Menteri Kebudayaan yang baru Fadli Zon mengaku sudah lama berminat pada budaya Indonesia bahkan sebelum terjun ke dunia politik. Diketahui Fadli Zon adalah anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra dan aktivis 98 yang meraih gelar doctor dari Universitas Indonesia (UI) dalam bidang sastra.
semarak.co-Dalam acara serah terima jabatan di Gedung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Jakarta, kini dipecah menjadi tiga Kementerian, Fadli Zon mengaku mengoleksi 8 ribu wayang yang menjadikannya pemegang rekor kolektor wayang terbesar di Indonesia.
“Jadi saya memang punya passion di situ (yaitu budaya),” kata Fadli Zon, Senin, 21 Oktober 2024 seperti dilansir tempo.co, Senin, 21 Oktober 2024 22:32 WIB.
Fadli Zon menjalani proses pisah-sambut jabatan bersama dua figur lainnya, yaitu Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro serta Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti.
Ketiganya tiba di Kantor Kemendikbudristek pukul 12.20 WIB, Senin siang (21/10/2024) usai dilantik Presiden Prabowo di Istana Negara. Tak sebatas mengoleksi wayang, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini juga membanggakan perpustakaan pribadinya yang diisi 125 ribu koleksi buku.
Sebanyak 50 ribu buku, dari jumlah tersebut, berisi cerita silat. Ada juga ribuan koleksi komik. Fadli juga menyinggung soal posisi Ketua Umum Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI) yang diembannya selama tujuh tahun terakhir.
“Kita menjadikan keris ini salah satu bagian dari satu perwakilan ekspresi budaya, yang mungkin merupakan campuran dari berbagai macam seni,” tutur Fadli Zon lagi.
Menurut dia, kebudayaan juga bisa digolongkan sebagai kekayaan nasional Indonesia, selain sumber daya alam seperti nikel, batu bara, gas, dan minyak. Fadli mengingatkan soal pentingnya temuan-temuan arkeologis yang menunjukkan peradaban Indonesia sejak zaman prasejarah.
Penemuan fosil manusia purba, seperti Meganthropus paleojavanicus dan Pithecanthropus erectus, serta lukisan prasejarah di Goa Leang-Leang yang berusia lebih dari 52 ribu tahun, turut menjadi warisan kekayaan budaya. “Peradaban kita ini boleh dibilang peradaban tertua di dunia,” katanya.
Terbaru diberitakan, Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengungkapkan ambisinya agar budaya cerita Panji bisa populer seperti kisah Romeo Juliet. Fadli Zon merujuk pada kisah cinta tragis Romeo dan Juliet karya William Shakespeare tahun 1567.
Ia juga merujuk puisi naratif Layla dan Majnun gubahan Nizami Ganjavi, penyair Persia asal Azerbaijan pada 1188. “Kalau cerita Panji bisa sepopuler Romeo Juliet-nya William Shakespeare atau Layla-Majnun karya Nizami Ganjavi, tentu bisa kita promosikan secara global,” kata Fadli dalam sambutan pembukaan Festival Budaya Panji 2024 di Gedung Kesenian Jakarta, Selasa (22/10/2024).
Cerita Panji adalah tradisi yang sudah hidup sejak masa Kerajaan Majapahit atau medio abad ke-15 atau ke-16. “Itu berarti lebih tua dari Romeo dan Juliet-nya Shakespeare. Bahkan konon sudah ada sejak abad ke-13 di era Singasari,” kata Fadli Zon dilansir tempo, Kamis, 24 Oktober 2024 13:01 WIB dari laman pencarian google.co.id, Kamis (24/10/2024).
Cerita Panji adalah kumpulan kisah-kisah cinta sarat kepahlawanan yang umumnya merujuk pada lakon antara Panji Inu Kertapati dan Sekartaji yang bertahan menyebar di Jawa. Kendati demikian, cerita Panji berkembang dan menyebar ke berbagai wilayah di Nusantara.
Bahkan negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, Thailand, Kamboja, dan Myanmar, menciptakan kisah-kisah cinta serta kepahlawanan dengan beragam lakon. Menurut Fadli, Indonesia bisa belajar dari keberhasilan Azerbaijan melestarikan dan menghargai Layla dan Majnun maupun Nizami Ganjavi dalam upaya pelestarian cerita Panji.
“Bukan hanya promosi global, tetapi untuk masyarakat kita sendiri. Supaya memahami kita punya cerita Panji dengan berbagai nilai dan makna di dalamnya, bagian karya nenek moyang yang terus kita hidupkan,” ujarnya. (net/tpc/gog/smr)