Kemenkop dan PLN EPI Jalin Kerja Sama Kembangkan Ekosistem Biomassa Berbasis Koperasi

Kemenkop menjalin kerja sama dengan PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) untuk pengembangan ekosistem biomassa berbasis masyarakat melalui koperasi.

Kementerian Koperasi (Kemenkop) menjalin kerja sama dengan PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) untuk pengembangan ekosistem biomassa berbasis masyarakat melalui koperasi, sebagai bentuk dukungan terhadap program transisi energi bersih dan pencapaian target Net Zero Emission (NZE) 2060.

Semarak.co – Deputi Bidang Pengawasan Koperasi, Herbert HO Siagian, menegaskan, kerja sama ini merupakan momentum memperkuat peran koperasi dalam rantai pasok energi terbarukan khususnya bahan baku biomassa yang selanjutnya akan dipasok melalui koperasi – koperasi kepada PLN EPI.

Bacaan Lainnya

“Ini langkah strategis  memperkuat ekosistem energi terbarukan sebagai bagian transisi energi bersih, sebagaimana tertuang dalam target pemerintah jangka menengah-panjang yang tertuang di dalam berbagai dokumen nasional,” kata Herbert, dirilis humas usai acara melalui pesan elektronik Redaksi semarak.co, Sabtu (22/11/2025).

Menurut Herbert, bahan baku biomassa yang selama ini menjadi salah satu kebutuhan utama dari PLN EPI dapat didukung oleh Koperasi untuk menjaga kestabilan dan keberlanjutan dari pasokan.

Keberadaan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih menjadi selaras dengan target PLN EPI untuk menjamin ketersediaan pasokan tersebut karena Kopdes/Kel Merah Putih tersebar di seluruh wilayah Indonesia hingga ke pelosok.

Herbert menekankan, biomassa bukan sekadar energi, tetapi juga peluang ekonomi bagi desa. Selama ini beberapa komoditas yang seharusnya menjadi bahan baku biomassa justru tidak dioptimalkan. Dengan adanya sinergi ini, produk bahan baku biomassa menjadi barang yang bernilai ekonomis.

Kopdes/Kel Merah Putih, lanjut Deputi Herbert, dapat mendorong masyarakat dan anggotanya untuk mulai memanfaatkan limbah atau bahan baku biomassa lainnya untuk dikumpulkan hingga mencapai agregat tertentu. Dengan cara ini Kopdes/ Kel Merah Putih dapat mendorong terciptanya lapangan kerja baru secara berkelanjutan.

Menurut Herbert, saat ini  desa yang belum memiliki jaringan listrik jumlahnya diperkirakan 5 ribu hingga – 6 ribudesa. Dengan sinergi tersebut akan membuka peluang bagi perluasan dan penambahan layanan listrik dengan memanfaatkan sumber bahan baku biomassa di sekitarnya.

“Ini menjadi kesempatan bagaimana desa bisa diatasi dengan sumber energi terbarukan, bukan sekadar listrik konvensional. Mudah-mudahan Kemenkop bersama PLN EPI bisa segera menindaklanjuti melalui piloting bersama koperasi yang sudah berjalan dan potensial,” katanya.

Direktur Biomassa PLN EPI Hokkop Situngkir menegaskan kesiapan PLN dalam mengembangkan rantai pasok biomassa. Menurutnya, biomassa sangat dekat sekali dengan aktivitas perekonomian masyarakat sehingga kerjasama dengan Kemenkop menjadi langkah konkret menjamin keberlanjutan pasokan bahan baku.

Dengan sinergi ini diyakini akan memperkuat dan mempercepat upaya pengembangan koperasi terutama dalam pemanfaatan potensi lahan dan waste management dalam rangka percepatan transisi energi, dan pencapaian target Net Zero Emission.

Ia menegaskan PLN EPI memiliki konsep waste management yang siap mendukung pengembangan energi bersih dengan melibatkan koperasi. “Kami terima kasih atas dukungan Kementerian Koperasi. Komitmen ini akan memberikan dasar terbentuknya suplai biomassa yang terstruktur, dan memiliki nilai tambah yang nyata,” ujar Hokkap.

Menurutnya dengan jaminan pasokan bahan baku yang berkelanjutan, maka ketergantungan Pembangkit Listrik terhadap pasokan sumber energi fosil dapat ditekan untuk kemudian disubstitusi dengan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan termasuk biomassa.

Skema kerja sama untuk pasokan bahan baku biomassa telah dilakukan PLN EPI dengan berbagai pihak namun hal itu dirasakan masih perlu ditingkatkan agar kestabilan pasokan terjaga di masa mendatang.

“Ke depan harapannya masing-masing koperasi bisa register, menjadi pengepul, suplai, atau hub investasi biomassa karena PLTU butuh kestabilan pasokan. Kalau kita mampu mengoptimalkan koperasi maka akan tercapai kestabilan (pasokan),” katanya. (hms/smr)

Pos terkait