Masuki Resesi Pertamanya, Australia Perpanjang Perlindungan Kebangkrutan hingga Akhir 2020

Warga berselancar di Pantai Bondi yang dibuka kembali untuk peselancar dan perenang setelah ditutup untuk menekan penyebaran penularan virus corona dengan tetap menjaga jarak sosial secara ketat, di Sydney, Australia, Selasa (28/4/2020). Foto: indopos.co.id

Australia akan memperpanjang aturan perlindungan kebangkrutan dan kebangkrutan sementara hingga akhir 2020 untuk memberikan kesempatan bagi bisnis dan usaha untuk pulih dari dampak pandemi virus corona.

semarak.co– Berdasarkan aturan itu, yang pertama kali diperkenalkan pada Maret dan akan berakhir pada 30 September 2020, kreditor tidak dapat mengeluarkan pemberitahuan kebangkrutan kepada bisnis untuk utang di bawah 20.000 dolar Australia (sekitar Rp214,53 juta).

Bacaan Lainnya

Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg mengatakan, periode pemberitahuan kreditor untuk menindaklanjuti utang juga dapat diperpanjang sehingga banyak perusahaan tetap bisa berbisnis tanpa membayar sewa, pajak dan pinjaman.

“Perubahan ini akan membantu mencegah gelombang kegagalan lebih lanjut sebelum bisnis-bisnis memiliki kesempatan untuk pulih,” kata Frydenberg dalam sebuah pernyataan,  Senin (7/9/2020), seperti dilansir Reuters.

Masih dalam pernyataan itu, Frydenberg menambahkan, “Ketika ekonomi mulai pulih, sangat penting bahwa bisnis yang tertekan memiliki fleksibilitas yang diperlukan untuk merestrukturisasi atau menghentikan operasi mereka secara tertib.”

Ekonomi Negeri Kanguru senilai dua triliun dolar Australia (sekitar Rp21,45 kuadriliun) pekan lalu memasuki resesi pertamanya dalam hampir 30 tahun setelah pemberlakuan langkah penguncian yang ketat untuk menahan penyebaran virus corona mendatangkan malapetaka pada ekonomi Australia.

Lebih dari satu juta orang telah kehilangan pekerjaan sejak Maret 2020 ketika Australia menutup seluruh sektor ekonomi hingga berdampak pada permintaan dan investasi sektor swasta.

Untuk meredam dampak ekonomi dari wabah virus corona, Australia meluncurkan paket stimulus senilai lebih dari 300 miliar dolar Australia (sekitar Rp3,2 kuadriliun) termasuk skema subsidi upah yang memungkinkan bisnis yang terpukul keras untuk mempertahankan karyawan agar tetap mendapat gaji.

Wabah baru COVID-19 di negara bagian terpadat kedua Australia, Victoria, telah menggagalkan harapan untuk pemulihan ekonomi yang cepat. Negara bagian Victoria pada Minggu memperpanjang masa penguncian ketat di ibu kotanya Melbourne hingga 28 September. (net/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *