Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana mengidentifikasi tiga tren global yang secara fundamental dapat mengubah lanskap serta membuka peluang besar bagi sektor pariwisata Indonesia di masa mendatang.
Semarak.co – Widiyanti menegaskan pariwisata telah diakui sebagai mesin pertumbuhan ekonomi dunia yang vital, dengan dampak sosial yang luas dan signifikan. Pada 2023, sektor pariwisata berkontribusi 10% terhadap PDB global dan menciptakan lapangan kerja bagi 330 juta orang di seluruh dunia.
“Di Indonesia, Bank Mandiri memperkirakan kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian nasional mencapai 4,9 % pada semester I 2025, dengan penyerapan tenaga kerja sekitar 25,88 juta orang,” kata Widiyanti, saat membuka Indonesia Tourism Outlook 2026, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Siaran Pers Kemenpar2, Kamis sore (30/10/2025).
Namun, di tengah capaian tersebut, pariwisata global sedang mengalami pergeseran tren signifikan. Pergeseran ini diproyeksikan membawa peluang besar bagi Indonesia, antara lain melalui perubahan sumber wisatawan, dinamika demografi wisatawan, dan pola pemilihan destinasi.
Widiyanti menjelaskan, tren pertama adalah perubahan sumber wisatawan outbound yang kini semakin beragam. Jika sebelumnya didominasi wisatawan dari Amerika, Eropa, dan Asia Timur, kini negara-negara dari Amerika Selatan, Asia Selatan, dan Timur Tengah termasuk Indonesia diperkirakan akan masuk ke dalam 15 besar pasar outbound dunia pada 2040.
“Kondisi ini menegaskan pentingnya menyesuaikan penawaran pariwisata Indonesia agar tetap relevan dan menarik bagi segmen wisatawan baru, sekaligus membuka peluang untuk mengembangkan pariwisata minat khusus,” tutur Widiyanti.
Salah satu bentuknya adalah pengembangan pariwisata ramah muslim yang kini semakin diminati wisatawan global. Menurut Crescent Rating, pada 2030 total pengeluaran wisatawan Muslim diperkirakan mencapai lebih dari 235 miliar dolar AS.
Dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki ekosistem serta fasilitas yang mendukung kebutuhan wisatawan muslim. “Hal ini memberikan Indonesia keunggulan kompetitif untuk memperkuat posisinya sebagai destinasi ramah Muslim di tingkat global,” katanya.
Tren kedua adalah perubahan demografi wisatawan. Generasi Z dan milenial kini menjadi motor baru pertumbuhan pariwisata dunia dengan minat berwisata yang tinggi. Karena itu, pariwisata Indonesia perlu menghadirkan pengalaman yang sesuai dengan preferensi generasi ini.
Generasi muda cenderung mencari inspirasi melalui media sosial, kreator perjalanan, dan generative AI. Mereka juga mengutamakan pengalaman bermakna dan naratif dengan sebanyak 52 % Gen Z bahkan rela membayar lebih untuk mendapatkan pengalaman berwisata yang berkesan.
“Perubahan ini membuka peluang besar bagi promosi pariwisata Indonesia dengan pendekatan digital yang terarah dan berbasis pengalaman. Dengan strategi yang tepat, kita dapat menjangkau pasar global secara lebih efisien dan personal,” kata Widiyanti.
Tren ketiga adalah perubahan pola pemilihan destinasi. Destinasi yang sebelumnya bukan top of mind atau hanya menjadi detour destination kini semakin diminati wisatawan. Di kawasan Asia Tenggara, proporsi kunjungan ke destinasi semacam ini diperkirakan meningkat dari 24% pada 2023 menjadi 30% pada 2030.
Ini membuka peluang bagi Indonesia untuk mengemas ulang dan memperkaya produk wisata, dengan menggabungkan destinasi populer dan destinasi niche di sekitarnya untuk menciptakan paket wisata yang lebih autentik,” katanya.
Widiyanti menegaskan Kemenpar telah menyiapkan sejumlah program unggulan untuk memaksimalkan peluang tersebut. Di antaranya Pariwisata Naik Kelas, Event by Indonesia, Desa Wisata, Tourism 5.0, dan Gerakan Wisata Bersih. Semua program tersebut berlandaskan pada visi pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
“Selain itu, tahun depan kami juga akan menambah fokus pada peningkatan keselamatan pariwisata, terutama di destinasi alam yang masih rawan insiden. Kami akan bekerja sama dengan Basarnas untuk melaksanakan berbagai pelatihan keselamatan bagi pelaku wisata dan masyarakat sekitar destinasi,” ucap Widiyanti. (hms/smr)





