Partai Demokrat, PKB, dan PKS segera mendeklarasikan koalisi untuk bekerja sama di pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Ketiga parpol itu telah menjalin komunikasi intens dalam beberapa waktu terakhir.
semarak.co-Juru bicara (Jubir) DPP Demokrat Herzaky Mahendra Putra memberikan beberapa alasan koalisi itu dapat terbentuk. Ia menyebut ada beberapa kesamaan dan pernah bekerja sama di kabinet. Demokrat pernah berada dalam satu koalisi bersama PKB dan PKS selama dua periode pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Oleh karena itu, jalinan kerja sama tak sulit untuk dibuat antara ketiga partai. Ada kesamaan platform, visi dan cara pandang dalam memperjuangkan hak-hak dan program-program pro rakyat,” kata Herzaky dalam keterangannya, Jumat (17/6/2022) dilansir cnnindonesia.com/Sabtu, 18 Jun 2022 10:19 WIB.
Herzaky mengatakan Partai Demokrat memang membuka komunikasi dengan semua parpol. Hal ini mengingat, untuk ikut Pilpres 2024, harus memiliki koalisi yang memenuhi syarat presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen kursi di parlemen.
Akhir-akhir ini, klaim dia, komunikasi dengan PKS dan PKB makin intens. Ada kesamaan platform, visi dan cara pandang dalam memperjuangkan hak-hak dan program-program prorakyat. Apalagi Partai Demokrat, PKS dan PKB pernah sama-sama dalam pemerintahan pada periode 2004-2014.
“Soal capres-cawapres kami (Demokrat, PKB dan PKS) kesampingkan dulu, yang kami utamakan adalah apa yang terbaik untuk rakyat,” ujar Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra kepada wartawan, Sabtu (18/6/2022).
Komunikasi yang dibangun Partai Demokrat, PKB dan PKS dilandasi semangat egalitarian atau kesetaraan, tanpa saling mendominasi satu sama lain, membangun kepercayaan dan soliditas, serta menjunjung tinggi kedaulatan partai masing-masing. “Kami juga sedang melakukan komunikasi intens dengan satu partai lagi di luar PKS dan PKB,” kata Herzaky.
Sumber CNNIndonesia.com yang merupakan kader salah satu partai tersebut mengatakan deklarasi hanya tinggal menunggu waktu. Namun, ia belum mau membeberkan nama koalisi. Begitu pula soal capres-cawapres yang akan diusung. “Sudah tinggal jalan sebenarnya, ” kata sumber CNNIndonesia.com.
Terpisah, Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengamini rencana pembentukan koalisi tersebut. Ia berkata koalisi dengan Demokrat dan PKS diumumkan dalam waktu dekat. “Iya, pacaran, pengumuman pacaran. Publik supaya tahu dan menilai. Proses saling bertukar pikiran dan simpati menyamakan visi menghadapi pemilu 2024,” katanya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (17/6/2022).
Sebenarnya, ada satu partai lain yang juga menjalin komunikasi untuk membuat Koalisi, yakni NasDem. Namun, kata sepakat belum terucap, sehingga baru Demokrat, PKB dan PKS yang telah berkomitmen untuk berkoalisi.
Sementara itu, Sekjen PKS Habib Aboe Bakar Alhabsyi belum mau bicara tegas mengenai koalisi. Namun, dia tidak membantah. “Tunggu saja coming soon apa yang terjadi,” kata dia saat dihubungi.
Diketahui, koalisi antara Demokrat, PKB, dan PKS dapat mengusung capres-cawapres di Pilpres 2024. Berdasarkan UU No. 7 tahun 2017 tentang Pemilu, kursi di DPR milik ketiga partai tersebut sudah cukup untuk mengusung pasangan calon.
Dari ketiga parpol itu, nama yang sering masuk bursa capres dan cawapres di sejumlah survei adalah Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. AHY punya elektabilitas tertinggi jika dibandingkan kader PKB dan PKS.
Hasil Survei Poltracking Indonesia misalnya, menyatakan AHY memiliki elektabilitas keempat terbesar sebagai capres. Elektabilitas AHY 3,6 persen di bawah Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Anies Baswedan.
Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Sirajuddin Abbas menganggap koalisi Demokrat, PKB dan PKS tidak bisa dianggap remeh di Pilpres 2024 mendatang. Menurutnya, mesin ketiga partai terbilang stabil.
Kadernya pun militan. Ditambah pula dukungan dari kalangan Islam yang tergolong besar. “PKB dan PKS memiliki basis yang cukup stabil dan bisa diandalkan. Di antara partai-partai Islam, mereka memiliki dukungan paling besar,” kata Sirajuddin kepada CNNIndonesia.com, Jumat (17/6/2022).
Pengamat politik Universitas Padjadjaran Kunto Adi Wibowo menilai ada dua ketua umum yang berpotensi diusung sebagai capres-cawapres oleh koalisi Demokrat, PKB, dan PKS. Dua tokoh yang dimaksud yaitu ketua umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Tokoh lain yang berpotensi diusung yakni Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Aljufri. “Kalau soal sosok yang potensial ya masih ketum-ketumnya. Ya di Demokrat ada AHY, di PKB ada Cak Imin, PKS ada Habib Salim Segaf,” kata Adi kepada CNNIndonesia.com, Jumat (17/6/2022).
Menurut dia, tiga sosok itu wajar jika didahulukan oleh ketiga partai untuk diusung sebagai capres-cawapres. Dari ketiga tokoh tersebut, AHY memiliki elektabilitas tertinggi. Survei Median yang diumumkan Maret lalu menyatakan elektabilitas AHY berada di urutan keempat setelah Prabowo Subianto, Anies Baswedan Ganjar Pranowo. Elektabilitas AHY sebesar 5,1 persen.
Hasil Survei Poltracking Indonesia juga menyatakan AHY memiliki elektabilitas keempat terbesar sebagai capres. Elektabilitas AHY 3,6 persen di bawah Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Anies Baswedan.
Menurut Adi, ketiga partai perlu terlebih dahulu merumuskan visi bersama. Jangan terlalu mengutamakan tokoh dalam misi pemenangan Pilpres 2024. “Jadi sangat pragmatis dan hitung-hitungannya, terlalu pragmatis. Enggak ngomong paltform ke mana. Sehingga nanti pemilih juga akan, cuma jualan tokoh doang akhirnya,” kata dia.
Terpisah, Direktur Eksekutif SMRC Sirajuddin Abbas menilai kans menang koalisi Demokrat, PKB dan PKS sangat bergantung pada sosok yang akan diusung. Tergantung pula pada capres-cawapres yang diusung partai lain. Menurutnya, di momen seperti Pilpres 2024, peran figur capres-cawapres punya peran penting.
“Untuk Pilpres, pengaruh calon lebih kuat ketimbang dukungan Partai Politik. Meskipun suara partai-partai pengusungnya besar, tidak berarti bisa langsung dikonversikan menjadi pendukung capres,” kata dia.
Demokrat, PKB dan PKS akan segera mengumumkan koalisi dalam menghadapi Pilpres 2024. Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan ada ketiga partai sudah pernah bekerja sama dalam kabinet era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Selain itu, Herzaky menyebut Demokrat, PKB dan PKS juga memiliki visi yang sama. Koalisi pun tidak fokus pada sosok yang akan diusung, melainkan visi bersama. Tak ada pula partai yang mendominasi di koalisi.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengatakan deklarasi akan diumumkan dalam waktu dekat agar publik mengetahui sejak dini. “Iya, pacaran, pengumuman pacaran. Publik supaya tahu dan menilai,” kata dia kepada CNNIndonesia.com.
“Proses saling bertukar pikiran dan simpati menyamakan visi menghadapi pemilu 2024. Kebetulan saya melihatnya Partai Nasdem dekat nih untuk di 2024 ke Anies. Ini agak sejalan dengan pikiran saya. Saya tadi mendoakan Anies,” kata M Taufik dalam acara Gaspol di Kompas.com beberapa waktu lalu, sebelum ia dipecat oleh Partai Gerindra.
Pernyataan Taufik itu pun mulai terbukti. Dalam Rapat Kerja Nasional Partai Nasdem pada Jumat (17/6/2022), Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengumumkan tiga nama bakal capres yang akan diusung partai itu.
Ketiganya yakni Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur DKI Jakarta Anies. Hasil Rakernas Nasdem Ketiga nama itu merupakan usulan kandidat calon presiden dari tiap-tiap Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan telah ditetapkan dalam rapat pleno Steering Comittee Rakernas Nasdem.
Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya mengungkapkan, Anies dan Ganjar dipilih lantaran keduanya memiliki elektabilitas yang kuat di banyak survei. “Ya itulah rasionalitas berpolitik, bagaimana dua besar itu hampir di semua survei yang kami lakukan, dalam survei dapil yang kami lakukan, dua nama itu sangat dominan. Sehingga, itu menjadi pilihan yang rasional bagi kami Partai Nasdem,” ujar Willy.
Sedangkan untuk Andika Perkasa, Willy menjelaskan, pengusulan Panglima TNI itu berdasarkan pertimbangan variabel yang lebih kualitatif. “Bagaimana komitmen menjaga negara bangsa, bagaimana komitmen menjaga stabilitas, dan kemudian keseimbangan antara representasi sipil dan militer,” tuturnya.
Willy menambahkan, partainya segera melakukan komunikasi dengan tiga kandidat capres tersebut. “Setelah ini keputusan (pengusungan) akan kami kirim pada para kandidat dan secara kultural kami akan jalankan komunikasi dengan tiga kandidat itu,” papar Willy dilansir kompas.com – 18/06/2022, 13:04 WIB.
Keretakan M Taufik dan Gerindra Kembali ke M Taufik, ia memang sudah lama menyatakan dukungan ke Anies maju sebagai capres pada pemilu 2024. Dukungan itu pertama kali ia sampaikan secara terbuka dalam pidato pelantikan Ketua Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) periode 2022-2027 pada Februari 2022.
Saat itu Taufik sempat mendoakan supaya Anies Baswedan bisa menjadi presiden. Anies yang juga bagian dari KAHMI hadir dalam acara tersebut. “Itu dia presiden,” kata Taufik sambil menunjuk ke arah Anies.
“Boleh kita doakan presiden ke depan datangnya dari KAHMI,” sambung Taufik. Taufik pun belakangan buka-bukaan bahwa setelah acara itu, ia dipanggil oleh Majelis Kehormatan Partai (MKP) Gerindra.
Dalam pemeriksaan itu, MKP sempat mempertanyakan loyalitas Taufik kepada Gerindra, yang masih ingin mengusung ketua umumnya Prabowo Subianto sebagai capres. Namun, saat itu Taufik menegaskan bahwa dirinya masih loyal terhadap Gerindra dan Prabowo.
Doa Anies naik kelas itu pun disampaikan sebagai kapasitasnya sebagai Ketua KAHMI Jaya yang baru dilantik. “Waktu itu posisi saya sebagai Ketua KAHMI Jaya, Anies-Ariza itu anggota saya. Wajar saja saya mendoakan anggotanya naik kelas,” ujarnya.
Tak lama setelah dipanggil MKP Gerindra, Taufik pun dicopot dari jabatannya sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta. Usai dicopot, Taufik menyatakan keinginan untuk hengkang dari Gerindra karena merasa sudah tidak nyaman berada di partai berlambang kepala burung garuda itu.
Saat itulah ia menyebut Partai Nasdem sebagai partai yang paling potensial karena dukungannya ke Anies. Namun, MKP Gerindra sudah lebih dulu mengeluarkan rekomendasi pemecatan M Taufik dari keanggotaan partai pada Selasa (7/6/2022).
Salah satu alasan pemecatan Taufik adalah sikap tidak loyal Taufik yang berkali-kali menyatakan hendak hengkang dari partai berlambang kepala garuda itu. Kinerja Taufik sebagai ketua DPD DKI Jakarta yang tidak mampu mendirikan kantor DPD serta gagal memenangkan Prabowo Subianto di Ibu Kota pada Pemilihan Presiden 2019 juga turut menjadi alasan pemecatan.
Taufik jadi pindah ke Nasdem? Pemecatan M Taufik yang direkomendasikan MKP Gerindra bukan keputusan final dan masih harus disetujui DPP Partai Gerindra yang dipimpin Prabowo Subianto. Namun, hingga saat ini, belum ada kabar terbaru apakah Prabowo sudah menyetujui dan meneken surat pemecatan M Taufik.
Kabar terakhir, M Taufik pun mengaku belum mendapatkan kepastian mengenai pemecatannya dari DPP Partai Gerindra. “Belum, belum (mendapatkan kepastian),” ujar Taufik saat dihubungi melalui telepon, Senin (13/6/2022).
Taufik menegaskan, selama surat pemecatan dari DPP belum turun maka ia masih kader Gerindra. Taufik juga masih berstatus sebagai anggota DPRD DKI Jakarta dan bertugas sebagai anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta.
Dia juga mengaku belum berkomunikasi dengan DPP Gerindra berkait isu pemecatannya. Saat ini Taufik masih menunggu sembari mempersiapkan pengumuman pengunduran dirinya yang sudah digembar-gemborkan di media. “Tunggu saja (pengumumannya),” tutur Taufik.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Johnny G Plate mengatakan, partainya “membuka pintu” apabila M Taufik ingin bergabung ke Nasdem. Dia menerangkan, Nasdem adalah partai terbuka dan menerima semua anggota masyarakat.
“Apabila Pak Taufik ingin bergabung dengan Partai Nasdem, Nasdem kan partai yang terbuka, tentu menerima semua pikiran-pikiran, keinginan, partisipasi, dan setiap anggota masyarakat, tokoh-tokoh masyarakat yang ingin berbakti kepada negara,” kata Plate.
Kendati demikian, Plate mengatakan, Nasdem tidak bersikap proaktif untuk mengajak Taufik bergabung. Menurut dia, Nasdem hanya berupaya menjadi tempat yang nyaman bagi para politisi bernaung.
Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI serta pakar komunikasi politik Hendri Satrio menanggapi pemilihan Anies Baswedan sebagai capres usungan NasDem. Hensat menyebut pemilihan Anies sebagai salah satu calon usungan NasDem memiliki potensi membuat Jokowi marah.
“Apakah Pak Jokowi marah ke Nasdem karena sebut Anies Baswedan sebagai salah satu Capresnya? Ya liat aja,” tulis Hensat dilansir fajar.co.id dari twitter pribadinya, Sabtu (18/6/2022) seperti dilansir fajar.co.id/Sabtu, 18 Juni 2022 18:18.
Ia pun menyebut jika Jokowi marah, maka bisa jadi akan ada reshuffle kabinet lagi dalam waktu dekat. “Bakal ada risafel lagi gak dalam waktu dekat?” lanjut Hensat dalam cuitannya.
Kendati demikian, Hensat meyakini jika Jokowi tidak akan marah atas pilihan NasDem tersebut. “Saya sih yakin Pak Jokowi gak marah, lagian Anies bisa diajak ngomong kok,” pungkasnya.
Diketahui pada Rakernas NasDem, Ketum NasDem Surya Paloh mengumumkan tiga nama tokoh usungan dari Partai NasDem. Tiga nama itu adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Panglima TNI Andika Perkasa dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (net/kpc/cnn/faj/smr)