Maskapai berbiaya murah atau low cost carrier (LCC) Citilink Indonesia terus melakukan berbagai upaya yang dapat meningkatkan produktivitas kerja dan kualitas pelayanan penerbangan, termasuk memperluas teknologi digital di semua aspek korporasi, sehingga mempercepat peningkatan profit, efisiensi biaya dan mendorong terciptanya loyalitas konsumen yang semakin baik.
Vice President Information Technology Citilink Achmad Royhan mengatakan, hal itu menyikapi hasil studi bisnis Microsoft yang memperkirakan lonjakan cukup besar dalam transformasi digital di seluruh perekonomian Asia Pasifik, dan pengaruhnya bagi industri penerbangan. Studi yang melibatkan 15 negara Asia Pasifik tersebut memperlihatkan bahwa transformasi digital telah mengubah dengan cepat pola bisnis tradisional.
“Sebagai maskapai berbiaya murah pemanfaatan teknologi digital mutlak dilakukan sehingga manfaatnya dapat langsung dirasakan. Dalam era digital bisnis, maskapai harus bisa menjaga struktur biayanya tetap efisien dengan pelayanan yang maksimal. Dengan demikian optimalisasi kegiatan operasional harian penerbangan yang kompleks bisa terkelola efektif dan efisien,” kata Royhan di Jakarta, Sabtu (17/2) dalam rilisnya, Senin (19/2).
Dalam studi Microsoft yang dirilis resmi awal pekan, Citilink dijadikan contoh oleh Microsoft Asia Pasifik sebagai perusahaan yang berhasil melakukan transformasi digital dan mampu membuat pertumbuhan positif perusahaan secara signifikan.
Studi Microsoft menyebutkan, transformasi digital di Indonesia akan menyumbang sebesar 22 miliardolar AS pada Produk Domestik Bruto hingga tahun 2021 dan meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi sebesar 0,4 persen per tahun.
“Melalui pengelolaan data yang maksimal tentunya dapat meningkatkan aspek kualitas layanan, proses bisnis dan margin serta mendorong tingkat kepuasan pelanggan. Citilink juga sejak awal memposisikan diri sebagai IT-based company dimana semua prosesnya menggunakan sistem dan aplikasi sehingga data tersimpan dengan baik,” tulisnya.
“Sejak tansformasi digital dilakukan empat tahun lalu, terlihat jelas ekspansi bisnis Citilink berlangsung cepat. Inovasi bisnis bisa segera diciptakan dan direalisasikan. Transformasi digital itu mendapat pengakuan dan penghargaan dari Skytrax dengan meraih predikat maskapai berbiaya rendah bintang empat pada awal Februari. Dimana salah satua spek yang diaudit secara ketat oleh Skytrax adalah manfaat teknologi informasinya,” kata Royhan.
Dalam industri penerbangan, nilai dia, terdapat dua sektor yang krusial dalam memanfaatkan data adalah bidang operasional dan penjualan. Pada sisi operasional data digunakan untuk meningkatkan ketepatan waktu penerbangan, efisiensi dalam pengaturan kru dan rotasi pesawat.
Sedangkan sisi penjualan, data mengenaitingkat keterisian pesawatdan ASK (average seat per kilometer) digunakan untuk memberikan tarif paling optimal dari setiap rute. Demikan juga dengan data pembelian di on-line travel agent bisa digunakan untuk menyusun strategi penjualandan marketing.
Citilink, kata dia, terus mempercepat dan memperluas digitalisasi di bidang operasional dan bisnisnya, mengingat peluang ekonomi global sektor transportasi semakin kompleks dan membutuhkan kecepatan dan keandalan data. International Air Transport Association (IATA) bahkan menyebut bahwa Indonesia akan menjadi pasar keenam terbesar di dunia dalam sektor transportasi udara pada 2034 dengan jumlah penumpang diperkirakan mencapai 270 juta orang per tahun.
Lima manfaat utama yang dapat diperoleh maskapai dengan melakukan transformasi digital, yaitu produktivitas yang melonjak, profit margin yang naik, memperbanyak jumlah customer, meningkatkan pendapatan melalui produk dan layanan yang sudah ada maupun produk dan layanan baru.
President Director Microsoft Indonesia Harsizmee sendiri mengatakan Indonesia sudah berada dalam fast track transformasi digital yang benar dan hal itu akan mempercepat pertumbuhan perusahaan lebih jauh. Dalam empat tahun ke depandi prediksi sekitar 40 persen PDB Indonesia berasal dari produk dan layanan digital. (lin)