi juga diteruskan dan menjadi budaya masyarakat secara utuh.

“Semoga ini menjadi kebiasaan baik dan membudaya, bukan hanya karena COVID-19, tetapi ini sudah mengubah gaya hidup masyarakat secara utuh,” demikian Yurianto. (net/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *