Konsumsi Ikan Diprediksi Menanjak saat Holding BUMN Pangan Terbentuk

Inspektur Jenderal KKP Muhamad Yusuf saat mengisi FGD konsolidasi BUMN Pangan. Foto: internet

Rencana konsolidasi BUMN industri pangan melalui pembentukan Holding BUMN Pangan dipercaya meningkatkan kinerja di industri perikanan. BUMN Holding Pangan akan mempersatukan Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) dengan PT Perikanan Nusantara (Perinus) beserta BUMN lain yang bergerak di sektor pangan.

semarak.co-Inspektur Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (Irjen KKP) Muhamad Yusuf menyambut baik digarapnya Holding Pangan, khususnya di sektor perikanan.

Bacaan Lainnya

“Konsumsi ikan nasional bisa menanjak cepat apabila BUMN di bidang perikanan yakni Perum Perindo dan Perinus memiliki modal kerja cukup jika digabung sehingga bisa bergerak lincah. Dengan begitu, seluruh hasil tangkapan nelayan dapat terserap dengan baik,” ujar Yusuf seperti dirilis Humas Perum Perindo, Minggu (15/11/2020).

Selanjutnya, rinci Yufuf, serapan ikan dapat dikirim ke Jakarta dan kota lain sehingga ketersediaan ikan di pasar melimpah. Hal ini memiliki efek ganda yaitu harga ikan di pasar menjadi murah dan kemampuan masyarakat membeli ikan melonjak.

“Sebab itu, konsumsi ikan nasional menjadi meningkat. Apalagi kampanye Gemar Makan Ikan kembali digaungkan. Budaya makan ikan akan terdongkrak,” kata Yusuf saat jadi narasumber di Forum Group Discussion (FGD) konsolidasi BUMN Pangan di Hotel Ritz Carlton, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (12/11/2020).

Sebagai catatan, sektor pangan Indonesia mengalami peningkatan posisi peringkat pada Global Food Security Index. Hal ini mengindikasikan adanya perbaikan ketahanan pangan nasional.

Salah satu kontribusinya adalah pada peningkatan konsumsi pangan berbahan ikan yang diproyeksikan akan tumbuh hampir 2 kg per kapita dari 39,0 kg per kapita menjadi 40,9 kg per kapita.

Angka ini lebih tinggi dari proyeksi peningkatan konsumsi pangan berbahan daging yang masing-masing hanya tumbuh 0,8 kg per kapita untuk daging ungags dan 0,2 kg per kapita untuk daging sapi.

Yusuf melanjutkan penangkapan ikan juga bakal lebih banyak lantaran holding BUMN memiliki modal kerja. Antara lain sarana seperti Kapal berukuran > 150 GT yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan penangkapan ikan di Zona Ekonomi Eksklusif.

Selain itu, terdapat fasilitas SKPT yang telah dibangun KKP di Natuna, Talaud dan Saumlaki yang dapat dijadikan lokasi ekspor ikan ke luar negeri tanpa harus ke Jakarta terlebih dahulu. Dengan begitu, dapat meningkatkan nilai jual atau harga ikan karena ikan masih segar sehingga hemat biaya dan waktu.

Fasilitas lain KKP juga dapat dikerjasamakan dengan Holding BUMN Pangan baik memanfaatkannya dengan sistem bagi hasil atau dihibahkan. Selain itu, kerja sama bisa berupa pemanfaatan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT), cold storage, laboratorium serta pemanfaatan hasil riset.

Direktur Utama Perum Perindo Fatah Setiawan Topobroto menuturkan perusahan tengah bersiap diri untuk menjadi bagian dari Holding BUMN Pangan dengan mematuhi seluruh syarat yang diminta Kementerian BUMN.

Apalagi Kementerian BUMN telah menunjuk Perum Perindo sebagai satu-satunya BUMN di bidang perikanan setelah Perinus masuk ke Perum Perindo dengan sistem merger.

Perindo optimistis dengan konsolidasi holding ini akan meningkatkan kinerja Perum Perindo dari sisi penjualan, pemasaran, laba, distribusi produk, hingga ketersediaan produk Perum Perindo di pasaran.

Selain penjualan, Perum Perindo juga memiliki usaha existing yakni budidaya ikan dan udang serta pengelolaan pelabuhan perikanan. Dengan konsolidasi dan merger dengan Perinus, Perum Perindo akan memiliki satu usaha tambahan yaitu perikanan tangkap. “Kami menargetkan pendapatan kami meningkat 20% pada 2021,” pungkas Fatah.

Dalam Sosialisasi Pembentukan Holding Pangan, Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Holding Pangan pada sisi perikanan, akan mendukung ekspansi areal penangkapan ikan dan membangun fasilitas pendukung.

Fasilitas perikanan masih terkonsentrasi pada wilayah barat Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Sementara Indonesia memiliki sumber daya perikanan yang besar pada wilayah Indonesia bagian timur.

“Karena itu, Holding BUMN akan memperluas wilayah perikanan dan mengembangkan fasilitas pendukung untuk meningkatkan produksi wilayah Indonesia timur,” ujar Budi dalam kesempatan yang sama.

Selain mengembangkan fasilitas produksi, Holding BUMN Pangan juga akan mengembangkan fasilitas pemrosesan untuk mengembangkan produk hilir serta mengembangkan kapabilitas logistic cold chain untuk meminimalisir loses logistik.

Sementara itu, Asisten Deputi Bidang Industri Pangan dan Pupuk Kementerian BUMN Imam Paryanto menuturkan konsolidasi BUMN Pangan diharapkan bisa meningkatkan peran dan kontribusi BUMN pangan terhadap tujuan kebijakan pemerintah agar terealisasi.

Dia berharap Holding BUMN pangan mampu bertransformasi lebih kuat dari sisi aset, dana, proses bisnis dan pemanfaatan aset lahan maupun pabrik. (smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *