Presiden Uzbekistan dan Menteri Luar Negeri China mengadakan pembicaraan mengenai isu-isu terkait Afghanistan. Menurut pernyataan yang dirilis oleh kantor Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev, kedua belah pihak menekankan perlunya “dialog politik yang erat” dan kerja sama yang berkelanjutan.
Semarak.co – Antara lain, melalui “kerangka kerja multilateral” dengan Afghanistan. Analis politik Zalmai Afghanyar menyebut, “Fakta bahwa Presiden Uzbekistan dan Menlu China membahas keterlibatan Afghanistan dengan dunia berakar pada realitas nyata.”
Menurut pernyataan kantor presiden Uzbekistan tersebut, mereka juga memberikan perhatian khusus kepada koordinasi terkait masalah keamanan, sosial, dan ekonomi Afghanistan, seperti dilansir Arrahmah.id dari Tolo News (22/11/2025).
Pernyataan kantor presiden Uzbekistan tersebut memberikan catatan, antara lain: “Perhatian khusus diberikan kepada koordinasi terkait isu-isu pemulihan sosial-ekonomi dan keamanan negara Afghanistan.”
“Perlunya melanjutkan dialog politik yang erat dan kerja sama dalam format multilateral disoroti, bersama dukungan terhadap kemitraan antaruniversitas, proyek-proyek penanggulangan kemiskinan, pengembangan pariwisata, dan bidang-bidang lainnya.”
Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev sebelumnya telah menulis bahwa negara Afghanistan tidak berada di pinggiran, tetapi menurutnya merupakan bagian integral dan tak terpisahkan dari kawasan negara tersebut.
Analis politik Samiullah Ahmadzai mengatakan, “Negara-negara ini berinteraksi dengan Imarah Islam berdasarkan kepentingan mereka sendiri. China adalah salah satu negara yang memiliki hubungan luas dengan Imarah Islam, tetapi belum mengakuinya secara resmi.”
Uzbekistan dan China termasuk di antara negara-negara yang melanjutkan hubungan dengan Kabul setelah Imarah Islam kembali berkuasa. Saat ini terdapat dubes Imarah Islam Afghanistan yang ditempatkan di kedua negara, namun pemerintahan itu tetap tidak diakui oleh mereka. (net/aid/tn/kim/smr)
