Pemerintah China menahan perpanjangan surat izin meliput untuk dua jurnalis Amerika Serikat (AS) yang bekerja untuk media asal AS. Ini dilakukan mengingat AS juga belum memperbarui izin kerja beberapa wartawan China di Negeri Paman Sam.
semarak.co– Walau demikian, kata sejumlah sumber yang dikutip Reuters, Rabu (9/9/2020), para wartawan China itu masih dibolehkan tinggal di AS selama masa tenggang 90 hari. Atau akan berakhir awal November 2020.
Sementara itu, wartawan Wall Street Journal berkebangsaan Inggris Jeremy Page dan wartawan CNN asal AS David Culver menerima surat yang menyatakan mereka masih boleh bekerja di China. Meskipun masa berlaku surat izin mereka telah kadaluwarsa, demikian dilaporkan dua media asal AS itu.
Culver mendapatkan informasi dari Pemerintah China bahwa kebijakan tersebut tidak terkait produk beritanya, tulis CNN, melainkan disebabkan kebijakan balasan terhadap perlakuan pemerintahan Presiden AS Donald Trump terhadap wartawan China.
Wall Street Journal memberitakan otoritas China mengirim sinyal bahwa pembaruan izin meliput bagi wartawan AS bergantung pada perlakuan yang diterima jurnalis China di AS.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying lewat unggahannya di Twitter menyampaikan, “kami akan senang melanjutkan kerja sama baik kami dengan wartawan AS jika wartawan China diperlakukan dengan adil saat bertugas di Amerika Serikat.”
Cuitan pada Senin (7/9/2020) itu melanjutkan,” Pengajuan perpanjangan visa wartawan #CNN dan jurnalis asal AS lainnya masih diproses, selama proses itu berlangsung, mereka dapat tinggal dan bekerja di China.”
Visa kerja untuk wartawan asing di China juga memuat surat izin meliput. Wartawan yang terdampak kebijakan baru itu dapat mengajukan perpanjangan visa lewat surat, tetapi visa baru itu hanya akan berlaku selama dua bulan. Umumnya, visa kerja berlaku sampai satu tahun, demikian dilaporkan CNN dan Wall Street Journal.
Juru bicara CNN membenarkan salah satu wartawannya yang bertugas di Beijing, China, belum lama ini menerima visa kerja yang berlaku selama dua bulan. “Walaupun demikian, keberadaan kami langsung di lapangan di China tidak akan berubah, dan kami akan tetap bekerja bersama otoritas setempat untuk memastikan tujuan itu terwujud.”
Sementara itu, juru bicara perusahaan induk yang menaungi Wall Street Journal, Dow Jones, belum menanggapi pertanyaan terkait masalah tersebut. Beijing dan Washington, yang hubungannya kian buruk, kerap melakukan aksi saling balas dan satu di antaranya berdampak pada jurnalis.
Amerika Serikat pada Maret memangkas jumlah wartawan China yang diperbolehkan meliput di kantor pemerintah, dari 160 jadi 100 orang. China pun membalas dengan mengusir belasan wartawan yang bekerja untuk beberapa media AS, antara lain New York Times, Wall Street Journal, dan Washington Post. (net/smr)