Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI menggelar 803 wisuda, di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (26/4). Lulusan terdiri 27 wisudawan Program Vokasi, 479 wisudawan Program Sarjana dan 297 wisudawan Program Pascasarjana. Ikut mengisi wisuda adalah orasi ilmiah Gubernur NTB, Tuan Guru Bajang (TGB) KH. Dr. Zainul Majdi.
Rektor Institut STIAMI Panji Hendrarso mengatakan, kepercayaan masyarakat terhadap Institut STIAMI terus meningkat. Terbukti pada 2017/2018 jumlah mahasiswa baru yang masuk ke Institut STIAMI tercatat 3.078 mahasiswa.
“Insya Allah kami akan terus memberikan yang terbaik atas kepercayaan tersebut, sesuai misi dan visi kami untuk menjadi perguruan tinggi yang unggul berdaya saing dan berahlak mulia,” tutur Pandji didampingi Dewan Pembina Yayasan Illomata Prof Dr Safri Nurmantu, Ketua Yayasan Ilomata Djaka Permana, dan Sekretaris Pengurus Yayasan Ilomata Amrullah Satoto, S. AB serta Sekretaris Pelaksana Kopertis Wilayah III DKI Jakarta Putut Pujogiri, SH.
Era revolusi industri 4.0 yang sudah didepan mata, lanjut Pandji, memastikan teknologi informasi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia. Segala hal menjadi tanpa batas dengan penggunaan daya komputasi dan data yang tidak terbatas karena dipengaruhi oleh perkembangan internet dan teknologi digital yang masif. “Era ini akan mendisrupsi berbagai aktivitas manusia termasuk didalamnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi,” lanjut rektor.
Kemenristekdikti diakui telah memberikan pedoman bagi pendidikan tinggi untuk menghadapi era digital dan revolusi meliputi kebijakan tentang pembelajaran dan kemahasiswaan, kelembagaan iptek dan dikti, sumber daya iptek dan dikti, riset dan pengembangan serta kebijakan penguatan inovasi.
Sejalan dengan kebijakan pemerintah tersebut, lanjut Pandji, Institut STIAMI telah mencanangkan 10 kebijakan strategis pada tahun akademik 2017-2018 yang arah pengembangannya diharapkan menjadi jawaban atas tantangan era revolusi industri 4.0.
Di antaranya pencapaian akreditasi program studi dan institusi, peningkatan pembelajaran berbasis ICT, peningkatan kualiatas penelitian dan pengabdian pada masyarakat, peningkatan sarana dan prasarana kampus, pembentukan ahlak mahasiswa, peningkatan kualitas dosen, dan lainnya.
Gubernur NTB TGB. KH Zainal Majdi mengingatkan pentingnya peran generasi muda dalam pembangunan bangsa. Sebagai bagian dari generasi muda, para wisudawan diharapkan bisa berkolaborasi untuk membawa Indonesia menjadi jauh lebih baik di masa depan. TGB mengakui masyarakat seringkali memberikan stigma buruk terhadap anak-anak muda. Mereka dianggap sebagai sumber masalah dan suka hura-hura.
“Padahal kepeloporan pada hal-hal yang krusial justeru banyak dilakukan oleh anak-anak muda. Misalnya saat Bung Karno mengumumkan kemerdekaan Indonesia, anak-anak mudalah yang mendesak Bung Karno,” kata TGB.
Menurut TGB, Gerakan Revolusi Mental yang saat ini digencarkan pemerintah sesungguhnya mewakili keresahan masyarakat. Tetapi jika gerakan tersebut hanya sebagai wacana dan tidak masuk dalam sistem dan sendiri pendidikan, maka Gerakan Revolusi Mental tidak akan ada gunanya.
TGB mengatakan STIAMI sebagai salah satu péguruan tinggi yang mengalami kemajuan pesat telah mampu mengejawantahkan visi dan misinya dengan baik. Tidak sekedar sebagai perguruan tinggi yang hanya mengajarkan kemampuan kognitif, tetapi juga menjadi perguruan tinggi yang berhasil menanamkan nilai-nilai kebaikan dan mengajarkan aklak mulia.
“Banyak perguruan tinggi yang hanya berupaya bagaimana mahasiswa paham konsep keilmuan, tetapi mereka tidak banyak menyentuh pendidikan ahlak yang baik. Nah, Institut STIAMI melakukan dua-duanya, mencoba memberikan pemahaman konsep keilmuan disisi lain juga terus berupaya menginternalisasi nilai-nilai kebaikan,” tutup TGB.
Dalam testimony mahasiswa yang akan diwisuda, Laksmana Muda TNI AL Agus Setiadji mengatakan, kualitas pendidikan dan inovasi yang memenuhi tantangan untuk menembus masuk 100 besar lembaga pendidikan tinggi nasional menjadi harapan lulusan. “Wisuda adalah momentum bahagia bagi wisudawan dan keluarga. Dosen mengajarkan dan memiliki komitmen cukup kuat, maka tidak diragukan dalam meluluskan mahasiswa yang berkualitas pula,” ungkap Agus.
Sebagai lulusan, Agus berharap dalam setiap karya berupaya menjaga diri dengan basis 3I, yaitu ibadah, integritas, dan inovasi. “Kami mengucapkan terimakasih pada keluarga, istri, dan anak-anak yang telah mendukung dalam berkuliah hingga lulus,” tutupnya. (lin)