Nasib Koalisi NasDem Tergantung Pendamping Anies dan Sosok Capres PDIP, Ketum AHY: Deklarasi Capres-Cawapres Berbarengan

Logo Partai PKS, Demokrat, dan NasDem yang sedang mematang koalisi dengan nama Koalisi Perubahan. foto: internet

Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan perihal keberlanjutan penjajakan koalisi dengan Partai NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ketum AHY menjelaskan pada 2023, Partai Demokrat akan lebih banyak menguras tenaga dan energi menyatukan suara untuk deklarasi koalisi.

semarak.co-Ketum AHY menyebutkan, jika nanti deklarasi yang dilakukan partainya bersama NasDem dan PKS, maka akan menjadi deklarasi yang komplit. Sebab, akan bersamaan dengan deklarasi calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang diusung koalisi.

Bacaan Lainnya

“Salah satu resolusi di 2023 ini, kami ingin memperkuat upaya untuk membangun koalisi tersebut, tapi sisi lain kami akan semakin banyak menghabiskan waktu dan tenaga serta energi kami untuk menyapa masyarakat,” ujar AHY usai menghadiri acara Perayaan Natal Nasional Partai Demokrat di Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (8/1/2023).

“Kami berharap tentunya koalisi ini terbentuk ya sudah dengan satu paket yang menentukan, Menentukan dalam arti untuk membawa perubahan dan perbaikan itu. Pada akhirnya masyarakat bertanya lalu siapa. Siapa tokohnya?” terang AHY dikutip wartakotalive.com, Senin (9/1/2023), 00.09 WIB kemudian lansir melalui msn.com.

Karena itu, lanjut AHY, idealnya kita mendeklarasikan koalisi sekaligus deklarasi capres dan cawapres. Namun, AHY enggan menjelaskan secara detail perihal capres dan cawapresnya. Tetapi ia mengungkapkan, jika ketiga partai terus menggodok calon secara intens, dan mencari momentum yang pas untuk deklarasi.

“Tapi sekali lagi waktunya momentumnya terus kita create dan terus kita songsong ke sana, saya tidak bisa jelaskan ke sana kapan waktu definitif nya, tapi yang jelas kami terus secara serius membahas dan tentunya perkuat silaturahmi dan komunikasi politik diantara kami bertiga,” tutur AHY yang anak Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.

Diberitakan tribunwow.com dari Kompas.com, saat ini ada dua faktor yang memengaruhi nasib Koalisi Perubahan yang akan menjagokan Anies Baswedan sebagai capres di pemilihan presiden (pilpres) pada pemilihan umum (Pemilu) 2024.

Seperti diketahui, sampai saat ini baru Partai Nasional Demokrat (NasDem) yang telah mendeklarasikan Anies di pilpres 2024, pada Oktober 2022., Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sampai saat ini belum deklarasi masuk dalam Koalisi Perubahan yang mengusung Anies.

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menyimpulkan ada dua faktor yang akan memengaruhi nasib Koalisi Perubahan. Faktor pertama adalah para partai politik di Indonesia saat ini masih menanti siapa sosok capres yang akan dijagokan oleh PDIP di pilpres 2024 nanti.

Yunarto menjelaskan, sosok capres yang dijagokan PDIP nanti berpotensi mengubah peta perpolitikan di Indonesia, bahkan yang tadinya kawan bisa menjadi lawan begitu pula sebaliknya.

Sebagai informasi, saat ini dua sosok kader PDIP yang digadang-gadang menjadi capres adalah Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. “Menurut saya, mereka juga sekaligus ingin membaca peta dan keputusan yang akan diambil oleh PDI Perjuangan,” kata Yunarto kepada Kompas.com, Minggu (8/1/2023).

Faktor kedua yang memengaruhi nasib Koalisi Perubahan adalah Partai Demokrat yang ngotot ingin menjadikan ketua umum mereka yakni Agus Harimurti Yudhoyono sebagai pendamping Anies. “Kita tahu karakter dari Partai Demokrat yang sangat terpusat pada nama Yudhoyono sepertinya memang harga mati ada di nama AHY yang menurut saya memang akan menjadi variabel penentu,” ujarnya.

Yunarto mengatakan, di sisi lain PKS juga ingin mengajukan mantan Gubernur Jawa Barat yang juga Wakil Ketua Majelis Syura PKS Ahmad Heryawan atau Aher sebagai pendamping Anies.

Sebelumnya diberitakan, meskipun pertemuan mereka masih lama, jadwal silaturahmi antara Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh dengan Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Habib Salim Segaf Al-Jufri telah menjadi bahan pembicaraan.

Pertemuan antara Surya Paloh dan Habib Salim Segaf dijadwalkan terjadi pada Februari 2023. Dikutip TribunWow dari Tribunnews, dalam pertemuan yang tak diikuti Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini, Partai NasDem dan PKS tak memungkiri akan membahas cawapres atau pendamping Anies Baswedan.

Mengklarifikasi soal isu SBY tak diajak, Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali menjelaskan bahwa PKS sebelumnya justru sudah bertemu dengan SBY.

“Inisiatif untuk ketemu itu datang dari sana (PKS). Kan kemarin PKS sudah ketemu Pak SBY. Sekarang giliran PKS silahturahmi ke NasDem. Sama kemarin dengan pertemuan di Cikeas kan. Pak Salim Segaf ketemu Pak SBY, kan tidak ada Pak Surya,” kata Ali kepada Tribunnews.com, Selasa (3/1/2023).

Ali membantah isu SBY tak diundang dalam pertemuan. Ali turut menjelaskan bahwa pertemuan antara Surya Paloh dan Salim Segaf nanti ada kemungkinan membahas pendamping Anies di 2024. “Jadi kemungkinan juga bicara tentang calon wakil presiden itu juga bukan hal yang tabu. Tapi sekali lagi finalisasi daripada siapa calon wakil presiden itu ada di tangan Mas Anies,” ungkap Ali. (net/wow/msn/war/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *