Kekacauan dalam tur Lionel Messi ke India memasuki babak baru setelah Kepolisian India akhirnya menetapkan Satadru Dutta, promotor (event organizer) tur Lionel Messi, sebagai tersangka atas kekacauan yang terjadi.
Semarak.co – Melalui perusahaannya, Satadru Dutta Initiative, ia bertanggung jawab atas kekacauan yang terjadi pada acara hari pertama di Kolkata pada Sabtu (13/12/2025). Puluhan ribu penggemar yang datang ke Stadion Salt Lake untuk melihat langsung sang megabintang merasa sangat kecewa.
Messi hanya mampu hadir selama 20 menit untuk menyapa penggemar di tengah kerumunan di lapangan. Kapten Argentina tersebut tidak dapat berlama-lama di stadion karena dikerubuti oleh politisi, tamu undangan, panitia, dan penggemar yang berusaha mendekat untuk berfoto bersama.
Akibatnya, mereka yang di tribun marah karena telah membayar tiket mahal hingga jutaan rupiah apabila dikonversi namun tidak dapat mendapatkan pandangan jelas terhadap sang super bintang yang menjadi idola mereka tersebut.
Setelah Messi digiring keluar, massa merangsek ke lapangan dan menyebabkan kerusuhan serta pengrusakan yang masif. Vandalisme pun terjadi secara Mismanajemen dalam Acara Skala Internasional Otoritas setempat.
Ia menilai bahwa Satadru telah melakukan mismanajemen dalam menyelenggarakan acara berskala internasional ini, yang berujung pada kerusuhan dan aksi kriminal, seperti yang dilaporkan oleh Hindustan Times, dilansir kompas.com pada 15/12/2025.
Kepolisian kemudian menahan Satadru selama 14 hari. Pria berusia 45 tahun tersebut tidak hanya gagal dalam mengelola acara, tetapi juga menyebabkan situasi rusuh merusak infrastruktur. Lebih jauh lagi, kejadian ini berpotensi merusak citra Kolkata dan India di mata publik internasional.
Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya kepercayaan bagi India untuk menjadi tuan rumah berbagai event olah raga, baik di tingkat Asia maupun dunia. “Sepak bola adalah olah raga yang paling banyak dimainkan di dunia. Insiden kemarin sangat disayangkan bagi Kolkata, West Bengal,” ungkap Presiden Federasi Sepak Bola India (AIFF), Kalyan Chaubey.
“Hal ini sebenarnya bisa dihindari. Kejadian kemarin menunjukkan betapa tidak siap dan kurangnya keterampilan manajerial pemerintah dan pengelola acara. Dampaknya akan menghabiskan biaya lebih besar bagi India, terutama saat PM berusaha menampilkan India sebagai kekuatan melalui olah raga dengan India mengajukan penawaran tuan rumah untuk Olimpiade 2036, Commonwealth Games 2.
“Negara pesaing mungkin akan mempertanyakan apakah Kolkata atau West Bengal siap untuk menjadi tuan rumah acara internasional. Mungkin manajemen atau pemerintah belum cukup matang untuk melakukannya. Jadi saya pikir ini akan merugikan Bengal dan Kolkata untuk 50 tahun ke depan,” tambahnya di laman Republic World.
Ricuh Di hari kedua tur di Mumbai pada Minggu (14/12/2025), situasinya tidak sekacau di Kolkata. Lionel Messi memiliki kesempatan lebih nyaman untuk menyapa para penggemar, anak-anak akademi, serta selebritas dan pelaku olah raga lokal India dalam agenda yang dijalani.
Rangkaian acara GOAT Tour ke India berakhir pada Senin (15/12/2025) ini, di mana agenda sang raja 8 trofi Ballon d’Or ditutup dengan pertemuan bersama Perdana Menteri Narendra Modi dan pemain Minerva Academy. (net/kpc/kim/smr)





