Catatan Nakal tentang Khilafah yang Menakutkan Dunia

Khilafah adalah prinsi leadership tertinggi. Foto: internet

Oleh Imam Shamsi Ali *

semarak.co-Di dunia Barat dan AS khususnya, kata khilafah menjadi kata yang sangat menakutkan. Saat kita berada dalam suasana yang emosional dan cenderung membawa segalanya ke garis ekstrem, mungkin masanya untuk kita belajar kembali memahami segala sesuatu dengan akal sehat dan mata imbang.

Bacaan Lainnya

Memang, di saat fanatisme meninggi karena ragam faktor, termasuk faktor politik, akal cenderung dikecilkan bahkan dikucilkan. Akibatnya pengelihatan menjadi sempit, bahkan kabur melihat titik-titik cahaya (kebenaran).

Masih terngiang di benak saya sekitar sembilan tahun lalu (2010), ketika itu di Amerika isu syariah menjadi sebuah kata yang sangat menakutkan. Para petinggi politik, khususnya kalangan Republikan menjadi pahlawan anti-syariah yang getol.

Salah satunya adalah Newt Gingrich, mantan speaker of the house (Kepala DPR Amerika). Lucunya justru speaker Gingrichlah yang pertama kali memberikan izin kepada pegawai Muslim di Kongress Amerika untuk melaksanakan Jumatan di gedung Capitoll Hill. Jumatan adalah bagian terpenting dari syariah.

Beban kepada warga Muslim Amerika cukup berat dengan politisasi syariah ini. Mungkin salah satu contoh terdekatnya adalah ketika komunitas Muslim berupaya mendirikan masjid dekat Ground Zero. Masjid ini mereka kampanyekan sebagai simbol kemenangan komunitas Muslim sekaligus markas penegasan syariah.

Akibatnya masyarakat Amerika bangkit dan melakukan resistensi terhadap rencana pendirian masjid tersebut. Di New York misalnya, 70 persen penduduk kota dunia itu menentangnya.

Saya menilai penyebab sebagian warga Amerika menentang dan takut dengan syariah ini karena mereka memahaminya berdasarkan pemahaman dan defenisi kaum radikal. Karenanya mereka selalu memberikan contoh dengan contoh-contoh kasus. Salah satunya contoh kasus pendepakan syariah di Afghanistan oleh kelompok Taliban.

Alhamdulillah, sejak beberapa tahun ini kata syariah tidak lagi menjadi isu yang ditakutkan. Sebaliknya di mana-mana praktik syariah tumbuh menjamur. Dari restoran halal, tokoh makanan halal, hingga ke islamic mortgage dan finance (keuangan dan perbankan) digandrungi. Bahkan di saat terjadi keambrukan perbankan di Eropa sistem keuangan halal tetap booming (tumbuh).

Isu khilafah

Selain isu syariah, di dunia Barat dan Amerika khususnya, kata khilafah juga menjadi kata yang sangat menakutkan. Kata ini bahkan menjadi sebuah kata yang identik dengan kejahatan yang menakutkan. Dunia seolah diingatkan bahaya laten yang dianggap ancaman global (global threat).

Saya menghindari membahas masalah ini secara ilmiah. Bahasan ilmiah seringkali menambah kekisruhan intelektualitas dan kebingungan publik. Karenanya saya hanya ingin membuat catatan yang saya sebut catatan nakal.

Mengapa catatan nakal? Karena catatan saya ini boleh jadi ditolak oleh dua pihak. Baik yang mengusung konsep khilafah, dan juga yang menolak konsep khilafah. Saya memulai dengan apa yang pernah disampaikan Profesor Din Syamsuddin bahwa kata khilafah sesungguhnya tidak pernah disebutkan secara langsung dalam teks-teks keagamaan. Yang ada adalah kata khalifah yang berarti pelaku khilafah.

Namun penyebutan kata khalifah dalam Alquran, konteksnya bukan pada substansi khilafah yang difahami secara luas oleh banyak kalangan saat ini. Tetapi sekadar penamaan dari makhluk yang kemudian dikenal sebagai manusia (baca al-Baqarah ayat 30).

Lalu dari mana dan apa makna khilafah? Saya juga tidak bermaksud membahas panjang dan detail mengenai hal ini. Toh sekali lagi tulisan ini bukan tulisan ilmiah, melainkan sebuah catatan bahkan catatan nakal.

Khilafah adalah sebuah pengistilahan untuk sebuah sistem pemerintahan. Saya tidak melihatnya banyak berbeda dari sistem-sistem yang lain. Bedanya ada pada filosofi dan tafsiran filosofi itu sendiri.

*) penulis adalah Imam di kota New York, Amerika Serikat, dan Presiden Nusantara Foundation

 

sumber: t.me/AnginNusantaraOfficial/507 di WAGroup Junalis Kemenag

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *