Partai NasDem, Demokrat, dan PKS Agendakan Deklarasi Anies Baswedan Capres 2024, pada 10 November 2022

(dari kiri ke kanan) Ketum PKS Ahmad Syaikhu, Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketum NasDem Surya Paloh, Anies Baswedan, dan mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla di acara kondangan pernikahan anak dari kader Partai NasDem Sugeng Prawoto. Acara dihelat Minggu malam (18/9/2022). Foto: twitter@Andiarief di portalislam123.blogspot.com

Partai Nasional Demokrat (NasDem) bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Deklarasi itu direncanakan pada 10 November 2022.

semarak.co-Kandidat capres 2024 yang akan diusung Partai NasDem itu, ada 3 sejak awal. Andika Perkasa, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan. Secara logika politik yang paling memungkin ya Anies Baswedan dan memang akan diumumkan Partai NasDem.

Bacaan Lainnya

“Jadi soal capres pokoknya sudah selesai, Anies Baswedan capres Partai Nasdem, PKS, dan Partai Demokrat, sudah 99 persen,” ungkap Zulfan dilansir kompas.tv-Selasa, 27 September 2022 | 14:18 WIB.

Zulfan belum memastikan mengenai calon wakil presiden pasangan Anies Baswedan dalam bursa calon presiden-wakil presiden. Zulfan menuturkan, cawapres pasangan Anies Baswedan bisa saja diumumkan secara langsung atau bersamaan jika selesai dibahas.

“Kan yang urgent itu capres duluan, tapi kalau dari sekarang sampai 10 November soal cawapres sudah selesai ya, ya diumumkan -red bareng-bareng, tapi kalau belum kan bisa dilanjutkan lagi. Politik itu lentur aja, hari ini keras, besok lentur, sekarang lentur, besok keras, kan biasa itu, seninya berpolitik kan di situ, jangan dilihat kaku,” kata Zulfan.

Apalagi, lanjut Zulfan, komunikasi yang terbangun antara Partai NasDem, PKS, dan Partai Demokrat cukup intens saat ini. “Wah sangat intens (Komunikasi dengan PKS dan Partai Demokrat), itu komunikasi pada tingkat tim yang sudah dibentuk di antara tiga partai ini intens sekali, berjalan,” ujar Zulfan.

Saat pengumuman Anies Baswedan menjadi capres yang akan didaftarkan kelak, sudah disepakati ketiga pemimpin parpol akan memberikan pidato politiknya. Kader ketiga partai tersebut juga akan diundang untuk hadir berkumpul di satu titik mengantarkan Anies Baswedan menjadi capres.

“Soal dimana dan jamnya nanti, yang pasti tempatnya bisa menampung kader ketiga partai untuk hadir dalam acara tersebut, dan acara tersebut tidak menimbulkan kemacetan di jalan,” kata Zulfan.

Di bagian lain pembentukan koalisi tiga partai terdiri NasDem, PKS, dan Partai Demokrat untuk bisa mengusung pasangan calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres) pada Pilpres 2024 semakin menguat bakal terwujud.

“Penguatan soliditas internal terus jalan. Jangan sampai buru-buru nanti tiba-tiba bubar, sehingga terus dimatangkan sampai koalisi NasDem, PKS, dan Demokrat benar-benar terbentuk. Ini kan harus dimatangkan dulu, makanya kita tidak menyebut sekarang ini koalisi, kita masih menyebutnya kolaborasi dululah,” kata Zulfan Lindan dalam Apa Kabar Indonesia Pagi TV One yang dikutip KBA News, Selasa, 27 September 2022.

Lebih lanjut dijelaskan Zulfan, antara yang muda-muda pada tingkat sekjen (sekretaris jenderal) dan ketua dari tiga partai (NasDem, PKS, dan Demokrat) melakukan konsolidasi bertiga. Dan itu mendapat tugas dari masing-masing ketua umum.

“Dari PKS sudah ada tugasnya, dari NasDem sudah ada yang melakukan lobi-lobi internal, kemudian Demokrat sudah ada. Dan mereka jalan,” ujar Zulfan seraya menegaskan sekarang sudah 90% kolaborasi menuju apa yang disebut koalisi. Dari sisi Partai NasDem pada 10 November 2022 nanti akan ada sikap resmi terkait pengumuman nama capres.

“Sampai saat ini baru dibicarakan tingkat capres kan. Tetapi dalam tempo satu bulan setengah ini sudah mengerucut membicarakan antara capres diumumkan juga cawapres. Bagi NasDem memang November itu harus segera, enggak bisa lagi ditunda-tunda. Ya pasti ketua umum dong (yang nanti mengumumkan),” kata Zulfan.

Soal siapa capresnya, demikian lanjut Zulfan, keputusannya sudah diserahkan kepada ketua umum untuk memilih dari ketiga calon (Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Andika Perkasa) kemudian salah satunya diumumkan sebagai calon presiden. “Nah ini pasti ketua umum, bukan lagi DPP, bukan grassroot, bukan siapa-siapa. Itu sudah authority-nya ketua umum,” imbuhnya.

Zulfan mengaku NasDem ini tidak punya calon dari internal kader, baik capres maupun cawapres, demikian juga PKS. Sementara Partai Demokrat, menurut Zulfan tentu ada keinginan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk menjadi cawapres.

“Itu kan didiskusikan. Artinya, berdasarkan survei-survei yang berkembang nanti siapa yang bisa mendorong untuk supaya kita menang, itu mesti didiskusikan,” tandasnya.

Ketika ditanyakan soal capres dari bacaan di media, apakah Partai NasDem, Demokrat, PKS untuk capresnnya sepertinya sudah mengarah kepada Anies bukan? “Saya kira begitu,” kata Zulfan seraya kembali menyebut di NasDem ada tiga nama bakal capres. Anies, Ganjar, dan Andika.

Dari ketiga nama tersebut, Andika misalnya, dijelaskan Zulfan, katakanlah Andika ini agak sulit karena masih dinas TNI dan segala macamnya. “Nanti mesti pensiun, karier militer yang begitu jauh perjalanannya masa tiba-tiba dia mundur,” tuturnya.

Kemudian Ganjar, menurut Zulfan ada kemungkinan didorong oleh PDI-P, bisa juga tidak. “Mengharapkan Ganjar berani meninggalkan PDI-P untuk masuk ke dalam koalisi di luar PDI-P, itu juga problem. Jadi memang jauh lebih bebas memilih Anies Baswedan sebagai capres. Artinya, Anies juga bukan kader internal partai mana pun.

Terkait apakah kemudian capres dari NasDem sudah firm (tegas) adalah Anies misalnya, Zulfan mengatakan soal capres tidak mungkin keluar dari tiga nama yang telah diputuskan dalam rakernas. “Itu kan komitmen antara DPP, ketua umum dengan seluruh struktur yang ada. Oleh karena itu saya kira sudah firm, sampai ketua umum itu sudah pasti,” tandasnya.

Tapi dengan syarat, demikian sambung Zulfan, Andika masih terikat dengan aturan institusi militer dan Ganjar apakah akan keluar dari PDI-P. Ini kan problem kalau dia masih kader PDI-P. Antara PDI-P dan NasDem saling menjaga (hubungan baik),” demikian Zulfan. (net/kpc/kba/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *