Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem buka suara kabar PKB bergabung Koalisi Perubahan yang terdiri dari Partai Demokrat, Partai NasDem, dan PKS guna mendukung Anies di pemilihan presiden (Pilpres) pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
semarak.co-Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya mengklaim Partai NasDem menyambut baik rencana tersebut. Baginya PKB dan NasDem merupakan saudara lama sesama partai koalisi. Komunikasi antarkedua partai tersebut tak lagi asing.
Adapun posisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan kian menguatkan gelombang perubahan dalam koalisi tersebut dengan mengusung Anies. Dengan masuknya PKB, tegas Willy, posisi koalisi akan semakin kuat karena diisi oleh partai-partai dengan kursi parlemen yang hampir sama.
“Tentu akan membuat gerakan gelombang perubahannya semakin besar. Resonansinya akan semakin lebih kuat. Ya semoga tahun baru ini ada hal-hal yang semakin spektakuler-lah,” kata dia di kompleks parlemen, Senin (2/1/2022) dilansir cnnindonesia.com, Selasa, 03 Jan 2023 10:54 WIB dari google.co.id.
Wakil Ketua Badan Legislasi DPR itu menegaskan koalisi perubahan tak dibangun dengan konsep eksklusif. Koalisinya terbuka jika ada partai yang hendak bergabung. “Itu partai 50an semua. NasDem 59, PKB 58, Demokrat 54, PKS 50. Partai 50an Partai gocap, koalisi gocap,” katanya.
Tinggal kemudian nanti memang dengan PKB pematangannya kalau secara gagasannya sudah ketemu pasti. Jika PKB ingin bergabung dengan Koalisi Perubahan, nilai dia, tentu akan adanya pembicaraan kembali terkait Pilpres 2024. Namun harapannya, Anies tetap menjadi calon presiden dari koalisi tersebut.
“Tinggal pematangan hal-hal yang lain, termasuk siapa yang akan mendampingi Mas Anies misalnya. Ya tentu PKB ada Cak Imin, Demokrat ada Mas AHY, PKS ada Aher, tentu nanti kita akan duduk kan bersama-sama, siapa yang akan mendampingi Mas Anies. Tentu harus dicari win-win solutionnya,” ujar Willy.
Partai NasDem sendiri sudah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (bacapres) di Pilpres 2024. Adapun pihaknya menyerahkan keputusan soal calon wakil presiden kepada mantan gubernur DKI Jakarta.
“Karena biar cawapres menjadi elemen surprise, kita tentu harus melihat variabel siapa yang akan menjadi lawan tanding sehingga kita tidak, prinsip play to win itu terpenuhi. Kan dalam salah satu kriteria yang kita sepakati itu adalah cawapres memiliki variabel pemenangan,” ujar Willy.
Wakil Sekretaris Jenderal PKB Syaiful Huda mengatakan, peluang partainya bergabung dengan Partai NasDem hanyalah pandangan dari seorang kader. Diketahui, wacana tersebut sebelumnya dilontarkan oleh Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid.
“Itu kan pandangan-pandangan pribadi kader pengurus gitu, karena secara organisasi sampai hari ini Ketua Umum belum pernah memerintahkan apa pun. Belum pernah ada (komunikasi dengan Partai NasDem) dan tidak pernah ada rapat yang terkait dengan koalisi,” ujar Huda.
PKB sendiri sudah meneken kerja sama yang diresmikan lewat piagam deklarasi dengan Partai Gerindra pada Agustus 2022. Hingga saat ini, kedua partai solid dan berkomitmen melanjutkan kerja sama politik tersebut hingga Pilpres 2024.
“Secara kelembagaan kita tetap komit terkait dengan piagam kerja sama yang sudah ditandatangani ini,” ujar ketua Komisi X DPR itu dilansir cnnindonesia.com/nasional/2023.01.03.1030 di google.co.id.
Diberitakan sebelumnya, kabar PKB bakal bergabung dengan koalisi pendukung Anies sebelumnya disampaikan Wakil Ketua Umum mereka, Jazilul Fawaid. Namun pernyataan Jazilul belakangan dibantah Wasekjen PKB, Syaiful Huda.
Ketua Komisi X DPR itu menyebut pernyataan Jazilul tak lebih dari pandangan pribadi dan bukan mewakili partai. “Itu kan pandangan-pandangan pribadi kader pengurus gitu, karena secara organisasi sampai hari ini Ketua Umum belum pernah memerintahkan apa pun,” katanya.
Di sisi lain, PKB saat ini masih terikat dalam koalisi bersama Gerindra. Kedua partai telah mengumumkan deklarasi sejak Agustus tahun lalu. Namun begitu, keduanya belum bersepakat soal nama capres dan cawapres yang akan diusung.
Sementara legislator Partai Demokrat Didik Mukrianto menyatakan bahwa partai Demokrat siap menyambut Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Koalisi Perubahan bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Nasional Demokrat (NasDem) yang sudah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024.
Didik mengatakan bahwa Partai Demokrat membuka diri apabila ada partai politik (parpol) lain yang ingin bergabung untuk bersama-sama mengusung Anies Baswedan sebagai capres di Pemilihan Presiden (Pilpres) pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Diketahui sebelumnya, Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP PKB Jazilul Fawaid menyatakan, PKB berpeluang untuk berkoalisi dengan NasDem dalam menyambut kontestasi politik pada 2024 yang tinggal mendeklarasikan Koalisi Perubahan.
Menanggapi pernyataan Jazilul itu, Didik menyatakan komunikasi harus terus-menerus terjalin dengan dan rutin dilakukan antarsesama partai politik dalam menghadapi pertarungan politik 2024. Hanya saja, pesan Didik, komunikasi yang mengarah pada koalisi baru dengan partai lain harus dibicarakan dengan serius antarpartai NasDem, Demokrat, dan PKS.
“Apalagi PKB ingin mengajukan Ketua umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Anies Baswedan,” tutur Didik, anggota Komisi III DPR Fraksi Partai Demokrat kepada wartawan di gedung Parlemen Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (27/12) dilansir jerami.id/2022/12/27 dikutip dari akun twitter.
Pasalnya, imbuh Didik, Partai Demokrat dan PKS sama-sama punya keinginan mengajukan kader terbaiknya dalam menyambut Pemilu 2024. Didik menuturkan hingga saat ini partainya punya visi untuk mengajukan Ketua Umum Partai Demokrat AHY sebagai calon wakil presiden menemani Anies Baswedan.
Meski begitu, ia memaklumi jika PKS memiliki motivasi sama untuk mengajukan Ahmad Heryawan (Aher) sebagai kontestan cawapres walau belum sepakat menentukan pendamping Anies. Hal itu tidak jadi penghambat bagi NasDem, Demokrat, dan PKS untuk terus bekerja sama dan menetapkan figur yang sama untuk diusung nanti. (net/cnn/rmi/smr)