Kemendikdasmen dan Kedubes Prancis Sinergikan Pendidikan Vokasi Melalui Program Pelatihan Kuliner Gastronomi

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti.

Ditjen Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (Ditjen Diksi PKPLK) Kemendikdasmen dengan Kedutaan Besar Prancis di Indonesia meluncurkan program French Indonesian Training of Trainers (ToT) on French Cooking for Vocational Education Training.

Semarak.co – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyampaikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah Prancis, khususnya Kedutaan Besar Prancis di Indonesia atas kemitraan yang terus berkembang dalam bidang pendidikan.

Bacaan Lainnya

“Kemendikdasmen terima kasih dan apresiasi tinggi kepada pemerintah Prancis atas kerja sama yang luar biasa, khususnya setelah pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Prancis Emmanuel Macron,” ujar Mu’ti, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Mitra BKHumas Fortadik, Selasa 14/10/2025).

Ia menekankan bahwa kerja sama ini tidak hanya memperkuat hubungan diplomatik antara kedua negara, tetapi juga membuka jalan bagi diplomasi publik melalui pendidikan khususnya dalam bidang kuliner dan gastronomi.

Menurutnya, gastronomi bukan hanya sekadar seni memasak dan menyajikan makanan, tetapi juga mengandung filosofi tentang kebersamaan. “Food and culture are inseparable. Di balik setiap masakan terdapat budaya, sejarah, dan nilai kemanusiaan yang menyatukan kita,” ucap Menteri Mu’ti.

Mu’ti juga berharap kolaborasi tidak hanya berhenti di bidang kuliner, tetapi diperluas ke bidang lain seperti perhotelan dan pariwisata. “Saya membayangkan suatu hari nanti di SMK-SMK Indonesia akan ada restoran bergaya Prancis yang dikelola oleh alumni program ini,” ujarnya.

Selain itu, Mu’ti juga menyampaikan rencana penguatan jurusan bahasa asing di SMA, termasuk bahasa Prancis, sebagai bagian dari upaya memperluas pemahaman lintas budaya. “Kami berharap semakin banyak sekolah yang membuka program bahasa Prancis agar kerja sama pendidikan kedua negara semakin kokoh,” tuturnya.

“Semoga program-program yang didukung Pemerintah Prancis dapat terus memberikan manfaat nyata bagi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, serta mempererat persahabatan antara bangsa Indonesia dan bangsa Prancis,” pungkas Mu’ti.

Dirjen Pendidikan Vokasi (Diksi) PKPLK, Tatang Muttaqin, dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi bagian penting dari implementasi kerja sama antara Indonesia dan Prancis di bidang pendidikan kejuruan, khususnya untuk memperkuat kompetensi guru pada bidang kuliner dan gastronomi.

“Pelaksanaan pelatihan ini didasarkan pada perkembangan pesat industri kuliner yang menuntut hadirnya tenaga pendidik yang berkompeten dan mampu mengajarkan teknik memasak internasional berstandar tinggi,” ujar Tatang.

“Meski akan menerima sertifikat internasional dari Institut Disciples Escoffier, kami berharap para peserta tetap berkomitmen untuk mengabdi sebagai pendidik, dan menyebarluaskan ilmu yang diperoleh kepada siswa dan rekan guru di sekolah masing-masing,” tambahnya.

Tatang juga menegaskan bahwa kerja sama ini menjadi bukti nyata sinergi lintas negara dalam memperkuat kompetensi tenaga pendidik vokasi, sekaligus membuka peluang bagi pengembangan standar baru dalam dunia pendidikan kejuruan di Indonesia.

Sebanyak 44 peserta yang terdiri atas guru SMK, widyaiswara BBPPMPV, dan instruktur mengikuti pelatihan ini. Mereka dibagi ke dalam dua kelas yaitu Cookery dan Pastry yang masing-masing dibimbing oleh dua Master Chef profesional dari Prancis, yakni Chef Simon Bauden dan Chef Gérald Maridens, yang dihadirkan oleh Institut Disciples Escoffier.

Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, Fabien Penone, menyampaikan bahwa pelatihan tersebut merupakan salah satu kegiatan paling berdampak dalam rangkaian “Week of French Gastronomy in Indonesia” edisi ketiga.

Program yang diinisiasi  Kedutaan Besar Prancis dan Institut Français d’Indonésie, dengan dukungan penuh dari Pemerintah Indonesia. “Hubungan Prancis dan Indonesia semakin erat. Kedua presiden kita telah menyepakati strategi kebudayaan bersama yang menekankan kerja sama di bidang industri kreatif, gastronomi, dan pariwisata,” ungkap Dubes Penone.

Penone menjelaskan, tahun 2025 lebih dari 200 kegiatan digelar di 40 kota pada 10 pulau yang berada di Indonesia, melibatkan lebih dari 160 institusi seperti restoran, sekolah, SMK, politeknik, dan universitas. “Kami ingin inisiatif ini memiliki dampak nasional,” tambahnya. (hms/smr)

 

Pos terkait