Lajnah Pentashihan Mushaf Al Quran (LPMQ) Kementerian Agama (Kemenag) akan menyelenggarakan Pelatihan Pembuatan Font Al Quran Digital untuk para seniman kaligrafi.
semarak.co-Penanggung jawab kegiatan Saifuddin mengatakan, kegiatan ini diharapkan bisa membantu kaligrafer merealisasikan cita-citanya; menulis mushaf Al Quran lengkap 30 juz dengan sentuhan teknologi digital kekinian yang lebih mudah dan praktis.
Bagi para seniman kaligrafi, terang Saifuddin, menulis Al Quran secara lengkap, 30 juz, adalah cita-cita dan puncak karya mereka. Namun, tidak semua seniman kaligrafi memiliki kesempatan untuk mewujudkan mimpi ini karena perlu waktu dan biaya yang mahal.
“Dengan kemajuan teknologi, mereka bisa merealisasikan cita-cita itu dengan cara baru yang lebih cepat, praktis, dan ekonomis,” ujar Saifuddin di laman resmi kemenag.go.id, Selasa, 24 September 2024 · 05:54 WIB seperti dilansir humas Kemenag melalui WAGroup Jurnalis Kemenag, Kamis (26/9/2024).
Ia yakin banyak di antara kita, para kaligrafer yang bermimpi untuk bisa menulis mushaf Al Quran secara lengkap. Namun, kata Saifuddin, tantangan yang dihadapi, baik dari segi waktu maupun biaya, kadang membuat mimpi itu sulit tercapai.
“Dengan metode digital ini, para seniman kaligrafi kini memiliki peluang untuk berkontribusi lebih luas lagi, dan insyaallah menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir,” ujar Saifuddin yang juga Pamong Budaya di Bayt Al Quran dan Museum Istiqlal (BQMI).
Hal senada disampaikan desainer font digital LPMQ Ishep Misbah, Zamroni Ahbab. Menurutnya, beberapa tahun terakhir, LPMQ telah berhasil mengembangkan font Al-Qur’an dan mengintegrasikannya ke berbagai platform aplikasi.
Seperti Quran Kemenag versi Android dan iOS, dan software Qur’an in Word. Aplikasi tersebut telah diunduh oleh lebih dari satu juta pengguna dan terus berkembang sebagai salah satu alat penting dalam penyebaran Al-Qur’an di era digital.
Zamroni menambahkan, pengembangan font digital ini tidak hanya soal kemudahan dan aksesibilitas. Menurutnya, penting untuk memastikan bahwa setiap detail dari penulisan tersebut mengikuti kaidah-kaidah penulisan kaligrafi yang benar.
“Kami ingin menjaga keaslian dan ketelitian dalam setiap huruf yang ditampilkan di layar, sama seperti ketika kita menulis mushaf secara manual. Karena itu, pelatihan ini sangat penting untuk mempertemukan seniman kaligrafi dengan teknologi,” imbuh Zamroni.
“Sehingga, teknologi yang kami kembangkan ini bukan hanya soal kemudahan akses, tapi soal kesesuaian kaidah dan kebermanfaatan yang lebih luas, tentunya,” demikian Zamroni yang pentashih Al Quran dan akan jadi tutor dalam pelatihan nanti.
Pelatihan dilaksanakan, 28 September 2024 dari jam 09.00 – 15.00 WIB di Aula Lt. 4 Bayt Al-Qur’an & Museum Istiqlal (BQMI), Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur. Para peserta dari luar kota juga bisa mengikuti kegiatan ini secara daring (dalam jaringan) atau online melalui link zoom.
Kembali Saifuddin menambahkan, “Ini adalah kesempatan yang sangat berharga bagi para seniman kaligrafi untuk bisa berpartisipasi dalam pengembangan font Al Quran digital. Tidak hanya itu, kami juga berharap mereka dapat terus berinovasi dalam karya-karya mereka, sehingga kaligrafi Al-Qur’an dapat menjangkau lebih banyak orang melalui media digital.”
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi salah satu langkah awal dalam menghidupkan kembali tradisi penulisan mushaf dengan cara yang lebih modern. Dengan semakin banyaknya seniman kaligrafi yang terlibat dalam pengembangan font AlQuran digital, diharapkan semakin banyak pula umat Muslim yang dapat mengakses Al Quran dalam bentuk yang lebih praktis dan sesuai dengan kebutuhan zaman. (smr)