Gubernur Provinsi Banten Wahidin Halim mengkritik kebijakan pemerintah pusat soal larangan mudik, tapi tempat wisata tetap boleh buka. Melarang mudik namun tetap mengizinkan pariwisata buka, nilai Wahidin, akan berimbas terjadinya kerumunan di berbagai tempat wisata dan risiko penularan Covid-19 menjadi tinggi.
semarak.co-“Harusnya kebijakan satu saja, dilarang, ya dilarang udah. Kalau satu dilarang satu dibolehkan, ini akan membuat kesulitan bagi pemerintah daerah. Bagaimana nanti implementasinya,” kritik WH, tulisan pendek nama Wahidin Halim, di Banteng, Kamis (8/4/2021) seperti dilansir metro.tempo.co.
Ketika dua kebijakan tersebut diberlakukan, lanjut WH, dipastikan daerah akan pusing dalam melaksanakan impelementasinya di lapangan. “Kalau di pantai bagaimana ngatur protokol kesehatannya? Ini kan menimbulkan persoalan bagi kami,” papar Wali Kota Tangerang dua periode.
Wahidin mengaku bingung bagaimana menerapkan protokol kesehatan terhadap para wisatawan, di tengah banyaknya tempat wisata dan banyaknya pengunjung yang datang. “Orang mandi di pantai bagaimana ngatur prokesnya. Ini menimbulkan persoalan kita di daerah dalam menata prokesnya,” kata politsi Partai Demokrat.
Berkaca pada tahun pertama atau di 2020 pandemi Covid-19, rinci dia, destinasi wisata dipenuhi wisatawan domestik sehingga pengaturan penerapan disiplin protokol kesehatan sangat sulit dilaksanakan.
Meski sudah memperketat protokol kesehatan, kata dia, tidak mungkin Satgas Covid-19 bisa mengontrol seluruh tempat wisata di wilayah banten. Apalagi, menurutnya, pengunjung yang datang ke sejumlah wisata di Banten bukan hanya wisatawan lokal, namun juga banyak dari luar daerah banten seperti wilayah Jakarta dan Jawa Barat.
Selama pandemi Covid-19 masyarakat yang sudah bosan di rumah pasti akan pergi untuk berlibur sehingga akan membuat orang membeludak di tempat wisata. “Dari kampung-kampung dari gang-gang, masyarakat udah kegerahan lalu lari ke pantai lewat ojek, jalan kaki, bagaimana nanganinnya,” katanya.
Wahidin mengatakan, program vaksinasi terhadap masyarakat Banten baru menyentuh angka 330 ribu orang. Sementara, jumlah penduduk Banten hampir mencapai 12 juta. Apalagi hingga saat ini vaksin belum dikirim lagi oleh pemerintah pusat. “Vaksin susah juga, mau beli di mana? siapa yang melakukan pengadaan?” katanya.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno memperkirakan ada lonjakan kunjungan di destinasi wisata dekat perkotaan pada masa libur Lebaran 2021. Sebab, pemerintah telah melarang masyarakat untuk mudik. (net/tpc/smr)